DIALOG BATIN by Zhafir K. Akalanka

 DIALOG BATIN

by Zhafir K. Akalanka


Bolehkah aku mengajukan beberapa pertanyaan?

Tentang kenyataan yang semakin transparan,

Tentang hubungan yang selalu berujung kekecewaan,

Atau cukup fokuskan perhatianmu dan mulailah mendengarkan,

Apakah kau benar-benar memiliki teman?

Apakah kau benar-benar tidak sendirian?

Apakah kau benar-benar dikelilingi keramaian?

Jika benar demikian, lalu mengapa hatimu masih saja kesepian?

Mengapa hatimu masih terkapar kedinginan?

Mengapa kau masih saja kebingungan untuk mencari tempat berbagai pelukan dan kepercayaan saat kehidupan terlalu berat kau rasakan?

Jika kau memiliki teman, mengapa tidak kau bagikan semua beban yang selalu memberatkan pikiran dan perasaan?

Mengapa kau masih menyimpan semua itu dengan penuh kerahasiaan?

Mengapa kau masih saja demikian?

Mengapa kau masih saja merasa lebih nyaman memendam semua beban sendirian?

Apa karena terlalu memalukan?

Apa karena terlalu memberatkan?

Apa karena terlalu merepotkan?

Atau karena memang sudah tidak ada lagi pilihan?

Saat kau memiliki mimpi yang mengagumkan, mengapa kau malah dipaksa diam dan mendengarkan?

Saat kau memiliki sebuah keberhasilan dan butuh tempat untuk mencurahkan,

Mengapa kau masih dipaksa jadi telinga yang mendengarkan?

Kau punya sesuatu untuk diutarakan ketika yang mereka lakukan adalah membuatmu mendengarkan,

Kau menganggap mereka teman ketika yang mereka lakukan adalah sebatas menganggapmu tempat curahan,

Tapi mengapa kau masih merasa nyaman?

Mengapa kau masih saja selalu mengiyakan?

Mengapa kau masih saja menjaga perasaan ketika mereka lakukan adalah mengabaikan perasaan yang tengah kau rasakan?

Jelaskan!

Mengapa kau masih saja mempertahankan hubungan-hubungan yang hanya akan memberikanmu kepalsuan?

Mengapa kau masih mempertahankan hubungan-hubungan yang hanya akan membuatmu dipenuhi kehampaan?

Mengapa kau tega menggadaikan perasaan hanya untuk menghargai perasaan?

Apakah kau takut kehilangan dan tidak lagi memiliki teman?

Lalu apa bedanya kehilangan mereka dengan kehilangan dirimu yang sebenarnya?

Jawablah ini dan jujurlah pada hatimu sendiri,

Apa kabar dirimu yang melalui malam hanya seorang diri?

Apa kabar hatimu pada pukul tiga dini hari?

Apa kabar jiwamu yang menangis teriris berbagai tragedi tapi hanya mampu memeluk diri sendiri,

Apakah kau selalu menyusuri berbagai aplikasi hanya untuk mencari sesuatu yang bisa membuatmu lari dari jerat depresi?

Apa kau merasa haus notifikasi?

Apa kau berharap siapa saja akan hadir untuk bertanya tentang apa yang tengah kau rasakan saat ini?

Tapi apa kabar teman-temanmu yang kau yakini?

Apa kabar teman-temanmu yang malah terlelap indah di dalam mimpi ketika kau masih terjaga dan kebingungan seorang diri?

Apakah mereka tahu kesakitanmu ini?

Apa mereka akan sudi bertanya meski hanya sekali?

Lalu mengapa kau tak inging mengabari dan mengutarakan apa yang tengah kesulitan kau hadapi?

Kau takut mereka tidak dapat mengerti?

Kau takut mereka hanya pura-pura peduli?

Kau takut mereka sebatas hanya ingin mengetahui lantas berangsur pergi seolah urusanmu tidak begitu berarti?

Dan tak akan pernah memberi arti?

Maka tolong tanya dirimu sekali lagi, berapa teman yang sedang kau miliki?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang