AKU PAMIT Penghujung cerita-
I miss u, i'm sorry
Hai... Sedang apa?
Rasanya sudah lama sekali kita tak saling sapa.
Entah, kapan terakhir kali itu.
Apa kabarmu sekarang?
Melihat keadaan kita yang sudah seasing ini.
Sepertinya ada banyak hal yang sudah kita lewatkan.
Berjalan, di atas pilihan masing-masing.
Maaf, aku masih belum bisa lupa.
Tentang kamu, tentang kita, tentang semuanya.
Bagaimana caramu tersenyum, bagaimana caramu tertawa.
Bagaimana dirimu menjadi sosok yang begitu indah saat kita masih bersama.
Percayalah, ini tidak pernah mudah.
Terkadang tiba-tiba saja aku memikirkanmu tanpa kutahu sebabnya.
Melintas begitu saja di kepala.
Sampai akhirnya aku sadar.
"Ah"... Mungkin ini yang di namakan merindukan seseorang.
Aku hanya sedikit penasaran.
Apa kau juga merasakan perasaan yang sama ?
Apa kau pernah memikirkanku bahkan jika itu hanya satu kali setelah kita berpisah ?
Apa kau pernah merindukanku sebanyak aku merindukanmu seperti saat ini ?
Ku yakin kau takkan tahu rasanya.
Bagaimana sakitnya merindukan seseorang.
Namun tak bisa melakukan apapun.
Bagaimana perihnya mencintai seseorang.
Yang kita tahu bahwa orang itu tidak akan kembali lagi.
Tapi apa semua ini benar ?
Apa kita benar-benar sudah selesai ?
Karena aku ingin meyakinkanmu sekali lagi.
Kurasa kita berpisah dengan alasan yang sederhana.
Kau tak ingin mengalah. Pun aku keras kepala.
Kita berdua sama-sama tak mengerti apa yang seharusnya dilakukan.
Lalu apa semua ini benar ?
Benarkah kita harus menyerah dengan hubungan ini ?
Tidakkah kau berfikir bahwa ini bisa di perbaiki sekali lagi ?
Inikah jalan akhirnya ?
Namun jika ini semua adalah untuk kebaikanmu.
Jika apa-apa yang terjadi hingga saat ini adalah untuk bahagiamu.
Kurasa aku tak punya banyak pilihan. Selain melepasmu pergi.
Membiarkanmu memilih jalan manapun yang ingin kau ambil.
Aku akan berusaha berlapang dada.
Karena ku yakin sudah seharusnya penantian ini berakhir.
Sudah seharusnya aku berhenti menunggu seseorang yang takkan pernah datang.
Sudah seharusnya aku berhenti menunggu seseorang yang tak ingin di tunggu.
Maaf, ini benar-benar di luar kendaliku.
Kini yang tersisa hanyalah kenangan dan harapan.
Barangkali setelah perdebatan panjang ini.
Kita sama-sama tidak menyesali apapun.
Maaf ketika bersamaku.
Cinta lebih terasa begitu menyakitkan.
Maaf jika perasaan-perasaan yang kau punya.
Harus berakhir lebih dulu sebelum mampu kuperjuangkan.
Pada akhirnya inilah aku dengan segala kekuranganku.
Jika ada masa dimana kau menemukanku tidak lagi mencarimu.
Tidak lagi melihat storymu.
Tidak lagi mengirim pesan padamu.
Maka yakinlah bahwa aku pernah melewati hari yang begitu berat jauh sebelum itu.
Yakinlah bahwa aku pernah berusaha mati-matian hanya untuk melepasmu.
Dan mungkin rasa tidak peduliku yang sekarang.
Rasa acuh tak acuhku yang kini kupunya.
Adalah satu-satunya jalan.
Untuk membuatmu mengerti.
Bahwa aku masih begitu menyayangimu.
Meskipun aku tidak bisa lagi menunjukkannya.
Yaa... Aku hanya berhenti menunjukkannya.
Maka berbahagialah untukku.
Temukanlah kebahagiaan yang ingin kau cari.
Semoga kita tidak harus berakhir dengan saling membenci.
Aku ingin kita tetap baik-baik saja.
Meskipun itu hampir tidak mungkin untuk dilakukan.
Maksudku... Lihatlah.
Ketika egomu dan egoku kita adukan.
Anehnya perpisahan yang menang.
Kuakui bahwa aku memang sedikit egois.
Mungkin juga selama ini aku mencintaimu dengan cara yang salah.
Namun sungguh.
Jika harus memilih.
Aku ingin kita bertahan.
Sebagaimana kita menemukan alasan untuk memulai hubungan kita.
Seperti yang dulu-dulu.
Seperti yang sudah-sudah.
Ketahuilah aku masih mencintaimu seperti saat pertama.
Maka pulanglah.
"Meski telah berakhir"
"Meski tidak ada harapan lagi"
"Percayalah, kau adalah pulang yang paling kutunggu"
"Lewat sebaik-baik sabar"
"Pada harapan yang hampir pudar"
"Aku masih menunggumu. v sini"
"Ditempat yang sama terakhir kali kau pergi meninggalkan kita"
-Penghujung cerita-
Komentar
Posting Komentar