Topeng Karya: Arief Siddiq Razaan

 Topeng


Karya: Arief Siddiq Razaan 


ia berulangkali tersenyum

demi menghargai 

para pahlawan kesiangan

yang lahir dari kepala batu

sejak hati nurani jadi babi-babi

yang dinisbahkan atas nama saudara

serahim walau tak senasib sepenanggungan


berulangkali ia mengelus dadanya

setelah kehilangan muka

yang digadaikan saudara-saudaranya

di ladang yang ditanami rasa hormat palsu

sebab harta ialah berhala

yang mengabulkan keinginan pendosa

untuk memutuskan tali silaturahmi


di pesakitan hati yang memar

ia berkabar pada sekawanan gagak

yang mematuk jasad keharmonisan

setelah membusuk di rawa ketidakpedulian

sebab ingatan masa lalu

hanyalah dongeng yang menumbuhkan luka

melahirkan dogma karma paling mahaduka


monyet, anjing, taik kucing!

sampai kapan bibir dipaksa tertawa

seolah baik-baik saja

padahal nyatanya dadanya dipenuhi elegi

yang mendarah saban hari

sebagai pembangkitan nestapa

yang memenuhi air mata

dengan cerita rintih tak habis-habisnya


selamat tinggal

biarkan ia mati sebagai keterasingan

setelah topeng ditanggalkan

di jalan-jalan; trotoar; jembatan; juga doa

yang entah sampai kepada Tuhan

atau tersangkut pada setan-setan

yang memusnahkan rasa ikhlas

dari derita yang semestinya dihapus waktu

pengampunan dan rasa maaf


Medan, Juli 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang