PRAHARA TANAH PASUNDAN RADEN AYU & DAENG
RA
Assalamualaikum daeng,
DG
Waalaikumussalam Raden Ayu,
RA
Daeng, kedatanganku bukan semata ingin memecah kerinduan padamu
Aku ingin wartakan persoalan yang mungkin bisa merubah atau menjadi penentu arah masa depan kita
DG
Tentu saja bidadariku , Bicaralah, aku akan mendengarkannya.
Ayo, segeralah, aku sudah tak sabar mendengar warta yang akan membawa penyatuan kita dalam altar megah yang akan dikenang sepanjang sejarah,
Sebagai penyatuan adat istiadat, dua budaya, dan tentunya kedua nama kita.
RA
😪 Daeng, ini bukan jalan yang mempermudah penyatuan ikatan suci kita,
Bahkan aku sejak semalam merasakan kesakitan ini lebih pedih dari tikaman badikmu
DG
Apa yang engkau bicarakan Raden Ayu??
Adakah cerita yang lebih menyakitkan kala senyumanmu tak terlihat dalam sehari?
Kekasihku, angkat kepalamu, tatap mataku.
RA
Daeng, aku bersungguh-sungguh
DG
Apa maksudmu,?
Kenapa dengan matamu?
Apakah aku telah menyinggungmu?
Apakah ucapanku menyakitimu?
RA
Tidak daeng, bukan...!!!
Hanya saja... Aku.....
DG
Kenapa? Ada apa?
RA
Aku dijodohkan
Kau dengar kan daeng???
Aku dijodohkan,
Semalam ayahanda menyepakati perjodohan itu dengan seorang pangeran yang merupakan kerabat dekat dari ayahanda ditanah pasundan,
Mereka meyakini penyatuan itu akan semakin memperkokoh kekuatan tanah jawa
DG
A. A. Apa maksudmu?
Telah engkau tancapkan kerinduan pada sukmaku duhai Raden Ayu,
Aku tak mampu bernafas tanpa nafasmu
Sebab engkaulah jantung hatiku, darah dalam urat nadiku
Wahai raden ayu...!
Angkat titah sumpahku
Tidak berguna sifatku sebagai manusia,
Apabila kebahagiaanku dirampas begitu saja
Tidak pula berguna kelelakianku
Apabila kesucianmu dijamah oleh tangan kesatria lain
Atas nama tanah keramatku
Aku bersumpah akan merenggut nyawa siapapun dengan bilah badikku,
Atas nama tanah sakralku
Aku bersumpah tidak akan aku biarkan kepala siapapun menghalangi kerinduanku atas dirimu wahai Raden Ayu
Aku mencintaimu turut keyakinanku
Aku menghormatimu atas nama bangsaku
Akulah La Daeng, lelaki yang akan menjadikanmu Permaisuri
RA
Bagaimana mungkin engkau bisa melakukan itu daengku?
Bagaimana mungkin engkau bertitah sumpah diatas nama ayahandaku?
Laki-laki yang paling ku hormati di dunia ini
Sungguh mengerikan jika titah itu harus dibayar tunai dengan peperangan Daengku
Sungguh tak terbersit ketakutan dalam diriku,
Tubuhku ini bisa melewati jutaan tombak dan badik bahkan kobaran api,
Tapi mampukah jiwa kecilku ini melempar kotoran ke wajah ayahandaku atau melihat mayat-mayat bergelimang darah
Apalagi jika itu engkau atau ayah handaku
Kumohon daengku, perisai hatiku.
DG
Tidak Raden Ayu,.!!!
Engkau tidak perlu merisaukan itu...
Sebab akan aku tunjukan kepada ayahandamu seberapa dahsyat cintaku padamu,
Akan aku buktikan hanya aku yang mampu meninggikan harkat dan martabatmu sebagai kehormatan cintaku
Juga kehormatan ayahandamu beserta seluruh rakyat yang berada dibawah kuasanya.
RA
Benarkah demikian daeng,? duhai benteng mahkota kehormatanku
Jika benar adanya janjimu itu,
Maka aku terima titah sumpahmu,
Dan dengarkan pula sumpahku daeng..!!!
Matahari boleh berbalik terbit dari barat lalu tenggelam di ufuk timur, atau jika harus ku putus urat nadiku sendiri demi menjaga harkat suci ini atas namamu.
Tidak akan ku biarkan kehormatanku yang engkau jaga seperti gelas kristal ini pecah direnggut ksatria lain.
Ini sumpahku, dan akan ku benarkan bahwa engkaulah daengku yang akan mempersuntingku dan menjaga kehormatan namaku berikut nama ayahandaku diatas harkat tertinggimu.
DG
Ku benarkan pula sumpahmu atas namaku kekasihku,
dan apabila aku tak mampu merebut hati ayahandamu,
maka akan aku rampas tanah pasundan sebagai mahar pernikahan kita.
Sampaikan salam sembah sujudku pada ayahanda.
Aku akan datang menikahimu,
Meskipun beliau menghendaki agar aku mempersembahkan nyawaku
Raden Ayu kekasihku..
Akan aku ikat sumpahku dengan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (tidak daeng......apa yang kau lakukan) bersama kuncuran darah
RA
Daeng.....
Ku terima titahmu
Ku terima sumpahmu
Bias Asa & AnaRaka
Kepahyang LELAKI SAMPAH
2 Juli 2020
Komentar
Posting Komentar