Perihal Mencatat Kehilangan Karya: Arief Siddiq Razaan
Perihal Mencatat Kehilangan
Karya: Arief Siddiq Razaan
(1)
ia baru saja mencatat kehilangan
seseorang yang tiba-tiba pergi
dengan membawa puisi
yang baru ditulisnya tadi pagi
dengan air mata
(2)
"sepertinya bau tubuhmu masih harum
meski kamu memilih jadi bangkai
sebab aku terbiasa mencium tentangmu
hingga aroma lain tak bisa kuterima
sebagai penikmatan wangi bunga"
(3)
"ada yang menjasad di jantungku
ingatan perihal adamu yang membelatung
namun tetap saja enggan kukebumikan
dalam pusara keikhlasan
sebab akulah pendoa gila itu"
(4)
"yang memujamu tanpa lelah
yang memintamu pada Allah
yang menunggumu dengan pasrah
yang mencintamu dengan darah
yang memberadakanmu dalam kalah"
(5)
ia baru saja mencatat kehilangan
seseorang yang tiba-tiba pergi
dengan membawa puisi
yang baru ditulisnya tadi pagi
dengan air mata
(6)
"cinta selalu bicara tentang kedatangan
atau kepergian
tetapi perihalmu bebas datang dan pergi
atau aku yang pergi menujumu
tetapi kedatanganku bukan memburu"
(7)
"aku hanya hanya berharap
bisa melaksanakan sebuah ritual
pemakaman tentangmu yang menjasad
sebagai kenang
bila memang kamu tak mau dibangkitkan"
(8)
ia menghentikan kerja mencatat
kemudian mengambil potret seseorang
merobek-robeknya
lalu dicobanya menyusun kembali
sembari meneteskan air mata
Medan, Februari 2024
Komentar
Posting Komentar