KENANGAN YANG TERJAGA* Koma & Coretan abstrak

 ___________

👧Tak cukupkah pangkal mahkota itu kujaga

Hingga dengan murka ia berguguran hampir seluruh

Kumohon, cukup!

Aku sudah tak sanggup lagi...


👦Bertahanlah sedikit lagi 

Sebentar lagi hujan akan menyirami dan menumbuhkan tunas-tunas baru

Lalu mahkota itu akan kembali mekar 

Wanginya akan menghiasi semesta yg senantiasa menemanimu terjaga


👧Bahkan, muara dalam netra tak cukup menjelma doa

Riuhnya peluh saling berebut tempat tak mampu lagi menepis segala keluh

Aku lelah, aku jengah

Sedikit saja, genggam hatiku untuk tidak berkata kalah dan menyerah 


👦Aku tak bisa menggenggam hatimu

Tapi aku bisa menggenggam tanganmu dan menguatkan hatimu

Kau tak akan kalah

Kau tidak boleh menyerah

Biarkan bulir bening tak bertuan itu jatuh

Dan aku masih punya tangan lain yg bisa menyeka dukamu itu

Agar kau bisa melihat dengan jelas ada pelangi yg indah setelah hujan


👧Tanganku terlalu rapuh untuk kaurengkuh

Hatiku sudah lama runtuh oleh ketakutan yang tak henti-hentinya menenggelamkan

Masihkah aku mampu menatap dunia yang katanya penuh warna

Jika menatap bayanganku sendiri aku tak berdaya


👦Bukankah sudah aku katakan, tanganku akan menguatkanmu

Lalu bersama kita kumpulkan kembali serpihan hati yg tenggelam dalam luka

Jika kau tak mampu menatap dunia, maka cukuplah kau pandang lekat-lekat kedua bola mataku ini

Maka engkau akan melihat banyak warna yg setara disana


👧Aku terlalu hancur untuk itu

Aku tak ingin membuatmu lelah dengan mengertiku

Luka itu terlalu dalam, terlalu menjangkit bahkan sembunyi diseluruh gumpalan darah

Aku tak akan mampu menatap matamu bahkan untuk sedetik

Geliat warna telah menjauhkanku dari setitik tinta yang berada dalam semesta




Hancur bukan berarti tak bisa kembali utuh

Luka bukan berarti tak bisa sembuh

Kau tak perlu mengerti _(Lantas apa yg bisa kupahami?_

_Aku kini tak sanggup mengerti tentang siapa yang peduli dan siapa yang menyakiti_

_Semua terlihat sama saja)_


Engkau hanya butuh menepi

Aku tahu engkau lelah

Merebahlah

Atur nafasmu yg terengah-engah 

Dan memejamlah

Bermimpilah  _(Aku tak berdaya, mimpiku telah jauh pergi_

_Bahkan, aku tak sanggup lagi untuk sekedar menyapa mimpi_

_Semuanya telah hancur, hancur, semuanya hancur tak tersisa)_


Tenanglah..

Aku akan menjagamu disisi

_(Bagaimana jika aku mati?)_

Tak akan kubiarkan itu terjadi


_(Kesakitan ini semakin menggerogoti_

_Siapa yang akan mengerti?_

_Bagaimana jika aku mati, dengan tetap memendam benci yang masih merajai?)_


Aku yg pertama kali mengerti 

Dan aku yang akan mengingatkanmu, bahwa kau masih bisa mengejar mimpi


Bangunlah _(Aku tak mau ! Aku tak punya kekuatan lagi)_


Melangkahlah _(Aku tak bisa, langkahku kian melambat )_


Dan berlarilah _(Aku tak mampu, bahkan kaki-kakiku kini ditumbuhi keputusasaan)_


Lihatlah...

Aku akan tetap disini

Menjaga jejak mimpi mu

Dan menuliskannya sebagai kenanganmu _(Berhenti menjagaku, anganku telah hancur, pikirku telah meronta dalam dendam yg terpendam. Biarkan aku menepi sendiri, biarkan aku sendiri, biarkan aku melewati ini sendiri)_


Pahamilah sekali lagi (Aku tak sanggup)

Kau tak akan kubiarkan sendiri _(Berhentilah !)_

Mengertilah ... _(Berhentilah !)_


Dengarlah ... _(Berhentilah  meyakinkanku untuk tetap hidup !_

_Aku akan tiada, aku akan sirna, dengan mimpi atau dalam nyata yang terpenjara)_


Percayalah... _(Berhenti membuatku percaya !)_


Kumohon, percayalah ! 

Kelak...

Ketika engkau tak lagi mampu mengejar mimpi atau mengeja nyata...

Kembalilah... 


_(Aku tak akan pernah kembali)_


Kembalilah... Kupastikan doaku mampu menghangatkanmu dari gigil yang beku 


_(Aku kehilangan arah, mataku nanar oleh semua hal yang terlihat mustahil bagiku)_


Kembalilah... Kumohon, kau tak selemah ini

Mendekatlah ! 

Akan aku bacakan coretan kenanganmu

Agar kau ingat

Bahwa aku pernah ada terjaga untukmu disini



*Pada lekang jeda yang terpisah dua semesta*

_Kita pernah saling berjuang untuk menguatkan_

*Pada masa yang memisahkan dua raga*

_Kita abadi dalam satu rasa_

*Bahwa yang tiada,* _akan selalu hidup dengan cinta yang akan selalu terbawa_



*KENANGAN YANG TERJAGA*

Koma & Coretan abstrak, 24 Agustus 2019, Dalam tenang yang riuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang