Tangisku Bukan Karena Aku Ingin Menyerah"
"Tangisku Bukan Karena Aku Ingin Menyerah"
Aku menangis malam ini,
bukan karena aku kalah,
bukan karena aku ingin menyerah.
Tapi karena aku menyimpan begitu banyak luka
yang bahkan tak bisa kutunjukkan pada dunia.
Tangisku adalah sisa-sisa doa
yang tak pernah sampai ke langit,
adalah suara rindu yang tak berbalas,
adalah harapan yang terus kupeluk
meski telah berubah menjadi bayangan yang tak menoleh kembali.
Aku mencintai bukan untuk dilukai,
aku bertahan bukan untuk diabaikan.
Tapi mengapa takdir seolah menggenggam jantungku,
memainkannya seperti wayang di atas panggung penderitaan?
Aku lelah…
bukan pada cinta—
tapi pada kenyataan yang tak memberiku ruang untuk mencinta dengan damai.
Dan saat seseorang hadir,
membawa senyum kecil di tengah reruntuhan jiwaku,
aku tak tahu lagi
mana rasa yang harus kupeluk,
dan mana luka yang harus kulepaskan.
Aku tak ingin mencederai siapa pun,
tapi aku juga ingin hidup tanpa sesak.
Maka aku menangis…
karena aku sedang berdiri di antara dua tebing
dengan hati yang sobek,
dengan cinta yang masih menyala
namun tak tahu ke mana harus diarahkan.
Aku mencintai…
dan aku terluka.
Aku bertahan…
dan aku hancur perlahan.
Jika ini takdir,
maka izinkan aku…
menangis dalam pelukannya, bukan dalam kesendirian.
Siapa Aku,
15 Juli 2025, Dini Hari
Ruang Penuh Harap
Komentar
Posting Komentar