Seorang Pria yang Terus Melangkah ( RR )

Seorang Pria yang Terus Melangkah


Biarkan pria itu berjalan sendirian,

Sebab ia lelah memberi harapan

Pada kenyataan yang terus mengingkari,

Namun hatinya tak mampu benar-benar berhenti.


Ia adalah pria dengan mata tajam yang keras,

Melihat dunia lewat luka yang tak terbatas.

Belajarnya tak hanya dari kitab atau kata,

Namun dari setiap goresan yang mengasah jiwa.


Langkahnya adalah tarian melawan takdir,

Menghadapi badai yang kerap mengoyak keyakinan.

Dahulu ia bermimpi menjadi penakluk semesta,

Kini ia hanya ingin berjalan tanpa kehilangan asa.


Tubuhnya penuh luka yang memahat cerita,

Batinnya dihiasi kecewa yang tak pernah reda.

Dari luar, ia tampak seperti pahlawan yang gagah,

Namun dalam sunyi, ia adalah jiwa yang lelah.


Hari-hari bergulir seperti batu yang berat,

Langit tampak dekat, namun bintang terasa pekat.

Dalam pekat malam, ia bertanya pada gelap:

“Adakah arti dari perjalanan yang tak pernah genap?”


Ia ingat masa kecil yang penuh impian,

Di mana dunia terasa hangat dan penuh harapan.

Namun kini, semua itu serupa bayangan,

Hilang ditelan janji-janji yang tak pernah ditepati waktu.


Pernah ia berdiri gagah melawan badai,

Mengira dirinya mampu taklukkan segalanya.

Namun dunia terlalu keras, terlalu kejam,

Memaksa ia jatuh, berkali-kali, tanpa ampun.


Tapi dalam hatinya, ada nyala kecil yang bertahan,

Sebuah bisikan yang tak pernah benar-benar hilang:

“Kamu belum selesai. Jangan menyerah pada malam,

Sebab esok adalah hari yang baru untuk bertahan.”


Ia berdiri di ambang keputusasaan,

Di satu sisi menyerah, di sisi lain bertahan.

Tangannya menggenggam sisa-sisa harapan,

Membawa langkahnya, meski terasa seperti beban.


Ibunya pernah berkata dengan lembut, dan penuh dengan cinta.

“Jangan takut pada luka, nak, itu akan membuatmu kuat.”


Dan ia tahu, menyerah bukan jawabannya,

Meski luka dan kecewa terus menguji hatinya.

Ia memilih melangkah, meski tertatih,

Sebab ia percaya, hidup bukan untuk menyerah.


Fajar mulai menyingsing, perlahan menyapa,

Menyinari luka-luka yang kini penuh makna.

Ia sadar, setiap derita adalah pelajaran,

Dan setiap goresan adalah bagian dari kemenangan.


Ia berjalan bukan lagi untuk dunia,

Namun untuk dirinya, dan jiwa yang tak ingin sia-sia.

Hidup adalah perjalanan yang tak selalu ramah,

Namun ia tahu, ia terlahir sebagai pejuang yang tabah.


Kelak, ketika ia melihat ke belakang,

Ia akan tersenyum, memahami semua yang pernah datang.

Bukan untuk menjatuhkannya,

Namun untuk membentuknya menjadi lebih dari sekadar manusia.


Ia akan berdiri di puncak mimpinya,

Memandang dunia dengan mata penuh percaya.

Setiap langkah, setiap luka,

Adalah bukti bahwa ia adalah seorang pejuang sejati,

Yang tak pernah menyerah, meski dunia terus saja mengujinya.

RR 8 DESEMBER 2024

JAKARTA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang