Coretan Antara Dusta Rona Hati, A&Ddan Airmata*

 *Penyesalan Dalam Sebuah Pengkhianatan*


👦🏻 *Begitu berat untukku mengawali semua pembicaraan ini, entah dengan kalimat apa aku harus memulai, mungkin hanya kata maaf yang pantas untuk aku ucap, walaupun aku tak mungkin berharap kau mampu terus aku dekap, terlalu besar khilafku, terlalu banyak dosa yang kulakukan padamu, tapi dengan merendahkan tingginya gengsi, aku akui segala pengkhianatanku selama ini*


👩🏻 _Aku telah mendengar cerita dari lain sisi, aku tahan segala emosi dihati, aku takkan memberi komentar saat ini, silakan lanjutkan kisahmu sendiri_


👦🏻 *Ya, aku akan ceritakan segalanya, dan akan kuambil apapun resikonya, jika pun kau berpaling dan meninggalkanku, aku akan terima, tapi tolong, berikan aku kata maaf, tanpa maaf darimu, mungkin nanti akan kujalani hidup dengan penyesalan yang tak pernah usai sepanjang usiaku*


👩🏻 _Lanjutkan ceritamu_


👦🏻 *Aku dan dia bermula dari sekadar chat biasa saling tegur sapa, aku akui aku yang memulai pembicaraan yang mengandung kalimat berbau syahwat, dan gayung bersambut, dia pun membalas tanpa penolakan tegas, dan itu semua membuat aku terperangkap lingkaran syetan yang jauh dari garis batas.* *Kau tau kan, tak mungkin hal itu terjadi, jika itu hanya kemauanku sendiri, takkan aku berani memasuki rumah pribadi, jika empunya tak memberiku sebuah kunci.* *Aku terperangkap dalam jebakan licik, atas dasar suka sama suka, tapi kini hanya aku yang menjadi tersangka, kurasa disini, akupun sebagai korban, sayang.. aku tak memiliki secuil bukti*


👩🏻 _Cukup, tak perlu membela diri, aku telah mampu memahami apa yang sebenarnya terjadi, kau mau tau siapa yang benar-benar menjadi korban disini? Aku!_


👦🏻 *Maafkan aku sayang*


👩🏻 _Kau tau, aku ingin marah tapi aku tak mampu_


👦🏻 *Marahlah padaku, marahlah sayang, itu lebih baik buatku, aku lebih kuat melihatmu marah daripada kau diamkan aku, apalagi tanpa ucap maaf dari mulutmu, dan aku lemah melihat airmatamu*


👩🏻 _Airmata, menangis, lihat, apakah ada airmata yang membasahi pipiku? Kau membuatku mati rasa, hingga menangis didepanmu pun aku tak berdaya_


👦🏻 *Sayang, maafkan aku, sekali lagi maafkan aku, aku terlalu bodoh masuk dalam pancingan seorang wanita penggoda, wanita yang tak sebanding dengan dirimu yang setia, aku menyalahi rasa percaya yang kau beri, sungguh kau tak layak untuk disakiti, apalagi dibohongi*


👩🏻 _Hahaha, aku tak layak disakiti, aku tak layak dibohongi? Tapi aku layak dikhianati?!_


👦🏻 *Bukan seperti itu sayang, kau tak layak dikhianati, disini aku yang bodoh, aku yang tak tau diri, menyia-nyiakan dirimu yang telah mencintai setulus hati, memberi rasa percaya yang seharusnya aku jaga hingga lepas nyawa ini, jika ada orang terbodoh didunia, mungkin aku lah orangnya*


👩🏻 _Kau datang, diruang hati dengan luka yang menganga, aku mencoba mengumpulkan segala keberanianku yang telah remuk untuk mencinta, tapi saat aku serahkan kepingan terakhir rasa percaya, kau mengkhianatinya, dan itu terlalu sakit_


👦🏻 *Aku memahami itu semua, aku melukai kepercayaanmu, aku mengkhianatimu, aku bejat, aku pengkhianat, aku terlaknat, silakan kau hukum aku, silakan kau caci maki aku, aku ikhlas, karena semua memang kesalahan dariku*


👩🏻 _Kau pernah dengar cacianku untukmu? Aku pernah berkata kasar padamu? Aku pernah bohong padamu? Apa aku pernah mengkhianatimu? Apa aku telah bersalah padamu, hingga kau hukum aku dengan pengkhianatanmu_


👦🏻 *Tidak, kau tak pernah melakukan semua itu, kau tak pernah melakukan kesalahan besar seperti yang kulakukan padamu*


👩🏻 _Lalu, pantaskah aku dihukum atas kesalahan yang kalian lakukan dibelakangku? Kalian yang telah mengumbar syahwat, tapi aku yang menjadi pesakitan terjerat ditiang gantungan, kalian yang menikmati, tapi aku yang merasa hampir mati_


👦🏻 *Sayang, katakan apa yang harus aku lakukan demi sebuah kata maaf darimu, izinkan aku meraih tanganmu, ingin kucium harum kesetiaan dari wanita yang telah lama berada disampingku, bahkan aku rela bersujud dikakimu, hanya untuk seuntai kata maaf darimu, untukku*


👩🏻 _Sudahlah, tak perlu kau lakukan itu semua, cukup kau berjanji pada diri dan Tuhanmu saja, bahwa kau takkan pernah mengulanginya, aku tak membencimu, aku pun tak membencinya, aku hanya benci perbuatan kalian saja, kau telah meminta maaf, dan aku berkewajiban memberi maaf, tapi aku tegaskan kembali, maaf dariku bukanlah sebuah surat izin untuk melakukan kesalahan yang sama_


👦🏻 *Terimakasih sayang atas maaf yang kau berikan, itu adalah sebuah kekuatan untukku memperbaiki segala kesalahan, aku berjanji pada Tuhan, diriku dan dirimu, takkan pernah aku ulangi kesalahan bodoh yang memalukan, kau adalah wanita terbaik yang pernah kumiliki, dan kau tak layak untuk mendapatkan perlakuan seperti ini, aku benar-benar menyesal*


👩🏻 _Jadikan semua peristiwa ini sebagai pembelajaran, seperti berkendaraan, biarlah masalalu menjadi spion yang hanya sesekali kau tengok, agar tetap waspada dan hati-hati membaca situasi dibelakang serta arah kanan kiri, lebih banyak menatap kedepan, karena disanalah garis finish yang menjadi tujuan, dan yang terpenting, sebagai pengendara, jangan lupakan aku sebagai penumpang dibelakang, yang telah kau ajak dalam perjalanan dengan tujuan yang telah kita sepakati_


👦🏻 *Terimakasih sayang, meski tak cukup sebatas ucapan terimakasih dariku untuk kesempatan kedua darimu, tapi aku ingin mengucapkan sebanyak mungkin kata maaf dan terimakasih untukmu, kau adalah hadiah Tuhan yang terindah buatku, dan takkan pernah ada niatku lagi, membuat torehan luka dihati, airmata yang membasahi pipi, aku berjanji, ingin melukis senyum manis yang dulu kau miliki*



*Coretan Antara Dusta dan Airmata*


24 Juli, 2020

Rona Hati, A&D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang