Lupakan Bumi Lahir Karya: Arief Siddiq Razaan
Lupakan Bumi Lahir
Karya: Arief Siddiq Razaan
Lupakan bumi lahir: jika ingatan perihal belukar dukacita yang hadir, dan hari-hari perkabungan jadi bunga kesedihan, memekarkan air mata. Hingga peziarah yang menisbatkan sunyi, menjadi alasan untuk pengasingan. Ke kota yang jauh, sampai beribu-ribu atma pilu jadi catatan sendu pada epitaf kekalahan.
Lupakan bumi lahir: jika mulut-mulut mereka merapal kesumat maut, beberapa mantera nyinyir yang paling sihir diulang-ulang. Hingga setiap mata yang menatap jadi sebilah pisau yang sayat. Hunjam hati elegi dengan khianat sampai sekarat.
Lupakan bumi lahir: jika wajah-wajah penuh topeng, jadi lihai akrobatik munafik. Mereka yang di depanmu berangguk setuju, di belakangmu meludah sebagai penanda iblis. Jiwa-jiwa terkutuk yang hidup dalam nama dusta namun berjubah kemanusiaan.
Lupakan bumi lahir: jika dengan pergi kamu dapat tumbuh semakin kuat. Sebab, rasa sakit yang paling hebat itu diciptakan oleh sahabat terdekat yang khianat, dan segala perih cuma dianggap celoteh lirih. Semayup kemudian diabaikan dalam kesia-siaan dan kehinaan.
Jambi, 31 Juli 2024
Komentar
Posting Komentar