Maut Bernyanyi Dibebatuan

Background musikalisasi puisi tentang sahabat - YouTube

 Maut Bernyanyi Dibebatuan


Aku berdiri diatas gugusan bukit masa depan
kutatap sunyi kabut kenangan dikejauhan
pohon-pohon mimpiku telah rontok ditelan zaman
ranting dan daunnya kini bagaikan sampah berserakan

Aku keluar bersama halimun pagi
kala fajar menyembul malu dipuncak bukit
bocah gembala baru terbangun dari lelapnya
sekuntum melati pun masih bermandikan embun semesta

Tanganku gemetar meninju langit
luka menganga tercabik taring hitam
mengalirkan ribuan aroma kematian yg tercium busuk diantara hembusan dendam

Wahai waktu mengelam
dengarlah dan dengarkanlah...
inilah sumpah yang tertulis dihitam cadas
yang bernyanyi sendu memecah bukit batu yang memadamkan rembulan malam
dan membuat pagi tak bersinar

akan ku ubah masa depan menjadi genangan darah
akan kurobek seisi alam tanpa rasa hiba
kujadikan musim semi seperti musim gugur
dan ku ubah wangi mawar menjadi bangkai busuk

Wahai waktu yang menghitam
dengarkanlah srigala lapar melolong digoa batu
matanya merah digenggam malam
dahaganya dahaga darah
yg menyanyikan dendam dari neraka


"By: "Penyair Sunyi"
           Des 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang