PRAHARA RESTU
π§: Uma, Ananda hanturkan sujud ananda d tengah air matamu.
Bukan maksud hati anak mu ini membuat hati mu terluka apalagi bersedih…
ini perihal hati yang tiada kuasa ananda tepiskan.
π΅: Duhai merpati kecilku, ku kira engkau masihlah anak yang selalu merengek d pangkuanku.
Tapi ternyata kau adalah gagak yang mematuk setiap ulu hatiku…
prihal hati mana lagi yg engkau sebutkan?
Bukankah sudah aku katakan, bahwa cintamu itu hanyalah awal kehancuran…?
Mengapa tak kau dengarkan perkataanku…?
π§: Uma… cinta ini telah meracuni anakmu hingga lupa akan jalan pulang..
ananda mencintainya begitu besar…
π΅: Melebihi cintamu kepadaku?
π§: Tidak Uma..!
π΅:Lalu tidak bisakah kau lepas cinta mu… sungguh aku merasa terhina akibat cintamu padanya…
π§: Maafkan ananda… maafkan ananda Uma.. tiada kuasa hamba melepas nya..
hati ini akan hancur dan remuk jika terpisah dengannya. Dia adalah detak jantung ananda…
π΅: Jika begitu, untuk apalagi engkau datang menemui ku?
Tiada guna sembah sujud mu jika pada akhirnya kau memilih mengikuti kata hati mu itu..
Sebuta itukah cintamu padanya?
Tak kah kau lihat jurang pemisah antara kau dan dia?
Sadarlah anakku… buah hatiku… jangan kau turuti egomu selalu…
π§: Entah ini ego atau cinta.. ananda hanya bisa mengikuti jalan nasib dan takdir yang menuntun…
ananda sadar dia adalah pria yang berbeda keyakinan dengan ananda..
Dan…
π΅: Hanya itu?!
Dia bukan hanya berbeda keyakinan dengan mu, tapi dia juga sudah memiliki anak beserta seorang istri !!
Dimana…
Dimana…
Dimana kau letakkan mata hatimu?!
Tidakkah kau iba melihat istrinya yg juga sama-sama wanita seperti mu..?!
Janga selalu kau salahkan nasib atau takdir… kau lah yg memilih nasibmu sndri…
π§: Lalu harus kemana ananda larungkan cinta yg begitu besar ini? Dia bersedia menikahi ananda,
dan ananda pun bersedia menjadi istri keduanya? Prihal istri dan anaknya…
biarlah waktu yang akan mengungkapkan… Karena tidak ada cinta tanpa pengorbanan…
π΅: Lantas, bagaimana dengan keyakinan mu? Apa kau juga akan serahkan itu pada waktu?
π§: Uma, ada begitu banyak pasangan yg menikah dengan berbeda keyakinan d luar sana…
ananda yakin ananda bisa menjalankan kewajiban ananda sebagai seorang muslimah dan juga seorang istri..
jika ananda menunjukkan cinta tulus ananda kepadanya, insyallah dia akan memilih ananda dan keyakinan ananda…
π΅: Kenapa tak kau bunuh saja anak dan istrinya…..
π§: Apa maksud Uma… tidak…
π΅: Lalu kau bunuh juga aku… mungkin bagimu sekarang cintamulah yg paling berharga di dunia ini…
hingga kau lupa akan berapa banyak hati yg tersakiti…
π§: Tidak Uma… tidak… ananda k sini untuk meminta restumu bukan perkataan yang membuat ananda seperti anak yang tak tau balas Budi…
maafkan ananda Uma…
π΅: Tiada guna maafmu jika hatimu sudah menjadi batu.
Ibumu kau tinggalkan, keyakinan mu kau permainkan. Pernikahan kau anggap lelucon…
lantas restu apa lagi yg kau harap?
Pergilah… aku tak Sudi lagi menatap wajah anak yg tak lagi mau mndengar perkataan ku…
Anak ku sudah mati, tepat hari ini… bersamaan dengan ruh ku..
π§: Jangan berkata seperti itu Uma… kau membuat hati anakmu ini seperti di tikam ribuan belati…
jika bukan dari restumu.. lantas doa dari siapa lagi yang bisa ananda dapatkan?
π΅: Doa ku selalu menyertai mu… doa seorang ibu tiada pernah putus bagi anak-anaknya…
tapi seorang anak lah yg memutuskan doa ibunya demi kepuasan hati… pergilah…
jangan kau datangi makamku jika kelak aku mati.
Biarlah aku pergi seorang diri…
Ibumu ini sudah letih menahan sembilu yg tertanam d nadi…
Duhaaiiii batu belah batu betangkup…
Makanlah aku… telan lah aku….
Andai legenda itu masih ada…
Sudilah aku d telan batu daripada melihatmu menikah dan bersanding dengannya….
π§: Uma… mungkin hari ini Uma sedang emosi hingga mengeluarkan kata2 yang begitu menyesakkan dada anakmu ini…
ketahuilah Uma… cinta ananda kepada Uma melebihi luasnya semesta… hanya saja… untuk saat ini…
anakmu ini ingin mencari penghidupan baru demi kebahagiaan nya… besok ananda akan kembali lagi dan meminta restumu..
Semoga malam ini Uma mau sedikit memikirkan hati anakmu ini yang tengah mencari kebahagiaan nya…
π΅: Pergilah…
Usah kembali…
Besok yang kau temui hanyalah
Mayatku…
π§: Assalamualaikum…
π΅:………
Karya: Lala Shi
Sel,3 Januari 2022
Komentar
Posting Komentar