Petuah di Atas Guyuran Darah Oleh: Arief Siddiq Razaan
Petuah di Atas Guyuran Darah
Oleh: Arief Siddiq Razaan
Di atas darah, kami titipkan Ibu Pertiwi untuk kalian jaga sepenuh cinta
Tubuh ringkihnya dekaplah dengan segenap doa-doa
Jangan biarkan kesakitan, jangan biarkan kesepian, jangan biarkan ditikam kesedihan
Biarkanlah ia menikmati masa tua dengan kebahagiaan
Setelah jasad-jasad atas nama pahlawan menandai kemerdekaan
Di atas darah, kami pahat wajah-wajah pengkhianat negeri ini
Babi-babi mewujud manusia dari rahim iblis PKI
Keparat-keparat paling laknat yang melakukan pembantaian dengan begitu keji
Mereka injak-injak kami, mereka sileti tubuh kami, mereka tembaki kami
Sebelum akhirnya sebuah lubang digali, seluruh jasad kami ditimbun sekadarnya seperti kawanan bangkai
Di atas darah, dengarlah perih rintih kami
Di atas darah, dengarlah hymne Pancasila sakti
Di atas darah, dengarlah zikir dan kidung membelah Arasy Allah, Tuhan Yang Esa di langit tertinggi
La illaha illallah, ampunkanlah segala jiwa kami yang syahid bela negara
Demi Bapa di sorga, berkatilah segala jiwa kami yang gugur demi kedaulatan negara
Di atas darah, jangan hanya kalian bacakan puisi-puisi cinta berbau birahi
Sekadar kosakata berbau lendir syahwat dari penyair-penyair picisan korban patah hati
Bacalah, bacalah sajak-sajak perjuangan sebagai bukti kalian bukan generasi membau tai
Korban bucin hingga merasa paling tersakiti, padahal derita kalian tak ada seujung kuku derita kami
Yang mati demi menjaga harkat dan martabat juga kesucian Ibu Pertiwi
Di atas darah, kalian hidup sebagai pujangga pemuja selangkangan sedemikian rupa
Sementara jiwa kami menangis sejadi-jadinya, jiwa kami meratap sekencang-kencangnya
Melihat darah juang kami yang seolah tiada sama sekali berharga
Berhubung dalam pikiran kalian urusan menye-menye mengenang mantan jauh lebih penting daripada mengenang pahlawan bangsa
Berhubung dalam pikiran kalian urusan teman tapi mesum jauh lebih penting daripada menjadi generasi penjaga kedaulatan negara
Di atas darah, kami muak dan bosan mendengar kalian baca karya sastra yang tak jauh dari urusan perkosa atas dasar suka sama suka
Karya yang hanya cinta, cinta dan sekali lagi cuma persoalan budak cinta sepanjang masa
Oi, apa yang ada dalam otak kalian cuma persoalan senggama!
Oi, apa yang ada dalam otak kalian cuma sekadar titisan Sugiono dan Maria Ozawa!
Jangan tertawa, kami tidak sedang bercanda
Kalian yang tertawa memang generasi lacur yang sudah rusak moral serta akhlak karena urusan cinta!
Di atas darah, kami rebah dalam pasrah
Melihat pewaris negeri hilang arah
Sekadar sekumpulan budak cinta bermental sampah
Hanya lihai meliur syahwat di atas sumpah
Seumur hidup cuma baca puisi-puisi romansa demi cari korban yang bisa dijamah
Sungguh, celakalah... celakalah jika isi otak dalam tempurung kepala kalian jika tak segera diubah!
Jambi, 29 September 2024
Komentar
Posting Komentar