KENANGAN YANG TAK TERLIHAT ( REY )

 *KENANGAN YANG TAK TERLIHAT*


Aku:

"Saat aku menatap langit malam ini, teringat padamu, pada wajah yang dulu pernah aku sebut rumah. Kini hanya bayangan yang menyapa di antara bintang-bintang. Apa kau tahu, betapa sunyinya hidup tanpa kehadiranmu?"


Dia:

"Tidak, aku tidak tahu. Karena aku pergi dengan membawa seribu cerita yang tak sempat kita bagi. Tapi, aku rasa... aku sudah tahu bagaimana sepi itu berwajah. Seperti angin yang datang tanpa suara, seperti hujan yang turun tanpa jejak."


Aku:

"Apakah itu yang kau rasakan? Seperti rindu yang tak pernah bisa sampai, yang hanya mengalir tanpa arah? Aku merasa seperti berjalan di padang kosong, tanpa jejak, tanpa harapan untuk kembali."


Dia:

"Rindu adalah luka yang tak terlihat, yang hanya bisa dirasakan. Aku juga merasakannya. Tapi, kita tahu, bukan? Bahwa ada waktu untuk bertemu dan ada waktu untuk berpisah. Mungkin ini saatnya. Saat kita harus belajar melepaskan."


Aku:

"Melepaskan... kata itu terasa begitu asing, seperti membiarkan angin membawa segala yang kita cintai. Apa kau yakin, bahwa ini yang harus kita lakukan? Karena hatiku masih berharap, masih percaya bahwa ada cara untuk kembali."


Dia:

"Aku tahu, dan aku juga merasakannya. Tapi, kadang-kadang, cinta bukan tentang memiliki. Kadang cinta adalah tentang memberi ruang, tentang memberikan kebebasan meski rasa itu tetap ada. Ada cinta yang tak bisa kita pegang, tapi tetap bisa kita ingat."


Aku:

"Dan di setiap kenangan, aku akan selalu mencarimu. Dalam setiap detak jantung, ada namamu yang terus ku sebut, dalam doa-doaku, ada harapan agar kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti."


Dia:

"Jika itu yang membuatmu damai, aku tidak akan menghalanginya. Karena aku juga akan selalu ada dalam setiap angin yang berbisik, dalam setiap hujan yang turun, dalam setiap bintang yang berkelip di malam hari. Aku akan ada di sana, dalam kenangan yang abadi."


Aku:

"Namun, bagaimana jika kenangan itu mulai memudar? Bagaimana jika waktu menghapus segalanya? Apakah aku masih bisa merasakanmu, meski jarak tak lagi membiarkan kita bertemu?"


Dia:

"Waktu memang akan berlalu, dan kenangan bisa memudar. Tapi, ada sesuatu yang lebih kuat dari itu: cinta yang pernah ada. Cinta yang tak pernah hilang, hanya bertransformasi menjadi bagian dari diri kita yang tak terlihat. Kau akan merasakannya, meski aku tak lagi di sini."


Aku:

"Jadi, meski kau tak lagi di sisi, kau tetap ada dalam setiap bagian diriku. Dan meski aku merasa sepi, aku tahu... kamu akan tetap menjadi bagian dari perjalanan ini. Aku akan terus hidup, meski dunia ini terasa lebih sepi tanpa kehadiranmu."


Dia:

"Itulah yang harus kau lakukan. Jangan biarkan kesedihan menguasai. Karena aku, seperti angin yang tak terlihat, akan selalu ada di sekitar, memberi kekuatan yang tak pernah kau bayangkan."


Aku:

"Tapi, bagaimana aku bisa melupakanmu? Setiap sudut ruang mengingatkanku padamu. Bahkan detak jantung ini tidak bisa berhenti memanggil namamu, meski aku tahu... kau tak akan pernah kembali."


Dia:

"Jangan coba melupakan, karena kenangan bukan untuk dilupakan. Mereka adalah bagian dari perjalananmu yang tak bisa hilang begitu saja. Apa yang kita lalui bersama akan selalu ada dalam dirimu. Tidak ada yang benar-benar hilang, hanya berubah bentuk."


Aku:

"Benarkah? Tapi kenapa setiap malam terasa semakin sunyi? Kenapa setiap pagi tak lagi punya warna? Rasanya aku berjalan tanpa tujuan, mencari sesuatu yang hilang, yang tak bisa kuraih lagi."


Dia:

"Karena kamu belum sepenuhnya merelakan, kamu masih memegang erat apa yang sudah pergi. Cobalah untuk melepaskan, maka kamu akan menemukan kedamaian dalam kehilangan itu. Cinta tidak pernah pergi; dia hanya berubah menjadi kenangan yang menguatkan."


Aku:

"Relakan? Itu kata yang sulit aku terima. Bagaimana bisa aku melepaskan sesuatu yang pernah memberi hidupku makna, yang pernah menjadi alasanku untuk bangun setiap pagi? Aku ingin percaya pada janji-janji yang dulu kita buat, pada harapan yang kita bangun bersama."


Dia:

"Janji dan harapan itu tetap ada, meski aku tidak ada di sini. Jangan biarkan mereka menjadi beban, biarkan mereka menjadi kekuatan. Karena cinta yang sejati tidak menuntut untuk dimiliki, dia hanya ingin kita bahagia, bahkan saat kita terpisah."


Aku:

"Aku ingin bahagia, aku ingin merasakan kedamaian. Tapi, setiap kali aku menutup mata, aku hanya melihat bayanganmu, dan rasanya... semua terasa hampa tanpa dirimu."


Dia:

"Kau akan menemukan kedamaian itu dalam dirimu sendiri. Cinta yang aku berikan tidak akan pergi, dia tetap hidup dalam setiap langkahmu. Tak ada yang lebih indah selain melihatmu tumbuh, meski tanpa aku di sisi."


Aku:

"Jika kau benar-benar pergi, maka aku akan belajar untuk merelakan, untuk berdamai dengan kehilangan ini. Karena aku tahu, meski kau tidak terlihat, cinta itu tetap ada di sini, mengisi ruang kosong yang ada."


Dia:

"Dan aku akan selalu ada dalam setiap angin yang berhembus, dalam setiap senja yang turun perlahan. Cinta tidak pernah benar-benar pergi. Dia hanya berubah menjadi bagian dari jiwa kita yang tak terlihat."


Aku:

"Jadi, meski aku tak bisa lagi memelukmu, aku akan selalu merasa hadirmu di setiap hembusan angin, dalam setiap detik yang berlalu. Cinta kita tidak pernah berakhir, karena cinta sejati tidak mengenal batas waktu."


Dia:

"Begitu pun aku. Aku akan selalu ada, meski dalam bentuk yang tak terlihat. Kenangan kita adalah kebebasan yang kita berikan satu sama lain. Jangan takut, karena aku akan selalu berjalan bersamamu, meskipun jarak memisahkan."


Aku:

"Terima kasih, karena mengajarkan aku arti melepaskan. Aku akan terus berjalan, membawa kenangan ini, sampai akhirnya kita bertemu lagi, di tempat yang jauh dari kesedihan ini."


Rey

7-12-2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang