Pulih Karya Ajitaqwa
Suatu hari nanti binar mata ini akan redup.
Saat kau menanam bungamu disini dengan gugup.
Suatu hari nanti kaki ini akan berhenti melangkah.
Saat raga dan pikiranmu mulai bertingkah.
Suatu hari nanti kita akan dipertemukan pada sang jengah.
Saat kau berharap penuh pada singgah.
Suatu hari nanti cerita dan kisah kita akan musnah.
Saat semua rasa yang kita punya tertutupi oleh tanah.
Dan suatu hari nanti.
Aku bukan lagi menjadi apa yang kau nanti.
Karena malam ini, harapanku berlabuh di atas kertas.
Didampingi akal dan pikiranku yang kembali selaras.
Tanpa memperhatikan dunia yang nampak keras.
Sebab kembali padamu, hanya akan membuat cerita ini terlihat nahas.
Lihatlah.
Tanganku kembali pulih.
Setelah sekian lama, jemari kita tak berselisih.
Karena yang kutahu, genggaman ia yang lebih kaupilih.
Seandainya, tidak kaucabut bungamu dari tanah ini.
Akan kuceritakan sebuah kisah yang lebih kasih.
Dan akan kuperbaiki mainan kecilmu.
Yang dulu kerap patah oleh jarak dan waktu.
Di sini, mataku kembali menatap jejak kejelitaan.
Selepas bayangmu yang menghadirkan kebinasaan.
Dan menemukan sisa asa yang terbenam.
Pada tiap jeritan kalbu di sela hening yang malam.
-ajitaqwa-01/JUNI/2021
NOTE:
Dulu kita adalah sepasang merpati putih.
Yang dipaksa terbang sekalipun dihampiri rasa letih.
Dengan sayap dan nafas kita yang tertatih.
Kita berhasil mendarat pada luka yang begitu lirih.
Komentar
Posting Komentar