Maut Bernyanyi Dibebatuan
Maut Bernyanyi Dibebatuan
Aku berdiri diatas gugusan bukit masa depan
kutatap sunyi kabut kenangan dikejauhan
pohon-pohon mimpiku telah rontok ditelan zaman
ranting dan daunnya kini bagaikan sampah berserakan
Aku keluar bersama halimun pagi
kala fajar menyembul malu dipuncak bukit
bocah gembala baru terbangun dari lelapnya
sekuntum melati pun masih bermandikan embun semesta
Tanganku gemetar meninju langit
luka menganga tercabik taring hitam
mengalirkan ribuan aroma kematian yg tercium busuk diantara hembusan dendam
Wahai waktu mengelam
dengarlah dan dengarkanlah...
inilah sumpah yang tertulis dihitam cadas
yang bernyanyi sendu memecah bukit batu yang memadamkan rembulan malam
dan membuat pagi tak bersinar
akan ku ubah masa depan menjadi genangan darah
akan kurobek seisi alam tanpa rasa hiba
kujadikan musim semi seperti musim gugur
dan ku ubah wangi mawar menjadi bangkai busuk
Wahai waktu yang menghitam
dengarkanlah srigala lapar melolong digoa batu
matanya merah digenggam malam
dahaganya dahaga darah
yg menyanyikan dendam dari neraka
"By: "Penyair Sunyi"
Des 2020
Komentar
Posting Komentar