Sembunyi Bukan Pilihan Karya: Arief Siddiq Razaan

 Sembunyi Bukan Pilihan


Karya: Arief Siddiq Razaan 


ibu, ada yang tumbuh di sela-sela hujan pagi ini

    : kenangan tentang kepergian

      juga luka saban pagi-malam

 

seperti almanak, aku mencatat epitaf-epitaf kehilangan di pemberadaan perih


segalanya semakin berat, bu...

setelah keberangkatan, jalanan penuh airmata

jika istirahat, semua hunian telah penuh amarah


di kota ini, dadaku dipenuhi asap; nilai kemanusiaan telah dibakar dengan biadab

membuat segala kutuk dan amuk menyesak


ibu, ada yang tumbuh di sela hujan pagi ini

   : duka yang jadi dongeng pengantar tidur

     tentang pinokio jadi penguasa

     puan-puan jelmaan ular berbisa

     keliaran di mana-mana


di sini harapan telah jadi impian paling jantung

mendegup saban waktu, sampai mati bertubi

di khianati tabib di rumah kebangsaan

mereka dewan yang jadi setan-setan pembantai


aku sebenarnya takut, bu...

tetapi sembunyi bukan pilihan

biarkan aku turun ke jalan dengan membawa batu-batu

untuk menghancurkan tirani dan kezaliman

meski bisa saja harus pulang sebagai jasad


Medan, Mei 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang