LUKA CINTA

 Berpegangan Tangan Selepas Kahwin, Kukuh Hubungan Suami Isteri

Kau yg terendap dalam ingatan,

Memantulkan segala luka dan kerinduan.

Mengisap kering semua kebahagiaan, 

Dan hanya menyisakan kedukaan.


Tuan, tak bisa kah kau lihat sebentar 

Hati yg terluka dan nanar.

Membusuk karena luka cinta yg terus kau tusuk.

Tak kah kau dengar jeritan dan rintihanku.

Menangis terisak tersedu-sedu karena rasa sakit yg begitu pilu.


Madu yg kau suguhkan kau campur racun sedikit demi sedikit.

Hingga membuatku seperti tercekik.


Cukup Tuan, jangan hadir lagi.

Jika hadir mu hanya menciptakan bencana dalam hidupku yg seperti mayat ini

Tak payah kau kembali karena merasa kau masih dicintai.


Kau memang masih melekat dalam ingatan, tapi bukan sebagai kenangan melaikan kemalangan.


Hari demi hari,

Malam demi malam.

Hingga tahun berganti tahun.

Aku terjebak dalam kekalutan.

Mengapa?... Mengapa? Mengapa aku?

Mengapa harus aku?

Pertanyaan yg sama terus berulang dalam bisikan penuh elegi.


Kurang apa aku padamu?

Salah apa aku padamu?

Merasa diri yg paling salah hingga terus menanggung luka tanpa lelah.


Tuan…

Jangan datang lagi…

Aku sudah kau bunuh ribuan kali.

Berkali-kali mati..

Karena cinta yg kau bilang suci.


Aku sudah tak Sudi 

Mencintai atau dicintai oleh mu.

Biarkan aku tertimbun dalam tumpukan debu.

Membalut luka dalam Isak sendu.

Tak usah kau hadir

Tak perlu kau mampir…

Aku ingin sendiri dalam getir.


Tuan… wanita ini memilih mati di timbun bungkam dalam malam dari pada kembali pada cintamu yg kelam.



LUKA CINTA

KARYA - LALA 

JUM'AT 27 JANUARI 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang