SEMUA TENTANGMU BIARLAH MENJADI ABU RIO GANTENG KALEM
Aku sudah cukup ramah,
tapi kesabaranku adalah lautan yang kini surut,
kau telah mengeringkannya dengan dusta-dusta yang kau anyam diam-diam.
Bukankah cukup sudah belati pengkhianatan yang kau hunjamkan ke punggungku?
Belum puas kau merampas segala kepercayaan yang pernah kuberi?
Kini, mari kita sudahi ini dengan benar,
tanpa sisa, tanpa jeda untuk kembali.
Aku tegaskan sekali lagi: namamu telah kuhapus dari kitab hidupku.
Tak ada ruang, tak ada babak lanjutan.
Sebagai apa pun,
bahkan bayang-bayang di pinggir jalan,
aku menolak untuk mengenalmu.
Tak perlu lagi kau munculkan dirimu ke permukaan.
Tetaplah mengendap di dasar,
tempat segala hal yang tak lagi bernilai terkubur selamanya.
Kamu, dengan segala kepalsuanmu,
telah mati di mataku.
Bahkan sebagai orang asing,
aku memilih tak pernah melihatmu kembali.
Apa lagi yang kau inginkan?
Hatiku telah kau hancurkan menjadi serpihan,
dan dari serpihan itu, aku membangun tembok yang tak bisa kau tembus.
Aku telah memahat kesakitan menjadi perisai.
Kini aku berdiri, tanpa gentar, tanpa ragu.
Kamu adalah abu yang telah diterbangkan angin.
Lenyap tak berbekas,
hanya debu yang tak pantas dikenang.
Dulu, aku memohon,
berharap kau berubah,
mengemis setitik cinta yang tak pernah tulus.
Namun kini aku tahu,
pemohonan itu adalah kelemahan yang kau manfaatkan.
Hari ini, aku mengangkat wajahku ke langit.
Tak ada bebanmu yang menundukkanku.
Tak ada lagi jejak langkahmu dalam jalan yang kutempuh.
Bahkan dalam sepi,
namamu tak lagi sanggup menyentuh dinding hatiku.
Ingatlah, aku telah melangkah jauh,
meninggalkan segala kenangan yang dulu kurawat.
Aku tak lagi mencari wajahmu dalam keramaian,
tak lagi menunggu pesan-pesan hampa yang pernah membuatku bodoh.
Jika suatu saat, angin membawa rindumu padaku,
biarkan ia terhempas kembali ke kehampaan.
Aku tak lagi peduli.
Suaramu, wajahmu, segala tentangmu,
telah lenyap dalam lipatan waktu yang sengaja kubakar.
Ini bukan sekadar akhir,
melainkan sebuah penutup yang tak pernah bisa kau buka lagi.
Namamu telah terhapus dari nadiku,
dari denyut jantungku,
dari semesta kecil yang pernah kuberikan untukmu.
Jadi, jangan kau kira ada ruang tersisa.
Tidak ada jalan kembali,
tidak ada rekonsiliasi.
Tetaplah kau di dasar,
terkubur bersama kebohonganmu,
karena aku adalah api yang kini menyala tanpa perlu apimu lagi.
*SEMUA TENTANGMU BIARLAH MENJADI ABU*
*26- Desember- 2024*
*(Ganteng Kalem)*
Komentar
Posting Komentar