Nindhi Karya : Aditia Hamza

 Nindhi

Karya : Aditia Hamza


Ada yang belum pulih dari patah yang didengar. Tapi hari itu, tertulis sudah di lembaran sejarah. Tokoh jutaan peran mengenakan gaun serba putih setelah dilamar malaikat. Sebab takdir begitu jatuh cinta atas rupanya.


Kejutan tak terduga kesekian kalinya menghampiri. Gagal dan hancur perlahan menampakan diri. Namun harus kuat, karena isak tak membangun cinta yang mati di dalam kebingungan.


Mendung sejuta makna yang muncul di antara mata air. Menundukku untuk merenung gundukan tanah itu. Gundukan di mana gadis belia tertidur lelap.


Padahal waktu begitu berharga, tapi kenapa harus berpisah tanpa cengkrama? Kenapa harus terlambat yang mengingatkan kesempatan?


Hari-hari terasa hambar. Langkah terasa dingin saat undangan datang mencuri tawa di ujung malam. Sehingga cerita hangat terbungkus kafan, terhalang gundukan, bahkan nisan yang berdiri kokoh.


Rumit untuk melupakan hal sejauh ini. Menari di antara badai bahkan musim letih mengubah riang menjadi tak berdaya. Wajah bintang memucat ketika disadarkan kenyataan perihal kehilangan.


Kelak, hati akan menyampaikan rindu yang telah lama bersemayam. Agar semua tau jika liang tak bisa membuat rindu berkurang. Kabut pun mengantarkan kepergian yang hampir tak terelakan itu. Kenangan larut bersama kehilangan yang pernah diciptakan.


Kasih...

Inilah ungkapan tulus dari hati. Dendam ini akan terus dibawa sampai mati. Sampai senyum pun menyerah pada tirai luka sebab kenyataan memahat ikhlas.



Tidore, 15 Mei 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang