Agustus dan Tentang Merelakan

 Agustus dan Tentang Merelakan

Sebelumnya aku pernah diajak terbang terlalu tinggi.
Berangan terlalu dalam, sampai akhirnya sulit untuk melupakan.
Perlahan, Kata kita tadi pudar.
Tidak ada kamu, aku, bahkan saya.
Semuanya hilang, secepat itu.

Kita baru separuh jalan, belum genap semua.
Tapi ragamu sudah harus pulang ke tuannya.
Kau tahu, sejauh ini aku paling sulit perihal melupakan.
Kenanganmu banyak, aku gak sanggup pergi dari sana.
Walaupun ragamu pergi, bolehkan aku masih meluk bayanganmu?

Pundaknya pernah hangat.
Usapan kecil dirambutku itu selalu menjadikan aku tenang.
Aku boleh ga pinjam tanganmu?
Sekali lagi.
Sebelum semuanya selesai.
Menepi, hilang, pudar.
Dan semua kata tentang merelakan.

Aku bingung harus menaruh rindu di sisi mana lagi.
Waktu sudah mengambil haknya.
Sekarang, kita selesai.
Kamu, dengan duniamu.
Aku, akan terus melangkah di atas mimpiku.

Hati-hati di jalan.
Jangan lupa sarapan.
Kehilangan butuh tenaga lebih untuk pulih.
Juli sudah mengambil semuanya.
Lalu agustus, aku dipaksa untuk melupa.
Sejahat itu ya.
Selamat bertumbuh.
Untuk seseorang yang pernah menemaniku tumbuh bersama.

Kalau nanti ada apa-apa.
Aku masih di posisi yang sama kok.
Aku masih jalan di tempat.
Terimakasih sudah mengajarkan arti dewasa.
Untuk tidak egois.
Untuk selalu mengalah.
Untuk rela terluka demi kamu bahagia.

Di ceritaku, kamu berhasil menjadi karakter favorit.
Dengan senaturalnya kamu.
Dengan tingkahmu yang selalu menjadi alasanku tersenyum.
Dulu pagi kita tentang duduk berdua.
Sekarang malam kita tentang duduk sendiri.
Selucu itu dunia ciptakan kamu.
Sepedih itu semesta mengambil kamu.

Tenang, aku gak akan benar-benar pergi.
Walaupun agustus kali ini isinya hanya tentang merelakan.
Seseorang sudah harus pulang.
Seseorang tadi perannya sudah selesai.
Terimakasih ya waktunya.
Kamu baik, kamu lucu.
Kamu akan bahagia tanpa aku.
Udah ya jalan kita beda.

Kamu sudah sampai di tujuan.
Dan aku masih akan terus berpetualang, sendirian.
Sampai pada akhirnya.
Akan ada seseorang yang menggantikan peranmu.
Kamu pemeran terhebat di ceritaku.

Berawal manis dan diakhiri dengan begitu manis.
Terimakasih manusia baik.
Selamat datang dihari baikmu bulan ini.
Dan selamat bertumbuh.

Khoirul Trian, Kalianda 02-08-2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang

izinkan aku bahagia Karya Pengagum