Realita, Luka dan Nestapa Karya Sang Pendengar


 

Pada malam yang merajai kegelapan, tersandar sebuah raga tanpa jiwa

Disertai otak yang tak mampu bekerja, dan hati yang terkoyak oleh nestapa

Tiada tempat untuk menaruh harap, bahkan orang-orang yang dicintainya pun tak lagi memperdulikannya


Kepada malam diriku bertanya, masih adakah asa untukku yang senantiasa terjebak dalam labirin kerinduan?

Sudah saatnya kubiarkan aksaraku membuncah, sebagai penawar luka meski dunia sering kali menolaknya

Aku akan tetap berusaha, sebab takkan ada hati yang mampu menyembuhkan luka yang menganga


Dan jikalau raga sudah mulai lelah menyembuhkan luka, maka bolehkah aku menyerah?

Aku hanya tak ingin terus terjerembab dalam jurang nestapa, karna bukan itu tujuan hidupku

Namun apalah dayaku, jika keadaan  begitu memaksaku untuk melakukanya?


Saat kemenyerahan telah menguasai ruang sadarku, dalam hati aku memekik, 

Bangkitlah!

Sebab masih begitu banyak rintangan yang menanti dan mesti kuhadapi

Perjalanan tidak harus terhenti sampai di sini, sebab aku berpikir, di luar sana masih kan ada satu orang, dua orang, atau bahkan beberapa orang yang tulus kepadaku, dan menantikan aku kembali sebagai diri sendiri


Namun, tatkala aku telah sembuh dari semua luka, kudapati mereka telah jauh nun di sana

Aku yang telah berusaha bangkit demi diri sendiri dan mereka, tiba-tiba kembali menjadi serasa sia-sia

Dalam realitanya aku masih saja seorang diri di sini, di gubuk derita ini


23 April 2021 

malang

Sang_Perindu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang

izinkan aku bahagia Karya Pengagum