DOA DAN AIR MATA

 Puisi: Doa' Halaman 1 - Kompasiana.com

Kembali tuhan melukiskan tintanya pada awan 
Membuat seisi langit menjadi kabut hitam
Hujan pun turun bersama suara petir yang teramat mengerikan 
Dengan keruh air bercampur sampah menggenangi hampir setiap rumah

Tentara air itu datang 
Tidak ada satu pun yang mampu menghentikannya
Bahkan gedung-gedung runtuh dan rata
Rumah mewah hayut bersama tangisan penuh luka
Semua habis tertelan bayu hingga tiada satu pun yang tersisa

Banjir itu kembali menyapa begitu dahsyatnya
Aku resapi jeritan mereka berlarian sembari menyerukan nama Tuhan
Seraknya suara mereka meminta pertolongan 
Untuk dapat perlindungan 
Namun hanya sia-sia yang mereka temukan

Tuhan...
Entah sampai kapan kami mampu bertahan dari segala cobaan
Setelah gunung memuntahkan laharnya 
Jalan-jalan retak terbelah dua
Bahkan besi terbang tenggelam di dalam samudera
Kini air pun turut melahap harta dan nyawa
Tiada yang mampu menghentikan kehendak-Mu
Meski sujud simpuh serta air mata terkuras habis tak tersisa

Indonesia ku kembali menangis melihat alam yang begitu bengis melenyapkan semuanya hingga habis
Anak-anak kehilangan ibunya
Bapak yang tak mampu memeluk anaknya
Saudara yang terpisah, terperncar dan tak bisa lagi berbagi kehangatan
Semua terjadi dalam satu detik
Keindahan berganti mimpi buruk yang tak bisa terlupakan


Kemana lagi aku harus bendung air mata dari tangisan negeri ini?
Kemana lagi harus ku bawa jeritan-jeritan pilu dari hati?
Kini kami hanya berserah kepada jalan yang engkau gariskan
Lirih lantunan doa dan hujan air mata
Aku meminta dengan kepasrahan di dada
Untuk bumi kembali tenang dan tak ada lagi korban jiwa

Tuhan...
Langit-Mu membentang di penjuru semesta 
Laut-Mu melintang di garis katulistiwa
Namun semua bungkam tanpa iba
Seakan menyimpan dendam yang tak kunjung sirna

Tuhan... 
Di bawah langit-Mu kembali teguran menyapa kami
Menyayat hati hingga ke penjuru negeri
Untukmu wahai saudara
Kini kau kembali menghadap sang Pencipta
Seiring doa yang aku langitkan
Untuk memudahkan jalanmu menuju keabadian
Hingga nanti kita di satukan kembali
Untuk kehidupan selanjutnya dan bersatu di dalam surga -Nya

Jakarta
3 februari 2021
Rajo Langit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang