Dan tentang April

Puisi | Bulan, Usah Lagi Berpias Wajah - Kompasiana.com

Seseorang pernah berkata,kelak kita akan hidup dengan dewasa nya masing² untuk saat ini,mungkin tidak apa² untuk sendiri.

Mencoba membuka lagi bagian tentang cara melepaskan dan merelakan. Seseorang tadi selalu berkata,jangan lupa kabari aku kalau sudah sampai lalu sekarang,justru dia tanpa kabar. Mungkin hilang,atau mungkin dia sudah sampai. April orang² merayakan mu dengan berbagai kehilangan nya masing²

Tolong beritahu ia BAB tahu diri. Pundakku masih kokoh untuk bersandar. Tapi tiba² ia kehilangan beban nya. Tangan ku masih hangat untuk di genggam,tiba² ia kehilangan pelukan nya.

Dari sisi mana aku harus merindu? Dari bagian mana lagi aku bisa bahagia?
Bukannya indah ketika dua anak manusia bisa saling memiliki. Lantas kenapa aku tidak pantas? Kisahku sama,masih ditulis dengan tinta hitam. Hanya saja kejatuhan air mata pada kalimat kepergian. April memang benar² membawa angin layu khas patah hati manusia. Tapi April baik,kehilangan lebih dini akan mengurangi luka yg berlebihan.

Mungkin artinya aku disuruh bangun lebih kuat. Karena saat ini buktinya bernyanyi sendirian bisa membuatku tenang,hanya butuh waktu untuk pulih. Hanya butuh ya udah gapapa. Untuk bisa kembali mengerti bahwa semuanya akan baik² saja. April kemarin memang sempat serius. Tapi mungkin aku salah orang. Tapi mungkin aku salah rasa.

Harusnya dengan dia tidak ada rasa yg dalam dan seharusnya bukan dengan dia orang nya. Baru kali ini aku menyayangkan sebuah pertemuan,kenapa harus bertemu kalau tidak bisa bersatu. Lantas apakah berteman dengan bayangan itu bisa membuat seseorang merasa nyaman dan kehilangan beban. Dan ternyata April sudah benar² pergi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang