NASKAH DIALOG: KESEMPURNAAN DALAM CINTA Karya: Arief Siddiq Razaan

 NASKAH DIALOG: KESEMPURNAAN DALAM CINTA


Karya: Arief Siddiq Razaan 


Cowok: "Aku ingin berbicara jujur padamu, terlepas kamu terima atau tidak, sekurang-kurangnya aku sudah mengungkapkan apa yang menjadi beban dalam hatiku selama ini."


Cewek: "Katakan saja. Lagipula kita sudah lama menjadi sahabat, jadi apa yang kamu risaukan?"


Cowok: "Justru karena kita bersahabat, barangkali hal yang akan kukatakan ini bisa menghancurkan persahabatan kita."


Cewek: "Aku semakin penasaran, hal apa yang membuat persahabatan kita berantakan. Jadi, jangan buat aku semakin penasaran. Katakanlah dan aku akan mendengarkan dengan sungguh-sungguh."


Cowok: "Aku menyayangimu."


Cewek: "Aku juga menyayangimu. Bukankah sebagai sahabat, kita mesti saling menyayangi satu sama lain."


Cowok: "Bukan, bukan perasaan sayang sebagai sahabat, melainkan perasaan sayang sebagai kesediaan diri untuk memuliakanmu dengan cinta kasih. Sejujurnya, aku ingin menjadi lelaki yang mendampingimu seumur hidup sebagai suami, sebagai ayah dari anak yang akan kamu lahirkan kelak."


Cewek: "Ka... Kamu mencintaiku? Ingin jadi suamiku? Bagaimana mungkin? Kamu pasti sedang bercanda, bukan?"


Cowok: "Aku tidak bercanda. Aku serius dengan apa yang kukatakan."


Cewek: "Tapi kita ini sahabat. Kamu juga tahu aku sudah memiliki kekasih, memiliki seseorang yang kucintai."


Cowok: "Benar kita memang sahabat. Tetapi kemudian aku menyadari, perasaanku padamu lebih dari itu. Aku takut kehilanganmu, aku cemburu dengan laki-laki lain yang dekat denganmu. Perasaan ini tak bisa kuhentikan, maka dari itu hari ini kunyatakan padamu terlepas apa pun resikonya."


Cewek: "Aku menghargai kejujuranmu, tetapi kamu juga tahu kalau aku telah memiliki kekasih, seseorang yang kucintai dari hati yang paling tulus."


Cowok: "Aku tahu kamu sudah memiliki kekasih, tetapi bagaimana pun aku tak mungkin mendustai perasaanku. Tak mungkin anugerah rasa cinta yang diberikan Tuhan dalam hatiku atas namamu kuabaikan begitu saja. Kekalahan terbesar dalam cinta itu saat tak memiliki keberanian untuk menyatakan rasa, aku tak mau seperti itu."


Cewek: "Tetapi mencintai orang yang salah. Kamu mencintai sahabatmu sendiri, kamu mencintai seseorang yang telah memilih mencintai orang lain juga."


Cowok: "Tidak. Justru aku mencintai orang yang tepat. Aku mencintai sahabatku, seseorang yang kukenal dengan baik. Seseorang yang begitu setia pada kekasihnya, meski kerap dikecewakan. Meski tidak pernah diberi kepastian kapan akan dijadikan penyempurna separuh agama melalui pernikahan."


Cewek: "Jangan campuri hubunganku dengan kekasihku. Aku masih berjuang untuk menjadi yang terbaik untuknya. Barangkali mengapa dia belum yakin menikahiku karena aku belum jadi seseorang yang terbaik untuknya."


Cowok: "Mau sampai kapan kamu seperti ini? Mau sampai kapan kamu menyalahkan dirimu sendiri, seolah-olah kamu begitu buruk dan tak layak dicintai."


Cewek: "Aku dicintai olehnya, buktinya hingga saat ini kami belum putus. Bukankah itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan bahwa aku dicintai olehnya?"


Cowok: "Belum putus kamu jadikan alasan dicintai? Jika dia mencintaimu, mengapa sudah empat tahun belum meningkatkan jenjang hubungan kalian ke hal yang lebih serius?"


Cewek: "Kamu tahu sendiri, menikah butuh biaya yang tidak sedikit. Jadi wajar kalau kekasihku butuh waktu."


Cowok: "Empat tahun itu bukan waktu yang singkat. Empat tahun itu 1460 hari, sama dengan dua juta seratus dua ribu empat ratus menit. Kamu telah menjalin hubungan dengannya selama itu. Jika serius semestinya waktu yang sudah terlewati lebih dari cukup untuk menunjukkan keseriusan dalam sebuah hubungan."


Cewek: "Apa yang kamu katakan mungkin ada benarnya, tetapi menikah bukan persoalan datang cepat atau terlambat, melainkan hadir di saat yang tepat. Barangkali, meski sudah 4 tahun kami menjalin hubungan, pernikahan tetap belum waktu yang tepat. Aku mesti melebihkan kesabaran, sebab aku mencintainya."


Cowok: "Cinta itu bukan sepihak yang berjuang. Aku tahu bagaimana perjuanganmu memantaskan akhlak dan tindak. Aku tahu bagaimana kamu meyakinkan orang tuamu agar lebih sabar menggendong cucu karena kamu anak satu-satunya di keluargamu. Aku juga tahu kamu belajar memasak, membuat kue, menjahit, bahkan mendalami ilmu pengasuhan anak demi dianggap layak untuk segera dinikahi, tetapi apa yang kamu dapat?"


Cewek: "Aku mendapatkan kekuatan. Aku jadi perempuan tangguh, bukan perempuan rapuh. Aku bisa lebih layak disayangi pada akhirnya nanti setelah menikah, sebab aku yakin bisa memberikan yang terbaik untuknya."


Cowok: "Lalu apa yang dia berikan padamu? Bukan menunggu itu pekerjaan yang membosankan? Jangan dustai hatimu. Jika dia peduli padamu, mestinya tak akan membiarkanmu menunggu selama ini."


Cewek: "Aku harus menunggunya. Selama apa pun, aku mesti menunggunya karena aku mencintainya."


Cowok: "Maaf, aku tahu alasan mengapa kamu menunggunya. Alasanmu bukan karena cinta, tetapi keadaan yang membuatmu terpaksa harus menunggunya bukan?"


Cewek: "A... Apa maksud ucapanmu?"


Cowok: "Sudahlah, jangan lagi kamu rahasiakan hal itu. Aku sudah lama tahu, kamu sudah berhubungan layaknya suami istri dengan kekasihmu. Asal kamu tahu, aku mengetahui ini dari kekasihmu sendiri."


Cewek: "Tidak mungkin. Tidak mungkin dia membongkar aib kami."


Cowok: "Kenyataannya, dia yang membongkarnya. Sebulan yang lalu, ketika aku sampaikan agar dia segera menikahimu karena orang tuamu sudah sakit-sakitan. Tetapi dia malah tertawa, sambil berkata bahwa buat apa menikahimu sebab tubuhmu sudah dicicipinya, kalau bisa menidurimu gratis buat apa mengeluarkan mahar mahal-mahal. Itulah yang dikatakannya padaku."


Cewek: "Katakan! Katakan! Katakan kalau apa yang kamu sampaikan tadi bohong. Iya... Iya, kamu pasti bohong. Dia tak mungkin seperti itu, tidak mungkin. Hiks hiks hiks."


Cowok: "Selama aku jadi sahabatmu, apa aku pernah berbohong? Aku tidak berbohong bahwa sebenarnya lelaki yang kamu cintai itu bajingan. Sebulan ini aku diam saja karena aku tak mau kamu terluka, tetapi kemudian aku sadar sebenarnya akulah yang terluka, aku terluka melihat orang yang kucintai disia-siakan. Dibohongi, direndahkan sedemikian rupa."


Cewek: "Maafkan aku, jika selama ini aku tak jujur padamu. Benar, aku terlalu bodoh. Aku telah menyerahkan kegadisanku padanya, karena aku yakin dia bisa dipercaya. Dia benar-benar mencintaiku, dan siap bertanggung jawab."


Cowok: "Dia tidak akan bertanggung jawab. Sebab, dia sudah menikah. Alasannya merantau tapi sebenarnya dia menikah. Aku tak mau kamu terus-terusan berharap padanya. Dari itu, aku mengutarakan perasaanku. Aku tak peduli masa lalumu, aku tak peduli kamu perawan atau tidak. Aku mencintaimu, maka izinkan aku menikahimu."


Cewek: "Tapi aku hina. Aku perempuan murahan. Kamu berhak dapat perempuan yang lebih baik."


Cowok: "Kamu tahu apa itu cinta yang sempurna? Cinta yang sempurna ialah menerima ketidaksempurnaan pasangan dengan cara yang sempurna. Bagiku ketidaksempurnaanmu justru cara yang disediakan Tuhan untuk menguji perasaanku terhadapmu. Perasaan cinta yang tulus. Jadi lupakan masa lalumu, mari kita tatap masa depan. Aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu dan aku sedia jadi suamimu, ayah dari anak-anak yang akan kamu kandung dan lahirkan kelak."


Jambi, 23 Januari 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang