Kukirim Ingatan Perihal Dusta yang Paling Tikam Karya: Arief Siddiq Razaan
Kukirim Ingatan Perihal Dusta yang Paling Tikam
Karya: Arief Siddiq Razaan
Kukirim ingatan, perihal dusta yang paling tikam
Hari-hari membilang kelam, maut rindu menjantung kesakitan
Aku-kau, seamin tapi tidak seiman
Bertemu bukan untuk bersatu, sekadar menatap bukan untuk menetap
Sebab cinta kita sebuah musibah, sekadar singgah dan tak bisa berakhir dengan indah
Selamat tinggal, mari memastikan untuk sama-sama sembuh
Setelah menandai tahi lalat di tubuh, kita sadar penyatuan kelamin itu mimpi terjauh
Mari tak usah saling jamah, sebab senggama terindah hanya ada setelah menikah
Bukan sekadar suka sama suka, padahal cinta beda agama
Hingga aib jika harus membina hubungan rumah tangga
Kita sama-sama tahu, rasa cinta telah membatu
Tetapi harus kita pecahkan, sebab pantang memusuhi Tuhan
Aku mengucap syahadat, kamu dibaptis oleh jemaat
Jadi mari kita berpisah dengan penuh rasa hormat
Agar keimanan tidak runtuh, hanya karena syahwat yang bergemuruh
Percayalah, suatu ketika kebahagiaan sejati akan datang
Setelah hati kita benar-benar sudah lapang
Ikhlas saling lepas, meski tetes air mata menderas
Karena rasa sakit di dada kita bukanlah apa-apa
Bila dibandingkan rasa kecewa Tuhan kita saat dikalahkan birahi yang menyalahi kuasa-Nya
Di antara kita, tak perlu ada yang berganti Tuhan untuk disembah
Sebab aku tak ingin, ibadah pertama justru menikam Tuhan dengan alat kelamin
Berhubung itu beban dosa yang tak main-main
Yakinlah, perpisahan kita
Adalah jalan bertemu Tuhan di surga
Besar harap, sudilah untuk memahaminya
Bahwa kita mesti baik-baik saja
Meski luka perpisahan menghunjam ke dalam jiwa dan raga
Medan, 03 Mei 2024
Komentar
Posting Komentar