JERAT JIWA

Kumpulan Puisi Anak Bertemakan Sekolah | kumparan.com

Kuncup melati semakin wangi....
Dibalut aroma dupa memenuhi indra
Dari yang tiada menjadi ada
Dari yang ada menjadi tiada
Bersekutu diri dalam gelapnya kesunyian
Mencekam di antara lolongan anjing malam.

Luka.........
Luka.............
Kata menelanjangi diri
Kecewa yang membucah
Menjadi darah petaka
Nurani mati dibalut dendam penuh amarah
Nafsu birani menjadi wadah angkara murka
Api membakar tersiksa diri
Api membakar tersiksa hati
Satukan dengan hati yang kian mati...
Api tulang ku gulung putar jarum
Lilin mati api kian meleburkan
Pangkal benang kusatukan dalam balutan sukma yang keji.
(Pembuka harum hati yang suci)

Oh Shang yang Batara
Bangkitkan gelisah para pejantan menabur luka
Bangkitkan gairah pada pemberi cinta
Hancurkan kebencian hati para pendusta
Biarlah terdekap dalam nyanyian sukma
Yang membawamu pada kebinasaan.


Lewat Tujuh mata air suci,
Tujuh bunga setaman,
Lewat tetesan darah perawan
Serta dupa yang terbakar dibawah rembulan betina.
Dengarkan...
Dengarkanlah......persekutuanku melebur dengan kegelapan
Mendekap segala Sukma
Kubangkitkan segala jiwa-jiwa yang pernah mati.

Masuklah ....
Bangkitlah....
Masuklah....

Nyanyikan lagi mantra pengasihan penakluk rasa dari segala raga.

"Niyat ingsun amate' ajiku sijaran goyang.  
Tak goyang ing tengah latar,
Cemetiku sodo lanang Upet upet ku lewe benang.  
Tak sabet'ake gunung jugrug watu gempur,
Tak sabetake segoro asat,
Tak sabet'ake ombak gedhe sirep,
Tak sabet'ake atine poro lanange jagat
Pet  sidho edan
ora edan
sidho gendeng
ora gendeng
Ora mari mari yen ora ingsun sing nambani”.

Hahahahahaa....hahahahaha..

Segala yang karam bangkit dan tenang
Segala yang hilang timbul kepermukaan
Segala padam kembali bersinar
Tarian luapkan jalan pulang
Tidurlah dalam pangkuan asmara
Hilanglah rasa sakit,
Bangkitlah daya harum sirnakan akan dunia.

Nurani kalap tertutup hasrat keramat
Teramat lelah tak mampu melepas ikatan Sukma kupasung lewat mimpi
Kini panggilan memenuhi duniamu
Meskipun itu debu di ujung kaki.

Karya : Titin ulpianti
Lampung barat,7 Maret 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang