APAKAH SUDAH LELAH? Oleh : Mata Langit

 APAKAH SUDAH LELAH?

Oleh : Mata Langit


Apakah Sudah lelah? 


Bagaimana jika kita pandang sekali lagi

Sudahkah benar-benar selesai

Cerita yang dirasa banyak sekali menyunggi

Sebuah ratapan jari yang tak pernah diam kala datangnya pagi


Usai kita, kini benar-benar bukan lagi hanya sekedar untaian yang terlepas

Sebab rapuhnya hati yang tak ingin sadar

Dari kecintaan sebuah fatamorgana

Bahkan tak sebanding dengan kenyataan


Pernahkah berharap pada seseorang?

Berharap kebaikannya, kehadirannya, perhatiannya, dan kasih sayangnya

Tapi sering dikecewakan

Menangis karenanya disakiti olehnya


Pantaskah masih berharap padanya?

Ataukah dalam kecewa dalam tangis dan dalam sakit itu, adakah kebahagiaan yang aku dapatkan

Apakah dengan kecewa dia berubah menjadi baik? 

Apakah dengan tangis dia akan hadir?


Mungkin jawabannya TIDAK


Jadi bukankah ini saatnya untuk aku pergi dan segera berpaling, menjauh?

Setidaknya pergi dari rasa kecewa itu

Berpaling untuk tetesan airmata itu

Menjauh untuk membahagiakan hati ini


Kini aku adalah kerangka yang mati-matian

Membela diri dari tikaman takdir yang meraba

Dari sebuah pengharapan yang kian lusuh oleh keadaan

Dari sesaknya kenyataan yang membuat kita tak lagi sehangat senja


Sempat beberapa kali aku membohongi diri dan berlindung dibalik kata "baik-baik saja"

Padahal sejuta lara sedang mengoyak rasa tanpa pengampunan

Sedingin rindu yang usang tanpa lagi ada sapa

Aku yang memaksa diri untuk selalu nampak senang dan tertawa


Lantas harus sampai kapan aku memakai topeng bahagia?

Kau terus saja acuh hingga membuat kita jauh

Namun ketika meminta sedikit waktumu, katamu aku yang berlebihan atas keadaan sekarang

Membuat segalanya seakan aku yang paling bersalah


Bukan perihal siapa yang salah dan siapa yang benar

Karena ini bukan kompetisi

Ini masalah perasaan yang tak bisa diabaikan

Seperti halnya kopi yang lama kau biarkan akan dingin dalam sendirinya


Dalam suatu hubungan mempertahankan adalah bab yang sangat sukar dipelajari

Jika dua hati tak bisa saling mengerti

Lalu menyadari bahwa semua butuh pengorbanan Meski hanya waktu yang melihat


Bagaimana jika dia kembali datang padaku dengan versi dirinya yang baru dan lebih baik dari yang dulu?

Dengan membawa sebuah penyesalan dan sebuah harapan untukku

Lalu apakah aku akan kembali menerimanya?

Tidak....!


Penyesalan yang dia bawa tak sebanding rasa sakit yang dia tinggalkan

Meski aku telah memaafkannya, namun tak pernah bisa melupakan setiap inci goresan yang ada

Ingatkah setiap tangisan dan jeritanku pada setiap malam dan kesunyian

Belum cukupkah rintihan kesakitanku karena luka-luka yang menganga


(Aku ingin sembuh tanpa tersiksa

Dan dia sama sekali tak mengerti apa yang aku rasakan) 


Tanpa dia tau bagaimana diriku melawan ketidak terimaan atas kepergiannya

Bagaimana diriku berusaha mengobati sakit yang dia berikan

Dan bagaimana diriku berusaha agar tetap baik-baik saja

Padahal hidupku sudah diambang kehancuran


Aku berusaha berdamai dengan kehancuran

Memang segalanya bisa diperbaiki, namun sudah cukup perasaan yang berlebih aku berikan padanya

Dia tak pernah menghargaiku, selalu mengabaikan saat dulu masih bersama

Dan kini dia berkata sudah berubah


Apakah aku percaya?


Kediri, 6 Oktober 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang

izinkan aku bahagia Karya Pengagum