Puisi Sulung Karya Khoirul Triann

 Puisi Sulung Karya Khoirul Triann

Karya Khoirul Triann


sejak hari di mana aku mendengar tangisan seseorang dari ibuku,

sejak saat itu namaku sebagai sulung terbentuk


aku masih sangat kecil untuk menjadi contoh,

tapi sebisa mungkin aku mencoba untuk menjadi tegar


kalian tahu, aku pernah menangis di balik pintu,

agar tidak ada yang tahu titik lemahnya diriku

aku malu kalau harus menangis di depan kalian

pundakku harus kuat

banyak bahagia yang bergantung di sana


sebagai sulung, aku kehilangan banyak waktu

karena semuanya habis untuk menjaga kalian

sementara diriku sendiri sedang sangat butuh perlindungan


aku adalah tameng untuk adik-adikku

aku adalah mercusuar untuk orang tuaku


setiap langkah yang aku pilih,

akan selalu ada langkah kecil di belakang yang mengikutiku secara perlahan

maaf, kadang saya salah langkah

maaf ya

sulung juga berhak salah kan

capek selalu dituntut sempurna

capek selalu dijadikan pusat titik sempurnanya kehidupan adik-adik saya

sulung juga manusia

berhak patah, berhak terluka


sesekali aku adalah air mata yang membeku

di atas kebahagiaan keluarga ini

aku dipaksa sembuh

padahal lukaku masih benar-benar merah dan berdarah

aku kehilangan makna kecil yang sebenarnya

karena sejak kecil, namaku adalah dewasa

rajin mengalah dan membawa diriku

menjadi sosok orang tua yang kedua


aku memang perusak atas pilihan kalian

tapi sebenarnya aku hanya ingin yang terbaik untuk kehidupan kalian

aku pernah jatuh duluan

jadi sebelum kalian tahu rasanya luka

aku akan selalu bilang jangan lebih awal


sulung, lukamu masih hangat

yang kuat ya


manusia-manusia yang dewasa terlalu dini

menjadi tanggung jawab atas kebahagiaan orang lain

ingat ya

sulung juga berhak menangis

sulung berhak terluka

sulung berhak berkata

"aku sebenarnya tidak baik-baik saja"


sesekali boleh menyerah

sesekali boleh payah

tapi tidak untuk selamanya

seperti tulang, sulung berhak patah


salam, sulung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DARI AKU YANG HAMPIR MENYERAH

izinkan aku bahagia Karya Pengagum

Kamu Tidak Harus Menjadi Seseorang