Pada Hujan Aku Menyedekap Rindu Karya: Arief Siddiq Razaan
Pada Hujan Aku Menyedekap Rindu
Karya: Arief Siddiq Razaan
Pada hujan aku menyedekap rindu lalu bergelayut mesra di dada gerimis. Mendengar degup jantung doa sembari berharap kesepian yang mendiami hati dapat kutulis menjadi puisi tepat di jantungmu. Agar engkau mengerti mencintaimu menjadi jalan pulang menuju suara yang semakna dengan percakapan cinta.
Hujan ialah tentangmu. Datang terlambat, lalu bergegas pergi, padahal kita belum sempat menjenguk anasir rasa. Adakah kita sama-sama jatuh cinta, atau aku yang terlalu gegabah memasuki matamu hingga tersesat di dalamnya?
Bagiku, hujan ialah percumbuan cinta yang paling sempurna, dan menikahi gerimis serupa berpeluk kenangan yang paling gigil, membasah di hati cuaca.
Mengingatmu dalam pelukan hujan membuatku semakin jatuh cinta. Ada yang tergenang di dada; harapan dan impian untuk menyatukan debar kita, menjadi satu kesatuan jiwa yang paling mesra.
Dalam tetes hujan, kutemukan adamu dalam bahasa air mata. Begitu menulus jiwa dalam segala. Semoga engkau berkenan kiranya.
Medan, 2023
Komentar
Posting Komentar