DIALOG: KABAR DIRI by Am Lentera
DIALOG: KABAR DIRI
π§ : Hey..
π§ : Hay..
π§ : Bagaimana kabarmu sekarang?
π§ : Luar biasa baik..
π§ : Bukankah menyedihkan?
π§ : Apa?
π§ : Kamu berusaha memastikan semua orang yang ada di sekitarmu baik-baik saja, kecuali dirimu sendiri..
(Tarikan napas)
π§ : Aku sudah terbiasa..
Dan, bukankah hidup harus saling menemani?
π§ : Benar! Lalu bagaimana dengan kau yang sendiri?
π§ : Aku tak pernah sendirian, mereka selalu ada bersamaku..
π§ : Lalu mengapa kau menangis sendiri ketika malam tiba?
π§ : Kau tak mengerti
π§ : Kau menolak apa yang sebenarnya terjadi!
π§ : Sudah, jangan dibahas lagi.. sejauh ini aku menikmatinya.. mereka memperlakukanku dengan baik! Mereka pun memperhatikanku dengan sangat baik! Aku mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis.. dan seharusnya seperti itu kan? Kalau pun aku tiba-tiba menangis mungkin perasaanku saja yang sedang tidak baik..
Lalu kau sendiri, bagaimana?
π§ : Tidak pernah baik
π§ : Mengapa kau berkata seperti itu? Ku lihat hidup mu berkecukupan dengan segala yang orang lain inginkan terjadi juga dalam hidupnya..
π§ : Karena aku tidak ingin menjadi sepertimu..
π§ : Aku? Kenapa harus aku? dengar ya.. aku baik-baik saja... Sama sepertimu!
π§ : Ya, baik dan unggul menjadi penipu,-
π§ : Hey!
π§ : Aku benar bukan? Kau harus tau, aku yang selalu jujur pada keadaan saat ini saja Orang-orang di sekitarku tak pernah mau tau. Ingin rasanya aku sandungkan kaki di jalan, lalu kereta menabrak ku nahas.. tak apa, mungkin mereka akan sedih tiga atau 7 hari setelah Kematian ku.. setelahnya, mereka akan seperti biasanya dengan cepat.. aku berkali-kali di hancurkan orang-orang terdekat, berkali-kali di remukkan tanpa sebab, berkali-kali menjadi saksi ributnya ikatan ibu dan ayah.. berkali-kali gagal dalam pekerjaan, berkali-kali aku terluka di dada, apa mereka akan peduli? Tidak!
π§ : -
π§ : Kenapa diam? Katakan sesuatu..
π§ : (menangis) aku kesakitan..
π§ : Akhirnya kau jujur,
π§ : Aku kuat, tapi aku capek...
π§ : Tak mudah menjadi kamu..
π§ : (menangis) Aku hancur.... aku berusaha menyembunyikan semuanya... Dadaku sakit... Aku kesakitan.. Aku hancur... aku marah...pada mereka yang aku percaya tidak akan mengecewakan ku... Aku kecewa dengan ayah.. dadaku sakit... Tak ada apapun sekarang! Keadaan tidak pernah berpihak... Aku kehilangan inti keluarga... Aku kehilangan segalanya dalam rumah.. aku kehilangan ibu... Aku kehilangan kenangannya..aku kehilangan aku.. aku kehilangan cinta yang lama... aku kehilangan harapan ku sendiri... Aku mendengarkan mereka bercerita.. aku mendengar mereka menangis, aku mendengarkan amarah mereka, aku mendengarkan rahasia kelam mereka, aku mendengar.. aku mendengar seluruhnya... aku ada... Aku menyelamatkan mereka dari sedihnya.. dan kau benar! Aku berusaha memastikan semua orang yang ada di sekitarku baik-baik saja, kecuali diriku sendiri! (Tangis pecah)
π§ : Bendunganmu yang lama retak akhirnya pecah.. tak apa.. kau berhak marah.. kau berhak menangis.. kau berhak mendapatkan pendengar..
π§ : (menangis) Aku capek menggunakan topeng ini... Ini tidak berguna.. aku melupakan aku demi mereka..
π§ : Selama bertahun-tahun kau bertahan untuk tidak mati dalam kesesakan, demi manusia-manusia di luar sana yang belum tentu melihat lukamu yang berdarah ..
π§ : Banyak orang jahat ya..
π§ : Mereka tidak jahat.
π§ : Lalu apa?
π§ : Mereka hanya tidak mengerti kita..
π§+π§ : Mereka seperti kita, Juga punya banyak masalah..
Am Lentera
Pekanbaru, 13 November 2023
INFO : Naskah ini bisa dibacakan sesama wanita, sesama lelaki atau bersama lawan jenis.
Komentar
Posting Komentar