Dilla Sang Putri Ngantukan Ananata Pramuditya

 Dilla Sang Putri Ngantukan


Di sebuah kerajaan yang megah, hiduplah seorang putri bernama Dilla. Berbeda dari putri-putri lainnya yang anggun dan cekatan, Dilla punya kebiasaan unik: ia selalu mengantuk! Entah pagi, siang, atau malam, matanya selalu setengah tertutup, seperti awan malas yang mengambang di langit. Raja dan Ratu pun kebingungan. "Bagaimana mungkin seorang putri pewaris takhta malah suka tidur terus?" keluh sang Raja.


Suatu hari, seorang penasihat kerajaan yang bijak memberi usul. "Mungkin Putri Dilla perlu tantangan agar tidak mengantuk lagi!" Maka, Raja pun mengadakan sayembara. Barangsiapa bisa membuat Putri Dilla tetap terjaga selama sehari penuh, akan mendapat hadiah satu peti emas! Berita ini segera menyebar ke seluruh negeri, membuat rakyat berbondong-bondong mencoba peruntungan mereka.


Datanglah seorang badut istana dengan pakaian warna-warni dan hidung merah besar. Ia menari, melompat-lompat, dan melempar kue ke udara. "Lihat aku, Putri! Lucu, kan?" Namun, Dilla hanya menguap lebar dan terlelap di atas singgasananya. Badut itu pun menyerah, pulang dengan wajah ditekuk seperti kertas terlipat.


Berikutnya, seorang penyair datang membawa sajak-sajak indah. "Dengarkanlah, wahai putri! Ini puisi tentang indahnya dunia." Tapi begitu ia mulai mendeklamasikan bait pertama, Dilla sudah tertidur sambil mendengkur pelan. Penyair itu menghela napas. "Mungkin puisiku terlalu merdu," katanya, lalu pergi dengan hati patah.


Tak mau kalah, seorang penyanyi terkenal mencoba peruntungannya. Ia membawa gitar dan menyanyikan lagu paling ceria yang ia bisa. "La la laa! Bangunlah, Putri Dilla!" Tapi alih-alih bangun, Dilla malah bergoyang perlahan, tertidur lebih nyenyak dari sebelumnya. Penyanyi itu pun menyerah, merasa dikalahkan oleh kantuk seorang putri.


Seorang koki kerajaan pun mencoba trik lain. "Makanan enak bisa membangunkan siapa pun!" katanya sambil membawa piring berisi kue cokelat lezat. Ia menghidangkannya di depan sang Putri. Namun, begitu Dilla menyuap satu gigitan, matanya malah makin sayu. "Makanannya terlalu nyaman," katanya sebelum kembali tidur.


Raja mulai putus asa. "Mungkin kita harus menyerah," gumamnya. Tapi tiba-tiba, datanglah seorang anak kecil bernama Raka. Ia bukan penyair, bukan penyanyi, bukan koki, bukan pula badut. Ia hanya seorang anak biasa yang punya ide luar biasa. "Bolehkah aku mencoba?" tanyanya dengan polos.


Raja mengangguk. "Silakan, Nak. Tapi hati-hati, Putri Dilla adalah tantangan terbesar di negeri ini!" Raka mengangguk penuh percaya diri. Ia pun mendekati sang Putri dan berbisik, "Putri, aku tahu cara agar kau tak mengantuk lagi." Dilla yang setengah tidur membuka matanya sedikit. "Apa itu?" gumamnya.


"Kalau Putri tidur terus, suatu hari nanti semut-semut akan mengira kau adalah gunung es krim!" ujar Raka sambil menahan tawa. Dilla mengernyit. "Gunung es krim?" tanyanya. "Iya! Mereka akan datang berbaris, membawa sendok kecil, dan mulai menggerogotimu!" Dilla terkejut. Matanya melebar.


Tak pernah dalam hidupnya ia mendengar sesuatu seaneh itu. "Semut-semut makan aku?" katanya. "Benar! Dan kalau Putri terus tidur, bisa-bisa mereka memakaikanmu topi ceri dan menaburkan meses di rambutmu!" Raka menambahkan, wajahnya tetap serius. Dilla terdiam. Otaknya bekerja lebih cepat daripada biasanya.


Untuk pertama kalinya, Dilla tertawa terpingkal-pingkal. "Hahaha! Itu konyol sekali!" katanya. Raja, Ratu, dan seluruh istana terbelalak. "Dilla… tertawa?" tanya mereka hampir bersamaan. Dilla mengangguk sambil menghapus air matanya. "Aku tak pernah memikirkan sesuatu sekonyol itu sebelumnya!" katanya.


Raka tersenyum. "Terkadang, cara terbaik untuk tetap terjaga bukan dengan hiburan atau makanan lezat, tapi dengan membayangkan hal-hal yang paling absurd!" kata Raka dengan bangga. Dilla pun berdiri dan untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, ia tidak merasa mengantuk.


Raja langsung melonjak kegirangan. "Raka! Kau telah menyelamatkan putriku dari kantuk yang abadi! Sebagai hadiah, kau akan mendapat satu peti emas!" Namun, Raka menggeleng. "Aku tidak butuh emas, Yang Mulia. Aku hanya ingin berteman dengan Putri Dilla!" katanya.


Dilla tersenyum lebar. "Aku juga ingin berteman denganmu! Mungkin kalau kita berteman, aku bisa mendengar lebih banyak hal-hal konyol darimu!" Raka tertawa dan mengangguk. Sejak hari itu, Putri Dilla dan Raka menjadi sahabat baik. Mereka menghabiskan waktu bersama, bercerita hal-hal aneh dan nyeleneh.


Dilla tidak lagi menghabiskan harinya dengan tidur. Ia sibuk tertawa, bermain, dan mendengarkan cerita-cerita kocak dari sahabat barunya. Tentu saja, sesekali kantuk masih datang. Tapi setiap kali itu terjadi, Raka cukup berbisik, "Putri, awas! Semut-semut membawa sendok!" dan Dilla pun langsung terbangun sambil tertawa.


Raja dan Ratu sangat bahagia. Kerajaan yang tadinya dipenuhi suara dengkuran kini dipenuhi tawa ceria. Rakyat pun senang karena Putri mereka akhirnya bisa bangun dan menjalankan tugasnya. Bahkan, beberapa orang mulai mencoba metode Raka untuk membangunkan teman-teman mereka yang malas.


"Hei, jangan tidur! Ingat semut-semut dengan sendoknya!" kata seorang ibu pada anaknya yang malas belajar. "Aduh, kalau aku tidur di kelas, jangan-jangan guruku akan berubah jadi kepiting raksasa!" seru seorang murid yang ketakutan. Sejak saat itu, kerajaan itu dikenal sebagai negeri dengan imajinasi paling aneh!


Dilla pun tumbuh menjadi seorang putri yang ceria, penuh ide-ide aneh yang membuat semua orang tertawa. Raka tetap menjadi sahabat setianya, dan mereka terus menciptakan cerita-cerita konyol yang bisa membuat siapa saja terjaga semalaman. Bahkan, suatu hari, mereka menulis buku dongeng berjudul "Hati-Hati Semut Pembawa Sendok!"


Dan begitulah kisah Putri Dilla Sang Putri Ngantukan yang akhirnya menemukan cara paling nyeleneh untuk tetap terjaga. Bukan dengan teriakan, bukan dengan musik keras, bukan dengan makanan pedas, tapi dengan… IMAGINASI LIAR!


Jadi, kalau kau mulai mengantuk sekarang, coba pikirkan: bagaimana jika ada bebek yang bisa berbicara dengan suara robot? Atau kucing yang bisa menari balet di atas mie instan? Kalau kau tertawa, berarti kau sudah tahu rahasianya!


Dan begitulah, kisah ini berakhir tanpa ada yang tertidur! (Kecuali mungkin si badut istana, karena kelelahan mencoba membuat Dilla tertawa dulu.)


#Dongeng


Bandung, 28 Febuary 2025


Ananata Pramuditya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang