Postingan

Menampilkan postingan dengan label REY

KENANGAN YANG TAK TERLIHAT ( REY )

 *KENANGAN YANG TAK TERLIHAT* Aku: "Saat aku menatap langit malam ini, teringat padamu, pada wajah yang dulu pernah aku sebut rumah. Kini hanya bayangan yang menyapa di antara bintang-bintang. Apa kau tahu, betapa sunyinya hidup tanpa kehadiranmu?" Dia: "Tidak, aku tidak tahu. Karena aku pergi dengan membawa seribu cerita yang tak sempat kita bagi. Tapi, aku rasa... aku sudah tahu bagaimana sepi itu berwajah. Seperti angin yang datang tanpa suara, seperti hujan yang turun tanpa jejak." Aku: "Apakah itu yang kau rasakan? Seperti rindu yang tak pernah bisa sampai, yang hanya mengalir tanpa arah? Aku merasa seperti berjalan di padang kosong, tanpa jejak, tanpa harapan untuk kembali." Dia: "Rindu adalah luka yang tak terlihat, yang hanya bisa dirasakan. Aku juga merasakannya. Tapi, kita tahu, bukan? Bahwa ada waktu untuk bertemu dan ada waktu untuk berpisah. Mungkin ini saatnya. Saat kita harus belajar melepaskan." Aku: "Melepaskan... kata itu t...

Merah Putih Abadi*( Rey )

 Merah Putih Abadi Di tanah yang berlimpah cinta dan harapan, Di ujung timur hingga barat yang terhampar, Kita berdiri tegak, dengan jiwa yang tak gentar, Menatap masa depan, menyongsong fajar yang cerah. Dari Sabang, angin bertiup membawa harapan, Hingga Merauke, matahari terbit menguatkan tekad, Pulau-pulau kecil yang menari di samudera, Menjadi saksi, betapa kuatnya persatuan kita. Bhinneka Tunggal Ika, semboyan yang abadi, Menyatukan segala perbedaan dalam harmoni, Suku, agama, bahasa, dan budaya, Semua bersatu dalam satu jiwa, satu bangsa. Tanah yang subur, laut yang membentang luas, Gunung yang menjulang, dan hutan yang lebat, Semua ini adalah hadiah dari alam, Namun kita adalah penjaganya, dengan hati yang penuh semangat. Maka, mari kita angkat kepala dengan bangga, Merah Putih berkibar di dada, tak tergoyahkan, Karena di balik setiap helai benang bendera, Ada darah, ada pengorbanan yang tiada henti. Di setiap langkah, ada sejarah yang tertulis, Tangan-tangan yang dulu berju...

Rindu yang Tak Berwajah*( Rey )

 *Rindu yang Tak Berwajah* Malam merayap perlahan, membawa senyap yang melingkari tubuhku. Di antara desir angin yang menggoyang tirai, aku mendengar detak jantungku sendiri, seperti jarum jam tua yang terus berputar, mengukur waktu yang tak pernah kembali. Rindu. Kata itu berbisik di sudut pikiranku, seperti bayang-bayang yang tak pernah pudar. Tapi rindu ini tak memiliki wajah. Ia datang seperti embun di pagi hari, dingin dan rapuh, mengendap di sela napasku tanpa bisa kugenggam. Aku teringat pada suara-suara yang dulu akrab. Tawa yang pernah memenuhi ruang, bercampur dengan cerita-cerita kecil yang kini hanya tinggal serpihan memori. Kemana semua itu pergi? Aku mencarinya di balik bintang, di sela angin malam, di dalam bayanganku sendiri. Namun semua tetap sunyi. "Apa kau masih di sana?" tanyaku kepada malam. Tapi malam tak menjawab. Ia hanya diam, seperti lautan gelap yang menelan semua suara. Di dalam dadaku, ada kekosongan yang menggema, seperti ruangan besar yang tak p...

Di Persimpangan Nafas dan Dada ( REY)

 *Di Persimpangan Nafas dan Dada* Kau hadir seperti bayang bulan, mengintip dari sela tirai malam. Bisik angin membawa wangi tubuhmu, seperti bunga yang tak pernah layu. Aku berdiri di ujung hening, menanti aliran waktu mempertemukan kita. Langkahmu, musik yang tak terdengar, mendekat, membawa rindu yang menghangatkan. Kau bukan hanya tubuh, kau adalah puisi yang hidup, dengan setiap lekuknya berbicara tentang rahasia. Aku mengulurkan tangan, dan menemukan kulitmu seperti fajar, hangat, basah oleh embun, namun membakar jemariku yang haus. Kita tak butuh kata-kata malam ini, karena mata kita berbicara, lebih dalam dari suara yang bisa kita eja. Setiap sentuhan adalah janji, setiap hela nafas adalah bait. Bibir kita bertemu, bukan dalam tergesa, melainkan dalam keabadian rasa. Seperti dua sungai yang akhirnya bertemu, mencipta samudra kecil di tengah dada. Kau menggambar peta di tubuhku, dan aku menjadi tanah liat di tanganmu. Garis-garis yang kau ukir membekas, seperti cerita yang t...

Rindu di Balik Senja

 Rindu di Balik Senja Di bawah langit yang muram, aku menunggumu dalam hening yang panjang, senja memerah, seperti pipimu saat kutatap dalam-dalam, tanpa kata. Kau, yang berlari di dalam pikiranku, meninggalkan jejak-jejak samar, seperti bayangan di antara kabut pagi. Bisakah kau berhenti, meski sejenak saja, dan biarkan aku menyentuhmu dalam sunyi? Dedaunan berguguran, satu-satu, mengiringi rasa yang tak pernah pupus. Aku mencintaimu seperti laut mencintai pasir, tak pernah ingin pergi, meski badai menghalau. Dalam setiap bisik angin, ada namamu yang kuucap tanpa suara. Rinduku adalah rindu yang tak berujung, seperti sungai yang tak lelah mencari lautnya. Kau adalah cahaya kecil di antara kegelapan, seberkas nyala yang membuatku tetap hidup. Setiap pagi, aku memimpikan senyummu, dan setiap malam, aku mencumbui bayanganmu. Jika takdir adalah jarak, biarkan aku menjembatani dengan doa, menganyam harapan dalam tiap hela napas, hingga akhirnya kita bertemu di simpang waktu. Dan jika w...

Mantra Bayang Penghuni Malam ( REY)

 Mantra Bayang Penghuni Malam Hening bisu kala gelap berbisik, Dalam kabut malam yang pekat menikam, Dengarkan suara, renungkan langkah, Ku panggil bayang dari alam gelap. Bayang hitam, penjaga gaib, Dengan angin, aku bertaut, Dengan tanah, aku bertapak, Dengan api, aku bersumpah. Dengarlah aku, wahai penghuni malam, Kuatkan batas antara dunia dan waktu, Saksikan darahku, sakralku suci, Kuasamu hadir di titian sunyi. Kunci terkunci, tak terbuka, Rahasia tertulis di batu purba, Namaku serapah dalam lidah gaib, Melilit takdir, menyingkap nasib. Dengan air ku panggil deras arus, Dengan bayang ku panggil pengikut, Hadirkan pelindung, usir penjajah, Bayangan gaib, jagai langkah. Ombak malam, detik berhenti, Semesta tunduk, kuasa merestui, Ku rapal mantra dalam gelap sakral, Hingga cahaya datang mengakhiri ajal. Rey 7-12-2024

Kepada Pemilik Senyuman ( REY )

 Kepada Pemilik Senyuman Aku temukan duniamu di matamu, laut biru yang tenang, tempat segala kerinduan tenggelam. Ada sesuatu dalam caramu melihat, seperti mentari pagi menyapu kabut, menyadarkanku dari kesunyian yang lama. Senyummu adalah puisi, bait-baitnya menari di anganku, setiap kata membangun jembatan, antara jiwaku dan jiwamu. Kau adalah nada dalam irama hidupku, yang tak pernah sumbang, yang selalu indah. Aku tak meminta banyak, hanya ruang kecil di hatimu, tempat aku menanam mimpi, dan menyiramnya dengan harap. Aku tak ingin menjadi segalanya, cukup menjadi seseorang, yang kau ingat di sela tawamu. Bersamamu, aku paham arti waktu. Setiap detik jadi berarti, setiap momen jadi cerita. Kita berjalan di jalan tak berujung, bersisian, mengukir jejak yang hanya kita mengerti. Jika dunia ini gelap, kau adalah cahayanya. Jika dunia ini sunyi, kau adalah lagunya. Dan jika dunia ini berakhir, aku akan tetap mencintaimu, di balik batas yang tak terbayangkan. Malam ini, di bawah lang...

Di Bawah Langit yang Sama Rey

 Di Bawah Langit yang Sama Di bawah langit yang sama, aku menulis namamu dengan embun pagi, pada dedaunan yang merindu matahari, di sela napas bumi yang menyimpan rahasia. Kau adalah kisah yang tak pernah usai, seperti senja yang tak pernah kehilangan warna. Aku melihatmu dalam setiap bayangan, di antara celah-celah cahaya mentari yang menembus tirai mimpi. Wajahmu adalah mantra, membuat malam lebih tenang, membuat pagi tak sabar datang. Seperti sungai yang setia menuju laut, cintaku mengalir tanpa henti, tak peduli badai yang melintas, atau gunung yang menjulang di hadapan. Kau adalah tujuan, tempat di mana hati ini menetap, tak pernah ragu, tak pernah lelah. Jika bulan bisa berbicara, ia akan menceritakan malam-malam panjang di mana aku memandang cahayanya, mencari bayanganmu yang tak tampak. Jika angin bisa berbisik, ia akan menyampaikan rindu ini, yang tak mampu diungkapkan kata. Aku ingin kau tahu, bahwa cinta ini seperti bintang, mungkin kecil, mungkin jauh, tapi selalu ada, ...