Cinta yang Tak Pernah Pergi"Siapa Aku

 "Cinta yang Tak Pernah Pergi"


Aku pernah jatuh cinta pada senyum seseorang,

pernah menulis puisi untuk yang kusebut kekasih,

pernah menangis karena patah hati yang fana,

tapi tak ada yang bisa menandingi cinta

yang kau tanam di dadaku sejak aku belum mengenal dunia.


Mama...

Kau adalah rumah pertama yang kutempati,

dengan dinding pelukan dan atap kasih sayang.

Di rahimmu aku mendengar dunia berdebar,

dan di dadamu aku belajar arti kata "tenang."


Sering aku membantah,

meninggikan suara,

menutup telinga dari nasihatmu

seolah aku tahu segalanya.

Padahal... hanya kaulah yang mencintaiku

tanpa syarat, tanpa jeda.


Kau tidak pernah pergi, bukan?

Bahkan saat tubuhmu terbaring,

kau tetap menjadi tempat pulang

yang kusebut dalam setiap malam.


Kini aku tahu,

cinta yang sejati bukan yang membuat jantung berdebar,

bukan yang menuliskan janji di bintang,

tapi cinta yang tetap ada—meski disakiti,

yang tetap mendoakan—meski dilupakan.


Dan itu adalah kau, Mama.

Cinta yang tak pernah meminta balasan.

Cinta yang tetap menyelimuti,

bahkan ketika dunia tak lagi memberiku cahaya.


Jika Tuhan memberiku satu kesempatan

untuk mencintai dengan seluruh jiwaku,

maka aku akan memilih mencintaimu

lagi dan lagi,

tanpa akhir,

tanpa jeda.


Karena cinta ini,

tak akan mati bersama waktu.

Cinta ini…

adalah cinta yang menembus langit.

Cinta yang akan selalu hidup

di setiap detak,

setiap helaan napas,

dan setiap doa.


Aku mencintaimu, Mama.

Lebih dari yang bisa kutuliskan,

lebih dari yang bisa dijelaskan oleh puisi manapun.

Karena cintaku padamu…

adalah keabadian.


Siapa Aku

20 Juli 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang