Perihal Mengingat Pertemuan Karya: Arief Siddiq Razaan

 Perihal Mengingat Pertemuan


Karya: Arief Siddiq Razaan 


setelah sepi: kita mengingat pertemuan sebagai kebangkitan kenang. sementara kepala penuh dengan hilir mudik kesedihan. sesekali senyum menyapa meski terpaksa, sebab hati menyediakan ruang pesakitan.


di sebuah doa yang tergesa diberangkatkan: membilang amin dengan rintih batin. segala yang terdogma menjadi ode perihal meluka dan terluka, sebelum akhirnya dikalahkan keadaan.


berjenak saja, aku ingin bicara: tentang mencintai tak harus memiliki, meski sebenarnya kosakataku hanya terbatas pada 'perih-rintih; duka-luka' yang pada akhirnya jadi anucara setelah segala sesuatunya disalibkan.


selamat tinggal: biarlah almanak yang mencatat pulang hilang, karena jejakmu telah menapak ke hati yang lain. sebab nyatanya di dadaku, kamu singgah tapi tak sungguh.


Jambi, Juli 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang