SEEGOIS INI KAH KITA
sebentar LG senja akan datang, dan akan menemani malam ku yg sepi, sekarang aku.,Aku adalah jejak pijak sang pagi.
Kau adalah embun yang beranjak pergi.
Terlalu banyak drama diantara kita.
Banyak dusta yang terpendam dalam dada.
Yang tak pernah terucap lewat kata-kata.
Mungkin sesekali keluar lewat diskusi canda.
Namun, tenggelam dan hilang tertelan reda.
Adakah dari kita yang pernah benar² sadar?
Bahwa tak ada lagi rasa sayang yang masih bersandar.
Pada hati dari masing-masing kita.
Atau kita telah faham ke arah mana sampan ini akan pergi.
Tapi kita menunggu ia tenggelam, lalu masing² dari kita berenang mencari tepi.
Kita memang tengah merakit pergi dalam hening.
Menenun pisah dalam resah tanpa ujung.
Pada setiap lantunan do'a² kita dalam dilema.
Yang ada hanya harapan penuh agar dipisahkan dalam waktu yang tak lagi lama.
Disinilah kita sekarang.
Di satu sampan, namun berjuang masing²,
Dekat namun terus berusaha menjadi asing.
Kau tengah berjuang merobek layar yang mengembang.
Aku pun tengah berusaha memahat sampan agar lekas berlubang.
Disinilah kita, di atas sampan retak dan berlayar sobek.
Menunggu gelombang menghempas agar kita tersentak.
Dengan harapan, akan tenggelam, lalu kita pura² berteriak agar tangan² lain datang menolong.
Lalu pada merekalah kau dan aku merangkai cerita. Bahwa setiap diri kitalah yang hatinya paling berduka cita.
Serta saling memaki dan menyalahkan keadaan yang mempertemukan.
Dan tak lupa selipkan diksi hasut, bahwa dibalas dengan khianat setiap tulus yang kita curahkan.
Aku ceritakan pada mereka kau adalah duri.
Sementara kau berkata bahwa aku adalah belati.
Dan pada akhir dari kisah ini, kita mati dalam keegoisan tak bertepi.
KARYA : DEWA AMOR(Lee).
Rabu 4 September 2021 Bengkulu
Komentar
Posting Komentar