SEPUCUK RINDU UNTUK MU
Daun berguguran memenuhi halaman rumah. Sudah tak nampak lagi berpenghuni. Warna-warni pada setiap dinding telah memudar. Sudah tak terdengar lagi tawa yang begitu riuh pada setiap ruang. Sebab, kau telah hilang sayang. Mengecup kematian.
Dalam sepi.
Lantunan melodi ku mainkan pada malam yang hening. Sebuah nada-nada elegi ku dengarkan.
Seketika tetes air mata berjatuhan.
Aku merindukanmu.
Sebuah tawa, sapaan tiap pagi, serta candaan yang menjadi topik pembicaraan kita pada tengah malam. Dan ungkapan manis yang menjadi penutup sebuah cerita, di kala kita sudah merasa lelah hingga kita terlelap, sebab kantuk yang sudah terasa berat.
Rumah yang ramah, tamah, penuh warna. hal yang masih indah saat kau masih tinggal.
Sungguh aku merindukanmu.
Pada saat kita bergandengan tangan berjalan menyusuri sebuah taman. Membeli sebuah manik-manik yang kau suka, serta menikmati indahnya jalanan kota. Begitu indah.
Kau tetap akan menjadi hal terindah.
Ingatan manis tentangmu terkenang sepanjang masa yang telah aku lalui. Kau sudah menetap dalam sebuah cerita dimana kamu adalah tokoh utamanya. Walau banyak hati lain yang menawari ku sembuh, memberi warna baru pada dunia ku, serta peluk yang menenangkan pelik.
Namun, tak ada yang sepertimu.
Kau sempurna dalam dunia ku
Akan terus seperti itu
Sampai, Tuhan menjemput ku.
"
-Lampion Merah
3.01.2023. {Bandung}
Komentar
Posting Komentar