Puisi untuk ayah Karya : purple
Puisi untuk ayah
Karya : purple
Untuk lelaki tangguh yang kusebut ayah,
Mungkin ucapan terima kasihku tak akan pernah cukup bila dibandingkan dengan apa yang sudah kau berikan padaku,
Mungkin kata maaf tak akan pernah mampu menebus semua torehan luka yang ku beri pada hatimu,
namun aku tetap ingin mengucapkannya,
Ayah, izinkan aku berterimakasih kepadamu yang sudah mau menjagaku, mendidiku, memberikan segala yg kau miliki hanya untukku,
Bahkan jika aku harus memberimu seluruh emas, berlian, bahkan kekayaan duniapun tak akan pernah sepadan dengan kasih sayang kau berikan kepadaku selama ini,
Terima kasih ayah,
Karena selalu tersenyum di hadapanku,
Meski sesungguhnya ada beban berat di pundakmu,
Kau selalu kuat meski mata sayumu mulai memiliki banyak sekali lipatan, meski rambutmu mulai berubah warna,
Kau selalu tersenyum, seolah kau tak merasakan sakit, meski bulir-bulir pelu masih tertinggal di dahimu,
Meski binar matamu mengatakan padaku bahwa kau lelah, kau sakit, kau sedih, namun mulut rentamu tetap mengatakan "ayah baik-baik saja nak"
Ayah, maafkan anakmu yang lancang ini,
Anak yang selalu merasa dirinya hebat karena mampu berdiri sendiri,
Anak yang selalu merepotkan karena tak mampu mengambil keputusan kecil,
Anak yang manja bahkan tak jarang menangis hanya karena persoalan sepele,
Mungkin jika kusebrangi 1000 lautan, kudaki 1000 gunung, bahkan jika ku kelilingi 1000 planetpun tak akan pernah mengurangi rasa sakit dan kecewa yang pernah kutorehkan dihatimu,
Ayah, masih pantaskah anak bodohmu ini meminta sesuatu???
Apakah tuhan akan mendengarkan do'a anak yang berlumuran dosa ini??
Jika boleh aku memiliki permintaan yang tak pernah putus kuminta diatas amparan sajadahku, yang selalu ku gantungkan tinggi-tinggi dimalam sepertigaku.
Tuhan, aku hanya ingin ayahku memiliki usia yang panjang, raga yang sehat meski kulitnya mulai keriput,rambutnya mulai memutih, dan mungkin giginya mulai menghilang satu persatu, namun aku selalu ingin tangan hangatnya menggenggam tanganku disetiap langkah ku,
Aku igin tangan keriput itu yang mengusap setiap bulir air mata yang jatuh dari mataku, dan tangan itu pula yang mengusap kepalaku meski usiaku tak lagi muda,
Izin kan aku berada disisinya
Hingga suatu saat dengan bangga lelaki tua itu berkata
*ITU ANAK GADISKU*
Komentar
Posting Komentar