Merindukan Jingga karya Y.A,I
*Merindukan Jingga*
Hay.. Apa kabar jingga?
Sudah lama aku tak mendengar kabar kamu lagi.
Lama tak mendengar tawa kamu lagi
Apa sekarang kamu sudah bahagia?
Setelah kejadian waktu itu..
semoga saja, sudah ya.
Hmm.. Sekarang kita sudah jadi dua orang yang asing ya. Hanya bisa saling mendengar suara dan melihat profil satu sama lain tanpa bertegur sapa.
Seakan dua orang yang tak pernah kenal sebelumnya.
Padahal dulu kita pernah terlibat asmara.
Padahal dulu kita saling tertawa.
Padahal dulu kamu selalu ada.
Ketika masalah datang atau aku sedang tidak baik-baik saja .
Selalu bisa menenangkan.
Selalu memahami dan mengerti keadaan.
Saling memperjuangkan.
mempertahankan,
Dan pada akhirnya kita saling mengikhlaskan.
Jujur..
Aku rindu hadirmu,
Aku rindu sosokmu yang periang,
Aku juga rindu dengan segala bentuk perhatianmu,
Rindu rengekan dan tingkah manjamu disetiap malam.
Ketika kamu lelah dengan hari-harimu atau ketika kamu sedang ada masalah yang membuatmu kesal dan sering kali menangis.
Kamu datang dan merengek kepadaku
Meminta untuk ditemani dan minta di dengarkan.
Bercerita tentang banyak hal.
Tentang aktivitasmu dan aku,
Tentang Minuman dan makanan favoritmu dan semua tentang kamu dan aku.
Bercerita tentang yang mendekatimu.
Tentang membuatmu kesal.
Tentang orang yang menjahatimu .
Tentang hal-hal receh dan konyol.
Semua itu masih aku ingat.
Bahkan dulu, Kita chattingan dan telpon seperti tidak ada tanggal merahnya,
Tiada kata sehari tanpa chatmu.
Berbincang banyak hal sampe larut malam.
Bahkan sampai tak ada topik pun tak merasa bosan. Sampai-sampai kita ketiduran.
Dan aku masih ingat betul, dulu kita pernah telpon seharian penuh,
Aku yang mendengar suara tawamu
Mendengar tangisanmu
Mendengar dengung tidurmu
Dan bahkan segala ocehan mu yang seperti kereta api itu.
Masih terpatri dalam ingatanku
hahahaa..
kalau di ingat-ingat lucu ya, tapi sayang, sekarang udah tidak bisa lagi.
Tokoh utamanya sudah gak ada, sudah pergi..,
Dengan kebahagiaannya sekarang.
Rumah yang dulu aku jadikan tempat berkeluh kesah. Dimana aku bisa bermanja atau bertingkah layaknya anak kecil.
Ketika aku harus terlihat kuat,
berperan sebagai anak pertama sekaligus sosok seorang kakak yang harus terlihat tanggung, kuat dan tegas, tapi dibalik itu aku juga sosok yang rapuh dan lemah.
Rumah yang dimana bisa diandalkan.
Ketika semua masalah datang sili berganti.
Selalu memiliki solusi jalan keluar.
Aku ingin memutar semua itu,
Memutar kebersamaan kita yang lalu,
Dan apa kamu tau?
Setelah kebersamaan kita yang lalu t'lah selesai.
Aku masih belum juga bisa menggantimu.
Dulu notifikasi chatmu adalah favoritku
Dan selalu ku tunggu-tunggu.
Suara kamu selalu bisa bikin candu,
Selalu terngiang-ngiang di kepalaku ,
Bahkan kalau kamu lama bales chatku dan ngilang secara tiba-tiba, aku slalu khawatir dan menye spam kolom chatmu, tanya..
"Sayang kamu ke mana? Kok centang abu-abu? Kok tiba-tiba ngilang? Gak ada kabar. Kamu baik-baik aja kan? Khawatir aku jadinya sayang. "
Hahahaa..
Ya mungkin memang terdenger alay dan sedikit berlebihan.
Tapi begitulah rasaku ke kamu,
Terlalu mendalam
Terlalu sayang
Dan teramat mencintaimu
Maka dari itu sampai detik ini pun.
Aku belum bisa melupakanmu secara menyeluruh.
Semua tentangmu dan semua tentang kita.
Aku tak menyangka kalau ujung dari cerita kita akan berakhir seperti ini.
Oiya.. Lalu bagaimana Apa tawa senyummu masih terjaga?
Masihkah seindah dan semanis dulu?
Dulu tawa senyummu yang menemani ku ketika senja datang menghampiri berganti malam, kala sunyi yang mengobati, kala gundah gulana yang begitu pedas,
Riuh tawa dan candamu sangat tidak asing di telingaku, tapi kini aku sudah tak bisa mendengar tawa senyum favoritku.
Aku sangat mencintaimu dan itu benar.
Tapi aku lebih memilih kebahagiaan kamu yang tak pernah kamu dapatkan dariku,
Yaitu raga yang nyata disampingmu
Meskipun sebenarnya aku mampu dan ingin menjadi nyata bagimu , aku tak ingin menjadi bayangan kamu terus, Tapi takdir berkata lain.
kamu menolakku menjadi nyata,
Sungguh, Kamu perginya tidak tahu waktu.
Ketika aku sedang mengupayakan semuanya untukmu.
Meyakinkanmu kalau kita bisa menyatu.
Meyakinkan bundamu, kalau aku bukan sekedar halu.
Dan berusaha dan meyakinkan bunda serta ayahmu untuk mendapatkan restu.
Namun secara tiba-tiba kamu memutuskan untuk menyudahi hubungan kita.
Meskipun dari hati terdalam, aku menolak dan tak menyetujuinya. Tapi aku tidak boleh egois, hanya memikirkan tentang kebahagiaanku saja.
Aku harus memikirkan tentang kebahagiaanmu juga, dan dengan kondisi aku yang sekarang ini.
Mungkin dengan keputusanmu itu, adalah yang terbaik untuk saat ini .
Yang bisa jauh membuatmu bahagia.
Mau tak mau aku harus mengiyakan dan merelakan jika kamu harus pergi dan memilih harus menyudahi.
Aku tak menyesal sekalipun.
Dan tak perlu kamu memikirkan soal luka dan patahku. Itu akan ku tanggung sendiri.
Namun untuk memulihkan dan menyembuhkannya mungkin butuh waktu yang cukup lama.
Untuk ia benar-benar sembuh.
Sebelum coretan ini selesai.
Aku berharap kamu mendengar coretan ini, aku ada pesan untukmu.
sebelum aku benar-benar meniadakan rasaku.
Pesanku : Terimakasih banyak atas hal baik yang kamu berikan pada dermaga hidupku.
Terimakasih, warna yang kamu berikan padaku.
Dan terimakasih juga tentang segala perhatianmu..
Kekhawatiranmu..
Waktu dan perasaanmu padaku
Dan, aku minta tolong untuk terakhir kalinya.
Tolong jaga diri kamu baik-baik disana, jaga kesehatanmu dan jangan menangis lagi ditengah malam.
Dan tolong, Berbahagialah disana.
Agar pengorbananku.
Kehancuranku.
Keikhlasanku.
Dan patahku tak menjadi sia-sia disini.
Aku akan selalu merindukanmu, Jingga.
_~GoresanPena~_
Tangerang , 17 September 2024.
Karya : Y. A. I.
Komentar
Posting Komentar