Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

KATANYA NYATANYA KARYA FAJRI SAIQ S DAN FRANKLYN

 KATANYA NYATANYA KARYA FAJRI SAIQ S DAN FRANKLYN Katanya negeriku merdeka  Nyatanya Hak rakyat dirampas oleh penguasa Dimana hak rakyat ditindas dan dipaksa  Di sodomi akal dan ekonominya Katanya hukum tegak berdiri Nyatanya tumpul ke atas, runcing ke bawah menindih Keadilan hanya mimpi bagi yang tak punya Suara kebenaran dibungkam, dipaksa mati Dimana yang katanya untuk rakyat?  Dimana yang katanya untuk wong cilik?  Dimana yang katanya untuk para orang tua dan dhuafa?  Nyatanya masih ada yang terluka Nyatanya masih ada yang mati karna kelaparan Nyatanya masih ada yang menangis karna tak punya rumah Amarah punah marah AHH... Katanya pembangunan terus melaju Nyatanya hanya segelintir yang menikmati hasilnya Kemewahan gedung pencakar langit menjulang Di bawahnya, rakyat jelata terus berjuang Janji manis tinggal janji kosong belaka Luka lama kian menganga, tak terobati Cuih.... Katanya para polisi dan penegak hukum adil terhadap rakyat Nyatanya masih ada okn...

Hujan yang Berlalu Karya Agit Yogi Subandi

 Hujan yang Berlalu Karya Agit Yogi Subandi "pelan-pelan, sayang! hujan perlahan reda..." tubuhku asing di antara tubir trotoar dan pasir di jalan dan wajah-wajah penuh buku mondar-mandir juga sesekali mencuri waktuku "ayo, kita mencari tempat singgah! yang merelakan ruangnya kita jarah!" paru-paruku digantungi batu sejak engkau mulai memaknai hujan dengan sebuah lagu  di mana kerap kau hempaskan tubuhmu  ke gelombang tembang lalu kita pura-pura melukis hujan di jendela yang kita tahu, bahwa ia telah terbingkai sebelum kita datang dan setelah hujan berlalu, apakah kita masih akan mencari tempat yang ruangannya rela kita jarah? sementara di luar, orang-orang telah berencana melanjutkan perjalanan dan mengakhiri pembicaraan 2007

Kisah dalam Cerita Perjalanan Karya A.A. Navis

 Kisah dalam Cerita Perjalanan Karya A.A. Navis Jika terdengar keluh penyerahannya menjalani — antara noktah langkah pertama sampai ke ujung gunung harapan — aku rasa, lagi aku rasa meruyak pedih luka dulu yang pernah kubunuh mati. Dulu berbesar nafsu berlari aku, berlari mencapai ujung gunung harapan tersesat tenggelam ke laut galian air mata pilu aku kembalikan ke lubuk hati. Tahulah aku besar rahmat-Mu melimpahi diri kiranya air asin laut pengobat luka sadar aku gunung harapan bukan diburu hanya harus ditunggu sampai waktunya tiba. Ah, tidak, harapanku telah mati bersama luka-luka aku akan kejar tunggu lagi ke dari siapa-siapa. Tuhan, kenapa aku tidak pulangkan semua ke haribaan-Mu, Tuhannya dan Tuhanku jua? Kenapa kepala batuku lembut luluh jika di hadapan-Mu? Dan aku, dan aku aku tidak akan berlari mendaki gunung harapan Biar, biarkan mauku dalam ridha-Mu hanyut tenggelam di laut galian Karena di sana.... ada air asin pengobat luka derita. 15 Januari 1951

Surat Pulang Karya Joko Pinurbo

 Surat Pulang Karya Joko Pinurbo Tenanglah. Aku tak pernah mengharap oleh-oleh dari orang yang hidupnya susah. Kamu bisa pulang dengan rindu yang masih utuh saja sudah merupakan berkah. Pulang ya pulang saja. Tak usah repot-repot membawa buah tangan yang hanya akan membuat tanganku gemetar dan mataku basah. Aku tahu, kepalamu kian berat dan hidupmu bertambah penat. Mau selonjor dan ongkang-ongkang saja kamu tak sempat. Pernah aku jauh-jauh pergi untuk menemuimu dan tak bisa menemukanmu. Di manakah kamu? Ke manakah kamu? Ealah, ternyata kau sedang beribadah di akunmu. Pulanglah dengan girang jika pulang adalah menulis ulang sajak yang rumpang. Jika kau punya banyak kucing tapi tak punya ngeong kucing, aku punya malam-malam bertaburkan ngeong kucing. Pulanglah dengan lugu. Masih ada pintu untukmu, bahkan jika kau pulang telanjang malam-malam saat aku sedang bertukar meong dengan kucingku. 2013

Dia dan Aku Karya Sitor Situmorang

 Dia dan Aku Karya Sitor Situmorang Akankah kita bercinta dalam kealpaan semesta? -- Bukankah udara penuh hampa ingin harga? - Mari, Dik, dekatkan hatimu pada api ini Tapi jangan sampai terbakar sekali. Akankah kita utamakan percakapan begini? -- Bukankah bumi penuh suara inginkan isi? - Mari, Dik, dekatkan bibirmu pada bisikan hati Tapi jangan sampai megap napas bernyanyi. Bukankah dada hamparkan warna Di pelaminan musim silih berganti Padamu jua kelupaan dan janji Akan kepermainan rahasia Permainan cumbu-dendam silih berganti Kemasygulan tangkap dan lari.

Lagu Cinta Karya Putu Wijaya

 Lagu Cinta Karya Putu Wijaya  Kulihat malam begitu dalam Dan angin berdesah bimbang Aku pun tertegun sebelum melangkah Masihkah kau simpan perasaan sayang yang dahsyat dalam diriku Kudengar senandung lamat-lamat Begitu akrab dan kukenal Seakan melempar ke masa silam Ketika kita bertemu di ujung jalan Saling membaca perasaan masing-masing Dan setuju untuk sama-sama berjuang Haruskah cinta berakhir sedih Karena kita tak memilih Tidak, kulihat nyala api masih membakar Ketika kita terlena dan tubuh mengucap Betapa dalam perasaan bertaut Bahkan semakin bersatu ketika jalan tertutup Dan akupun bertambah yakin Tak ada yang mampu membunuh yang bertekad Kulompati pagar dan menyelinap masuk Berdiri didepan pintu memanggil namamu Mengucap salam dan sebuah janji Berikan aku kesempatan menyayangi Kita telah bergetar disini Tidak pernah berubah hanya lebih dewasa Tinggal kamu siap membuka pintu Tiba saatnya untuk berhenti ragu 1999

NELANGSA SETENGAH MATI KARYA BJ HABIBIE

 NELANGSA SETENGAH MATI KARYA BJ HABIBIE Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. M...

Cinta Sejati Karya : Aditia Hamza

 Cinta Sejati Karya : Aditia Hamza Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Menggenggam tanganmu dan mengubah segala rencana Meliputi dirimu dengan nestapa Sambil kuiringi semesta dengan hati dan cinta Ketika mentari mulai berlalu Samar samar aku melihat senyummu di depanku Aku telah merasakan lirih denyut nadi Bahkan terdengar detakan keras di jantungmu Aku mendapat kesempatan untuk melihat senyummu Kesempatan untuk melihat tatapan itu di mata indahmu Sebab kamu adalah satu satunya harapan Yang akan mengisi kosongnya hatiku Di penghujung hari Setelah senja berlalu pergi  Kubuka kesedihan yang kuharapkan Menghindar dari perpisahan yang bertabur kepedihan Andaikan sejatinya cintaku bisa kau baca Mungkin kamu akan penuh dengan cerita Menaburkan bunga bunga memenuhi dunia Sebab isi dari cintaku sangatlah luar biasa Bahagiaku karenamu Dan selamanya bersamamu Kumohon jangan berniat untuk pergi Atau mengecilkan hati untuk membenci Hari demi hari akan terasa begitu sepi Bila tawany tak...

Hening Di Antara Riuh Karya : Aditia Hamza

 Hening Di Antara Riuh Karya : Aditia Hamza Dalam diam aku bercerita tentangmu pada malam yang sengaja kutunda agar tak cepat berlalu. Menyapamu dengan rindu yang kuhaturkan pada angin. Kubisikan kisah lalu tapi sunyi pantulkan dinginnya sikapmu hingga kembali membuatku ragu. Cerita yang tak bisa kuselesaikan. Satu nama yang sulit kuhapus. Meskipun detak jarum jam memaksa untuk melupakanmu. Semenjak hari itu, wajahmu perlahan terlukis di setiap kata yang kubentuk. Seakan meminta diabadikan dalam setiap cerita di masa datang. Seakan tak ingin jiwa ini tenang bersama mimpi baru. Kamu pernah tinggal dalam denyut yang enggan berhenti. Membasahi retinaku dan meraung dalam diam di bibirku yang kelu. Bahkan kerap kali butiran salju melungsur dari sudut mata ketika mengingat tentangmu. Aku tahu, tangisan tak bisa menghapus luka yang mengoyak palung hati. Maka biarkan aku diam diam pulih tanpa perlu mengingat seperti apa wajah yang bernama luka itu. Bahkan di antara riuhnya manusia pun duni...

Galeri Kerinduan Karya : Aditia Hamza

 Galeri Kerinduan Karya : Aditia Hamza Kali ini aku kembali menyingsing segala sajak yang pernah terbenam kala mengusap sisi terdalam rindu. Tumpuan gelisah mengejek perasaan sebab rinduku pernah hilang arah. Terkadang hati membawaku ke lembah kelam tanpa disinari bintang-bintang. Tenggelamkan rindu dalam kesedihan membuat seruanku menjadi hening. Hingga jemari memagut pena merangkai bulir aksara di antara waktu yang mengeja  detik dalam menit. Sisian pelupuk mata mulai berkabut—membasahi pipi saat kuingat namamu yang bersanding dengan yasin di balik nisan. Melukis rupa dan membingkai namanya dalam ingatan. Bahkan galeriku terus menitik sketsa kerinduan. Aku tetaplah aku yang terus mengayun pedal kenangan tatkala memeluk erat nisan yang berdiri kokoh. Tak peduli pada kesedihan yang terus menggerogoti bola mataku. Kasih... Hanya bisa menjulurkan jaringnya rapuh saat ini. Tetapi akan ku tepati janjiku untuk meleburkan kelam yang menyiksa hati. Menguatkan harap dalam lentingan ta...

Nindhi Karya : Aditia Hamza

 Nindhi Karya : Aditia Hamza Ada yang belum pulih dari patah yang didengar. Tapi hari itu, tertulis sudah di lembaran sejarah. Tokoh jutaan peran mengenakan gaun serba putih setelah dilamar malaikat. Sebab takdir begitu jatuh cinta atas rupanya. Kejutan tak terduga kesekian kalinya menghampiri. Gagal dan hancur perlahan menampakan diri. Namun harus kuat, karena isak tak membangun cinta yang mati di dalam kebingungan. Mendung sejuta makna yang muncul di antara mata air. Menundukku untuk merenung gundukan tanah itu. Gundukan di mana gadis belia tertidur lelap. Padahal waktu begitu berharga, tapi kenapa harus berpisah tanpa cengkrama? Kenapa harus terlambat yang mengingatkan kesempatan? Hari-hari terasa hambar. Langkah terasa dingin saat undangan datang mencuri tawa di ujung malam. Sehingga cerita hangat terbungkus kafan, terhalang gundukan, bahkan nisan yang berdiri kokoh. Rumit untuk melupakan hal sejauh ini. Menari di antara badai bahkan musim letih mengubah riang menjadi tak berda...

Ketika Rindu Menulis Karya : Aditia Hamza

 Ketika Rindu Menulis Karya : Aditia Hamza Sesekali aku coba merayu Tuhan, dengan segala upaya aku lakukan agar rindu tak lagi bertengkar dengan ketidakrelaanku atas kepergiannya. Tahun-tahun pun berganti dengan begitu cepat. Musim demi musim menggandeng ingatanku agar galeri tentangnya tak mudah terhapus oleh badai di setiap pergantian tahun. Di awal bulan itu, hujan rintik membawaku membuka lembaran-lembaran lama tentangnya. Bait akhir yang tertulis kala itu masih ku jeda, karena aku tau jika suatu saat aku akan kembali melengkapi cerita tentangnya yang belum sempat aku selesaikan. Bahkan, di kamar ini aku sering tertawa saat melihat sepucuk surat yang tertutup debu di atas lemari kaca. Surat yang berisikan tulisan tangan. Surat yang ditinggalkan pemilik; selamanya. Sehingga dalam ruang hening kosong ini. Terkadang aku bersila di atas sajadah, hanya untuk bertengkar atas permintaan yang bertengger di langit harap. Aku ingin menjadi seperti mentari yang ikhlas mempersembahkan soso...

Epitaf Musim Gugur Karya: Aditia Hamza

 Epitaf Musim Gugur Karya: Aditia Hamza Dari aku, untuknya. Hari ini, kusebutkan kembali satu nama yang mengetuk ingatan ke dalam aksara. Mewarnainya dengan doa istimewa. Baluti canda tawa serupa kisah romansa para remaja. Sehingga kenangan tentangnya menghampiri, tangis selalu hiasi pelupuk mataku. Aku masih ingat hari itu, tanggal itu, waktu itu, dan bahkan kejadian ketika aku kehilangan seseorang yang amat aku sayang. Seseorang yang selalu merias tawa, kini pergi bersama mimpi lalu mengukir kisah tunggal musim gugur seolah memintaku temukan penawar luka dalam lukisan waktu. Mengapa lemahku di pijak tanpa peduli raga yang terus meratapi elegi? Berhamburan kosakata yang habis terjajah terus merangkak dalam pikiranku. Sukma memicu amarah menabrak pandangan hening mengoyak hati. Rasa perih mencari jawaban untuk dipulihkan tapi dipaksa merelakan. Bukan permohonan ataupun kelemahan, melainkan pengakuan tanpa suara dengan versi diriku yang ingin berdamai perihal kehilangan. Karena samp...

Aroma Getir Karya : Aditia Hamza

 Aroma Getir Karya : Aditia Hamza Kali ini kupanggil kembali ribuan kunang yang menyinari ilalang patah hati. Meminjam misteri siang menampik pegat pada malam. Kembali benak—hati berdegup seperti cepatnya jemari merangkai kata. Kerap kali diri ini dikalungkan perhiasan perih yang selalu menyibak rapuh. Hati merajakan luka menghunuskan pada aksara yang kurangkai. Sampai isyarat datang menerjemahkan aroma getir di balik mataku. Bodohnya aku. Bengisnya luka masih terus aku puja dalam setiap bait. Bahkan aku sendiri bingung kenapa hati terus-terusan menggaungkan kesedihan. Rasaku terus membisu. Sebab tersayat luka sampai tak kutemukan tawa dalam daftar kisah kemarin. Hingga tak bisa menukarnya dengan segala diksi di atas kanvas. Sepertinya yang kucinta adalah derita yang menyanggah segala luka tunduk pada hari baru. Mendesah—jenuhku rapuh tak berkesudahan. Tersungkur hingga kepak sayap patah dan sampai saat ini belum sempat kusembuhkan. Jazirah Al-Mulk, 23 April 2025

Kekasih Dunia Akhirat Karya : Aditia Hamza

 Kekasih Dunia Akhirat Karya : Aditia Hamza Aku mendekatimu, jauh sebelum alif mengenal garis yang melindungi kepalanya Aku mencintaimu, jauh sebelum ba merenung titik di bawah lekukannya Melukis wajah dengan lafaz yang dibasuh air taubat Menulis nama menggunakan nur di Lauhul Mahfudz  Memberi ruang bukan sekadar berteduh, melainkan untuk memilikimu dalam jiwa yang disucikan kalimat surga Seperti Ar-Rahman yang memiliki jalan, engkaulah sosok lembut berjalan dengan kehati-hatian di dalam jiwa penuh ketenangan Setiap kali aku rindu terhadapmu, aku mencari di antara segala huruf-huruf yang tunduk padamu Sebab engkau adalah kekasih dari seluruh keberadaan Menangis bukan perihal dosa, melainkan mim terus bergetar dalam setiap nadi, karena cinta padamu tiada habisnya Betapa inginku berdiri menunggu pertemuan kita seperti tegaknya alif saat melihatmu di Isra Miraj  Sujud di atas sajadah penantian seperti ba yang selalu sopan menunduk menggenggam erat rahasia bismillah Datang me...

𝗣𝗘𝗥𝗚𝗨𝗟𝗔𝗧𝗔𝗡 𝗕𝗔𝗧𝗜𝗡 𝘎𝘰𝘳𝘦𝘴𝘢𝘯𝘗𝘦𝘯𝘢•`

 𝗣𝗘𝗥𝗚𝗨𝗟𝗔𝗧𝗔𝗡 𝗕𝗔𝗧𝗜𝗡 ( 𝘱𝘢𝘳𝘵 2 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘯𝘢𝘴𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 ) Kamu adalah sepintas yang belum rampung aku selesaikan ceritanya,  Kamu adalah seorang gadis yang aku titipkan segala pengharapan, dan kamu ... ketidakmungkinan yang harus ku relakan kepergiannya.  Kepergianmu dahulu tak pernah aku inginkan, hati pun menolak dengan begitu kerasnya, masih banyak yang ingin aku habiskan bersamamu, banyak harapan yang belum kita wujudkan bersama dan ada banyak sekali kata yang terngiang di bilik-bilik kepala, jutaan tanya tentang kepergian mu yang secara sporadis itu, hingga tak ada satu kata pun yang terlontar saat kepergian mu, yang tanpa kejelasan itu.  Dimana saat itu. Aku harus berfikir, alasan apa yang hendak aku katakan kepada Ibuku, atas janji yang terngingkari, janji menjaga Jingga yang sudah dianggap putri kecilnya,  Ibu selalu antusias ketika aku menceritakan kamu, memarahiku karena menjatuhkan air mata di pelipis mata...

𝗠𝗘𝗡𝗧𝗔𝗥𝗜𝗞𝗨 °𝙂𝙤𝙧𝙚𝙨𝙖𝙣𝙋𝙚𝙣𝙖•

 𝗠𝗘𝗡𝗧𝗔𝗥𝗜𝗞𝗨 Perkenalkan, Aku adalah langit. Seorang lelaki yang dahulunya sempat kehilangan arah, Sempat tenggelam bersama luka yang teramat hebat, lalu diseret dengan paksa ke dalam gelombang trauma, yang dahulunya sering dibenturkan oleh kenyataan-kenyataan yang tak sesuai keinginan. Hingga aku terombang-ambing tak tentu arah, lalu akhirnya aku terjebak pada kegelapan yang menelan diriku dalam-dalam.  Kini waktu demi waktu kian berlalu, tapi goresan luka yang menganga di permukaan hati tak kunjung temukan 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘱𝘶𝘳𝘯𝘺𝘢, kesedihan terus melanda diri, ingatan tentang kenangannya selalu menjajah seisi kepala.  Hingga pada akhirnya...  Setelah penantian yang cukup lama,  Aku melihat sinaran cahaya di ujung sana,  Sekilas, aku melihat ada seseorang di sana,  Seolah membisikkan di telingaku untuk keluar dari kegelapan itu, sembari mengulurkan tangan untuk mencoba menarikku ke luar dari sana. Tak disangka ... ternyata dia adalah seorang wanit...

AMORFATI

 AMORFATI Mungkinkah aku mencintai takdir, yang setiap malam membuatku menangis dalam senyap? Yang menorehkan luka di antara tulus dan setia yang kupertahankan habis-habisan? Mungkinkah aku mencintai kehampaan yang menjelma jarak di antara dua hati yang pernah saling janji tak akan saling melepaskan? Aku bertanya, karena aku letih. Aku bertanya, karena cinta ini seperti pisau yang kujaga agar tak melukai siapa pun— kecuali diriku sendiri. Tapi mungkin… di sinilah letak cinta sejati, di tempat paling sunyi, di persimpangan antara memilih bertahan atau memaafkan takdir yang tak kunjung adil. Mungkinkah ada amorfati dalam dunia yang fana ini? Bagiku "Mungkin". Tapi hanya untuk jiwa-jiwa yang telah menguliti harapannya sendiri, yang telah berjalan dalam hujan badai dan masih bisa berkata, "Aku tetap di sini, meski langit tak lagi biru" Amorfati… cinta terhadap takdir, bukan karena ia indah, tapi karena aku memilih untuk tetap mencinta, meski yang kupeluk adalah duri. Ak...

Tangisku Bukan Karena Aku Ingin Menyerah"

 "Tangisku Bukan Karena Aku Ingin Menyerah" Aku menangis malam ini, bukan karena aku kalah, bukan karena aku ingin menyerah. Tapi karena aku menyimpan begitu banyak luka yang bahkan tak bisa kutunjukkan pada dunia. Tangisku adalah sisa-sisa doa yang tak pernah sampai ke langit, adalah suara rindu yang tak berbalas, adalah harapan yang terus kupeluk meski telah berubah menjadi bayangan yang tak menoleh kembali. Aku mencintai bukan untuk dilukai, aku bertahan bukan untuk diabaikan. Tapi mengapa takdir seolah menggenggam jantungku, memainkannya seperti wayang di atas panggung penderitaan? Aku lelah… bukan pada cinta— tapi pada kenyataan yang tak memberiku ruang untuk mencinta dengan damai. Dan saat seseorang hadir, membawa senyum kecil di tengah reruntuhan jiwaku, aku tak tahu lagi mana rasa yang harus kupeluk, dan mana luka yang harus kulepaskan. Aku tak ingin mencederai siapa pun, tapi aku juga ingin hidup tanpa sesak. Maka aku menangis… karena aku sedang berdiri di antara dua...

TERGUNCANG

  Aku mencintaimu, dalam doa yang tak pernah tertidur, dalam luka yang tak pernah kuperlihatkan, dalam diam yang selalu kusebut pengorbanan. Tapi mengapa… saat kamu menjauh, aku yang remuk? Mengapa saat kamu lupa memeluk, aku yang menggigil? Aku mencoba kuat, menambal setiap retak yang kau tinggalkan, menyapu lantai batin yang berserakan oleh janji yang tak kau jaga. Namun kemudian, hadirlah senyum lain—bukan karena kucari, tapi karena dunia seolah memberinya sebagai pengingat bahwa aku juga pantas merasa cukup. Senyum itu bukan perangkap… ia hanya menyalakan lilin kecil di ruangan gelap yang kau biarkan tanpa cahaya. Dan aku terguncang… bukan karena aku tak setia, tapi karena aku sadar: bahkan peluk sesaat bisa lebih hangat dari diam bertahun-tahun yang kau beri tanpa rasa. Aku ingin tetap memilihmu, meski jiwaku lelah menerka. Aku ingin tetap tinggal, meski rumah ini sering bocor di malam paling hujan. Tapi akuilah… bahwa bukan aku yang lemah, melainkan kau yang tak sadar bahwa a...

Jangan Biarkan Kau Hancur Karena Aku"

Jika kau datang karena senyumku yang palsu, maafkan aku… aku sedang mempelajari cara tersenyum lagi. Jika kau tinggal karena luka di mataku, tolong jangan… aku takut luka ini menyebar, dan kau ikut pecah di tempat yang tak seharusnya retak. Aku tak pernah memintamu hadir, tapi hadirmu seperti selimut tipis di tengah musim dingin yang terlalu panjang. Aku ingin kau bahagia— bukan karena aku, tapi karena kau pantas untuk bahagia tanpa perlu menjadi penyelamat bagi jiwa yang belum selesai. Kau mungkin melihat cahaya dalam mataku, tapi itu hanyalah sisa api dari hatiku yang terbakar lama. Dan aku belum tahu apakah aku akan jadi pelita, atau hanya bara yang perlahan memadamkan segalanya. Jangan biarkan kau hancur karena aku. Jangan biarkan cinta tumbuh di tanah retak, karena cinta seindah apapun akan sulit mekar jika akarnya tertanam di luka yang belum kering. Tapi jika kau tetap ingin bertahan, maka bertahanlah bukan untukku— tapi untuk dirimu sendiri, yang tahu bahwa bahkan badai pun suat...

PERSIMPANGAN

 PERSIMPANGAN Aku berdiri di persimpangan antara luka yang kutanam sendiri dan tangan asing yang tiba-tiba datang membawakan air untuk dahaga yang tak pernah sempat kuakui. Di satu sisi, ada cinta yang kurawat dengan darah, yang kupeluk meski menusuk, yang kupilih—bahkan saat ia menolak berbagi jiwanya padaku. Di sisi lain, ada tawa yang datang tanpa beban mata yang tak menuntut, tapi mampu melihatku lebih utuh dari orang yang dulu kupikir mengerti segalanya. Aku tak pernah bermaksud mengundangnya, tapi sunyi ini membuka celah, dan luka ini, ternyata bisa tumbuh taman kecil yang diberi air oleh kehadirannya. Bukan cinta, belum… tapi damai. Dan damai adalah hal paling mewah bagi hati yang sudah lelah berperang sendirian. Aku takut, takut jika langkahku melenceng dan tak bisa kembali ke jalur yang kupilih dalam sumpah. Tapi aku juga takut, jika terus bertahan namun mati perlahan, tanpa ada yang benar-benar menggenggam tanganku. Apakah salah jika aku hanya ingin sebentar menutup mata,...

RUMAH Perindu Hujan Langit Teduh

 RUMAH Aku terhanyut dalam khayalan, dimana ketenangan malam membuat hatiku berdebar, antara sedih dan bahagia, serta rindu yang bersemayam apik pada dinding hati tak mau pergi. Kilas - kilas cerita berhamburan pada otak mungilku, bila mana kita hidup bahagia bersama, menari seraya bermain air, menunggu pelangi hadir  Seperti gerimis perindu hujan, aku merindukan kehangatan yang hilang terbawa ingatan yang hampir padam, nyatanya sebuah perasaan kerap kali menjatuhkanku pada kenestapaan, membuatku hancur diterpa kekecewaan L : Pelangi akan hadir pada hujan yang mulai reda. Tidak pada gerimis atau badai. Berbahagialah wahai putri penguasa khayal. Sebab warnanya akan pudar setelah kuasa angin berhembus kencang. P : meski berlalu, akankah diriku bisa menggapainya? Saat terlalu dekat petir menghantam jiwaku dan kembali terdampar pada perasaan menakutkan itu L : Kau sepertinya terlalu memikirkan resah gundah dan pengandaian lainnya. Ingat Nona bunga itu dari kuncup yang layunya tida...

Maaf aku tidak sengaja jatuh cinta Khoirul trian

 Maaf aku tidak sengaja jatuh cinta  Waktu itu aku sedang berada di ruang gelap yang aku sebut kecewa  Waktu itu aku juga menemukanmu dengan sopan namamu masuk keruang  Menyalakan lilin kecil di setiap  Sudut ruangan yang membuatku Nyaman dan ingin tinggal di sana selamanya  Tadinya aku sendiri  Seseorang bernama masa lalu  Mengisahkan luka yang terlalu dalam  Iya pergi dengan lancang  Aku berjuang sembuh sendirian  Padahal mimpinya belum terwujud padahal waktunya belum selesai sempurna  Seseorang bernama masa lalu tadi  Pergi di bawa takdir sedangkan aku Butuh berjuang setengah mati  Untuk benar-benar bisa sembuh  Semua orang menyalahkan atas bodohnya diriku sendiri  Kamu datang dan masuk membawa banyak cahaya terang  Sampai-sampai aku lupa masih berada di ruang kecewa  Hanya saja diberi sedikit hiasan dan penerangan  Memang aku tidak ada artinya  Tapi hadirmu tadi cukup mengobati juga m...

_RINDU YANG MENJADI CANDU_ _Karya Anisa Ndu_

 _RINDU YANG MENJADI CANDU_   _Karya Anisa Ndu_   _23/06/2025_ Hai... Aku rindu...  Tapi rindu ini tak seperti rindu seperti biasanya Kalo dulu pagi aku rindu, sore aku bisa berjumpa dengan mu Bahkan, jika dulu aku rindu, Aku bisa langsung mndengar suara mu Walau mungkin hanya dari telpon genggam Dulu jika aku rindu, aku bisa memeluk mu Aku bisa merasakan hangatnya dirimu Aku bisa langsung mngatakan bahwa aku merindukanmu...  Aku rindu pelukan hangat mu, aku rindu suara mu, aku rindu canda tawa dengan mu, aku rindu cemburu mu, aku rindu marah mu, aku rindu di cari ketika aku hilang, aku rindu di call tengah malam, aku rindu di semangati kamu, aku rindu kamu bilang I love u ke aku setiap hari yg sudah menjadi candu ku Sekarang, rindunya semakin menggebu, karna tak ada lagi jalan.  Rindu yang aku jalani sekarang tidak mudah Bukan lagi sebuah pertemuan, bukan lagi sebuah pesan singkat, apa lagi menanyakan kabar Tapi trimaksih,hidup yg aku lalui bersa...

Merayakan Cinta di Hari Kelahiranmu. Karya Dira

 Merayakan Cinta di Hari Kelahiranmu. Dalam heningnya malam, namamu menjulang, bertengger di kepala. Menyusup, seperti konstelasi bintang yang membelit. Kau menjadi satu-satunya cahaya yang bersinar di dalam kedua netraku. Senyumanmu bagaikan lembayung yang merefleksikan kehangatanmu. Menganyam rahasia dalam kelam cakrawala. Diammu bukan hampa, tapi sajak tanpa suara. Matamu berpendar lembut, seperti bintang yang berbisik pada malam. Puisi ini tentangmu, sayang. Yang tak pernah meminta sorotan, namun cahayamu menghangatkan dunia tanpa paksa. Dan aku, tanpa daya, tenggelam jauh dalam pesonamu. Aku mencintaimu dalam setiap hela nafas waktu. Dengan gegap gempita, cinta kita adalah simfoni yang lirih namun utuh. Menari dalam irama yang tak tergerus oleh masa. Monokromku, hari ini milikmu. Badai mungkin datang, mencoba meruntuhkan harapanmu. Tapi aku percaya, semangatmu adalah bara yang tak kenal padam. Kutemukan damai dalam  pelukmu. Disetiap nafasmu yang berpijar, aku kau ratukan...

SELAMAT HARI LAHIR UNTUKMU KARYA : JINGGA

SELAMAT HARI LAHIR UNTUKMU KARYA : JINGGA Hay kamu... Dirimu telah banyak menjalani lika liku kehidupan Dan disana lah terdapat rasa duka, air mata, serta bahagia yang tercipta Yang menemani setiap langkah perjalanan Tanpa adanya keluhan yang keluar dari bibirmu Tak terasa senja telah berganti Hari berganti hari Bulan berganti bulan Tahun pun berganti tahun Dirimu dilahirkan oleh sosok yang luar biasa Dan kini dirimu berada pada barisan angka yang bertambah satu Di tahun ini pun seluruh alam berpesta pora Burung pun ikut bernyanyi dan matahari bermain-main dengan cahayanya  Ditengah kesunyian malam Ditemani suara deru angin Dinaungi indahnya cahaya bulan dan bintang Tak banyak pinta yang kulangitkan pada Penguasa alam semesta Ya Allah,  Padamkan segala dukanya Sirnakan segala pilunya Kuburkanlah segala sedihnya Dan gantilah semua itu dengan sebuah kebahagiaan Kebahagiaan yang mendatangkan keceriaan Dan semoga dihari-hari selanjutnya Kebahagiaan selalu menemani langkahmu Selama...
Ulang tahun dan doa yang tak pernah lupa" Karya:zea Hari ini, langit tampak lebih luas, seolah memberi ruang bagi waktu yang berjalan. Angin yang melewati jendela terasa lebih hangat, seolah membawa kabar bahwa seseorang istimewa sedang bertambah usia. Aku tidak membawa kado berkilau, tidak juga seikat bunga yang harum. Yang kupunya hanya untaian kata, dan doa yang tak pernah lupa. Kau tahu? Waktu berlari begitu cepat, membawa kita pada angka baru yang kau genggam hari ini. Tapi bagiku, kau tetap sama, seseorang yang cahayanya tak pernah redup, seseorang yang selalu menjadi cerita, bahkan dalam diam yang paling panjang. Di antara lilin-lilin yang menyala, ada harapan yang kau semogakan, dan aku di sini, diam-diam menyelipkan satu lagi: agar langkahmu selalu ringan, agar senyummu tak mudah pudar, agar hatimu selalu pulang pada kebahagiaan. Hari ini, mungkin aku bukan suara pertama yang mengucapkan selamat, bukan juga yang paling kau nanti. Tapi aku ingin kau tahu, di setiap detik y...

Anaphalis Javanica KARYA : Labirin Waktu ( puisi ulang tahun)

Anaphalis Javanica KARYA : Labirin Waktu  Kekasihku, ada hal dalam hidup yang tak bisa diterjemahkan dengan kata-kata  Misal Pada Puncak sunyi yang jauh dari kebisingan ini Bagaimana bisa aku mengingkari tiap lekukan indah tubuhmu Yang telah lahir dari seorang perempuan sering kau sebut ibu Kecupan manis pada tebal alismu Menganugerahkan kehadiran cinta dan kasih sayang kita Hembusan nafas hangat pada bulu halus lehermu yang dingin Akan membunuh kesepian di penghujung malam Ku kerahkan lidahku pada lembutnya lingkar sempurna buah dadamu Tekad kuat perempuan penuh kesabaran dan kelembutan yang menantikan kehadiran belaian lembut tangan ku  Menyatu pada Lekuk indah pinggul dan pahamu Menjelma keabadian mengalpakan Ketiadaan Kekasihku, Ijinkan aku mengarungi lembah tak terjamah yang licin nan basah  Merayakan hari kehadiran cinta di muka bumi  Menyempurnakan tangisan-tangisan dalam keheningan Mengikat janji-janji setia  Melewati hiruk pikuk kehidupan yang gers...

SELAMAT ULANG TAHUN* Karya : Srikandi

*SELAMAT ULANG TAHUN* Karya : Srikandi Merentang sayap-sayap nan indah  Merebahkan asa diujung penantian Merangkum bias cahaya hangatkan jiwa Dari kemilau potongan hati yang bening Tutur katamu yang lembut menyentuh kalbu Hari ini mengulang kembali masa itu Dunia dan takdir tertulis epik sebelum semua ada Kelahiranmu adalah anugerah Semesta mampu mengindera sentuh pun rasa serta aroma dalam penggalan stanza  Kau hadir bak obat dari rasa sakit Menghapus kesedihan di pelupuk mata, Memberi tawa hingga melupakan kesedihan Disela hembusan nafas Dibawah langit biru dan lembayung senja Mencoba geraikan buih kembang di jiwa Sampai akhirnya kau lantunkan syair indah simponimu untuk dunia  Rebahkan segala rasa mengalun dalam puisi cinta dan kasih penuh kebahagiaan  Gending kasmaran sudah didentingkan Jam dinding lalu detak jantung seolah menari-nari sepanjang waktu Wedar sabda bukan hanya sekedar merangkai mutiara dengan benang emas belaka Kau tebarkan kalam seteduh pohon perd...

Atas nama cinta karya dilla

 Nadia: sayang  Kamu tahu nggak kenapa aku ngajak kamu ke tempat ini Ananta : nggak tahu Sayang, emang kenapa? Nadia  : tempat ini mengingatkanku dengan seseorang  Ananta: siapa dia ? Nadia:  namanya dony ( menunjukan foto ) Ananta: kenapa dia mirip banget sama aku sayang Siapa dia? apa dia pacar kamu?  Nadia : bukan, tapi dia tunangan aku. Dulu kami hampir menikah  Ananta : sekarang dia di mana? Nadia : dia udah nggak ada Ta. Ananta  : maksud kamu dony meninggal ? Nadia  : iya, waktu itu Dia nyuruh aku untuk datang ke tempat ini  Sekitar jam 19.00 malam aku sampai ke tempat ini  lalu 15 menit kemudian dia ngasih kabar lewat Whatsap kalau dia akan terlambat datang sekitar 20 menit lagi  tapi sudah hampir satu jam aku nungguin dia di tempat ini dia nggak Datang Dateng  Lalu tiba-tiba ada polisi Yang telepon aku dan ngasih kabar kalau ada korban kecelakaaan mobil atas nama Doni  Menurut polisi mobil Doni melaju sangat k...

Dialog Sepasang Senja ‎karyaSi Kang Senja & Senja Kirana Dewi

 Dialog Sepasang Senja ‎ ‎ ‎Serunai angin seakan mengiringi pergerakan peralihan siang menuju malam yang diperantarai senja. Syahdu... seolah mulai mewartakan kisah tentang dongeng 1001 malam di Kota Tua dengan sejuta keindahannya, agar perlahan seisi kota jatuh dalam buaian. ‎Sementara di tengah syahdu itu, sepasang senja lainnya memecah hening dengan aksara yang terdengar lamat-lamat. ‎ ‎ ‎L : Kepada rindu yang kemarin belum sempat ku semaikan, bila kembali pada peluk yang telah remuk tak kasihankah pada jiwa yang berserak itu. ‎ ‎ ‎ ‎P : Rindu yang mana yang tengah kau bicarakan, Tuan? Kau berusaha menyemai rindu yang tanpa tuju. Lalu memintaku untuk mengasihani. Sungguh tak masuk akal!  ‎ ‎ ‎ ‎L : Lihat puan. Disini aku masih menggunakan kalimat yang sama, seperti kala kita gaungkan dalam sajak-sajak pengantar tidur itu.  Mungkinkah lelap itu, yang membuatmu lupa akan janji yang pernah kita rajut bersama? ‎ ‎ ‎ ‎P : Tidak Tuan, lelap itu justru menyadarkanku ketika ak...

MONOLOG PANJANG SEBUAH LUKA Ananta Pramuditya

 MONOLOG PANJANG SEBUAH LUKA Aku adalah luka yang bernama Rahasia. Aku lahir dari kebisuan, tumbuh dalam sunyi yang menyesakkan. Setiap malam, aku berbicara kepada bayangan yang terpantul di jendela, bertanya bagaimana cara menjadi sesuatu yang tidak terasa, sesuatu yang bisa hilang tanpa jejak. Tetapi nyatanya, aku adalah noda yang tidak bisa dibersihkan, garis yang tergores di kulit paling dalam. Aku berjalan di antara orang-orang yang mencintai dengan terburu-buru, lalu melupakan dengan lebih cepat. Mereka adalah pemahat-pemahat luka, ukiran yang mereka tinggalkan padaku lebih tajam dari pisau bedah. Aku menyimpan semua ingatan mereka, seperti seorang penjaga museum yang terlalu setia, enggan mengizinkan apa pun menjadi usang. Jika ada yang bertanya tentang rasa sakit, aku akan menjawab dengan sunyi. Karena sakit adalah bahasa yang tidak bisa diterjemahkan, hanya bisa dirasakan. Aku pernah mencoba menguraikannya dalam kata-kata, tapi huruf-huruf itu selalu berakhir menjadi labir...

Luruh dalam waktu,tumbuh dalam cinta) Karya: RR🦏P

 (Luruh dalam waktu,tumbuh dalam cinta) Karya: RR🦏 (Cowok): (Tawa riang pelan) Masih inget nggak... kita dulu mulai dari sapa yang... gugup.... banget.... (Cewek): senyum tipis Inget. Sampai kamu ketik “selamat pagi” dua kalikan, terus bilang... “sinyalnya ngaco”, padahal... (jeda,sebentar) ...padahal kamu cuma panik, kan? (Tawa kecil riang) (Cowok): ketawa kecil, malu-malu Ya... jantungku berisik banget waktu itu. Kayak... dunia tiba-tiba beda. Karena kamu ada di situ. (Cewek): (nada pelan) Kita nggak mulai dari yang megah ya, Cuma warung makan yang bangkunya sedikit miring, kopi sachet dua ribuan, dan... tawa-tawa yang nggak tahu lucunya di mana. (Tawa kecil riang) (Cowok): (Sedikit serius) Tapi selalu... cukup. Gitu ya? (Jeda) Entah kenapa... kamu bikin waktu yang biasa-biasa aja... jadi pengen diulang terus.... (Cewek): (Datar) Soalnya kamu hadir. Bukan sekadar lewat. (Cowok): (Senyum tipis) Kita nggak jatuh cinta kayak di film ya, Nggak ada adegan slow motion... nggak ada bac...