Baru Kemarin, Sekarang Selamanya" Siapa Aku

 "Baru Kemarin, Sekarang Selamanya"


Baru kemarin...

kau melihatku penuh harap,

doa-doamu naik setinggi langit

membawa langkahku pada cahaya,

meski kakimu sendiri nyaris tak kuat berdiri.


Baru kemarin...

kita bertengkar,

kau marah, aku bersikeras,

dan air matamu kembali jatuh—

bukan karena kalah,

tapi karena terlalu cinta.


Baru kemarin...

kau tersenyum melihatku berdiri bangga,

kau ucap syukur tak henti-henti,

seakan keberhasilanku adalah kado

atas segala luka yang kau pendam sendiri.


Dan sekarang...


Perjuanganmu telah usai.

Kau yang selama ini diam-diam menahan sakit,

telah menyelesaikan tugasmu

tanpa keluh, tanpa pamit.


Kini kau tak sakit lagi.

Wajahmu begitu tenang,

tanpa rintih, tanpa beban.

Kau pergi dengan senyum yang menyejukkan

seolah berkata: “Aku sudah cukup, Nak.”


Dan sekarang...


aku berdiri di hadapan kehilangan,

kehilangan cinta pertamaku,

kehilangan cinta terbesarku.


Mama...


Aku, anakmu.

bangga padamu.

Aku begitu mencintaimu,

dalam cara yang tak bisa dituliskan tuntas.


Kau telah mengajarkanku cinta

tanpa syarat, tanpa jeda,

hingga kini...

satu-satunya yang tinggal hanyalah doa.


Selamat jalan, Ma...

Tidurlah dalam damai.

Biarlah air mataku menjadi saksi,

bahwa aku pernah sangat dicintai

oleh seseorang sepertimu

dan itu akan cukup,

untuk seumur hidupku.


Siapa Aku

20 Juli 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang