Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

Bahagia bersamamu Bintang / Dilla

Cewek : selamat pagi ayank  Cowok : eh ayank ko.tumben pagi pagi udah sampe sini aja  Cewek : surprise dong ayank  Cowok : hemm pasti ada mau nya kan  Cewek : hehehe  Cowok : tuh kan bener, hayo ayank mau apa  Cewek : Aku mau ayank  Cowok : ko tumben. Ayank manja banget sih hari ini  Cewek :emang ga boleh ya aku manja manja an sama ayank  Cowok : boleh dong sayang  Cewek : ayank tau ngga kenapa aku ke sini pagi pagi  Cowok : engga tau ayank emang kenapa ? Cewek : emmm kasih tau nggak ya  Cowok : oh jadi gitu sekarang mainnya rahasia-rahasiaan segala sama aku ?  Udah mulai belajar bohong ya ayank. Siapa yang ngajarin kamu coba bilang sama aku ? Cewek : beneran mau tau siapa yang ngajarin aku hehee  Cowok : siapa emang ? Cewek: mamah kamu hehee 🤭 Cowok : loh ko mamah sih ? Jangan becanda dong ayank  Cewek : orang aku ke sini disuruh sama mamah kamu week hehehe  kamu tau ngga kenapa aku sampai disuruh datang ...

RAYUAN MESRA PEMBAWA PETAKA Karya: Arief Siddiq Razaan

 Puisi Komedi: Rayuan Mesra Pembawa Petaka RAYUAN MESRA PEMBAWA PETAKA Karya: Arief Siddiq Razaan  Sayang wajahmu sungguh rupawan Seperti rupa tokoh hanoman Titisan Sun Go Kong pembuat keonaran Monyet jantan dengan mata juling jelalatan Sayang suaramu memang eksotis Seperti senandung kentut yang mendesis Meski bau tetap akan terasa romantis Apalagi saat perut mules bikin meringis Sayang matamu begitu bahenol Seperti pesona buah jengkol Ingin rasanya kucungkil sampai protol Sungguh membuat hati seakan koprol Sayang bokongmu terlihat sangat sangkil Seperti dayaguna pantatnya kuda nil Membuat aku jadi terkintil-kintil Kagum meluber seperti hidung penuh upil Sayang gigimu terlihat begitu imut Seperti bentuk gigi-gigi marmut Kokoh laksana karang di tepi laut Meski agak hitam seperti ditumbuhi lumut Sayang kupingmu begitu indah Seperti sepasang kuping gajah Terlihat sangat begitu megah Membuat gelora kalbu kian membuncah Sayang bibirmu keren mencorong Meski jujur saja lumayan monyon...

GUE JOMBLO SETENGAH KOITA rief Siddiq Razaan

Puisi Komedi: Gue Jomblo Setengah Koit     GUE JOMBLO SETENGAH KOIT Karya: Arief Siddiq Razaan  Gue jomblo setengah koit Sibuk cari duit Kerap begadang sampai mata sipit Paling malu-maluin kalau makan pakai sumpit Lebih suka irit tapi bukan berarti pelit Cuma mau nabung sedikit demi sedikit Maklum modal nikah itu rumit Apalagi kalau mau resepsi yang elegan sedikit Butuh dana hingga membuat tabungan limit Tiap malam Minggu perut mules bawaannya pengen minum oralit Lihat orang-orang bawa gebetan jadi terasa sembelit Padahal status hubungan mereka kredit Tapi sombongnya selangit Mengejek jomblo sebagai kaum tuna asmara yang sedang sakit Meski batin ini menjerit Hanya bisa pasrah sembari berjuang secepat mungkin untuk bangkit Jomblo terakreditasi kadaluarsa berperingkat paling elit Terpuruk akibat ejekan tidak laku jelas tindakan  amit-amit Buat apa punya gebetan kerjanya cuma mesum secara eksplisit Lebih baik sendiri dan meniat perubahan secara implisit Cepat atau ...

Jelek Pulang Dulu Sebentar Cerpen karangan : Garis Hitam

 Jelek Pulang Dulu Sebentar Cerpen karangan : Garis Hitam ... Aku masih menangis diliputi kesedihan, langit cerahpun tak sanggup membuatku kembali berseri. Dia si Jelek konyol dan bodoh, mau saja aku salahkan, sebetulnya aku yang seharusnya salah, tapi tetap saja ia yang meminta maaf. Aku masih memeluk kemejanya, aku masih memeluk kaos kesukaannya dan bau badannya masih melekat di setiap serat kain setiap pakaian yang pernah ia kenakan. Sembari menangis meratapi kehilangan yang tak kunjung usai, seakan enggan pergi meninggalkan semua kenangan burukku terhadapnya. Aku adalah Anisa Nurul Husna biasa di sapa icha, orang menganggapku wanita cantik di kampus dengan kepopuleran saat itu, tak khayal aku selalu bergonta-ganti lelaki yang lebih tajir atau lebih ganteng di kampus. Kehidupanku tak lepas dari dunia malam yang seakan menjadi kegiatan rutin setiap waktu setelah kuliah. Aku pasti dijemput dengan mobil mewah saat pergi kemanapun aku mau, belanja ini dan itu tanpa mempersoalkan rib...

Pertikaian di Masa Lalu

Child: (Dialog) Pertikaian di Masa Lalu -Garis Hitam- Langit seakan runtuh. Bilur membilur pada kesunyian jiwa yang semakin rumpang. Tentang sebilah kisah yang terpaksa berakhir mengenaskan. Memintal rindu yang di caci keresahan yang memilukan. Kini, hanya ada kumpulan kecewa yang menggantung lirih di langit-langit harapan yang kemudian gugur bersama janji—serta tujuan yang tak sempat tertuai di pelataran rindu yang kini hanya sebatas angan.  P Ke mana saja sinar yang kucari selama ini?  L Aku ada dalam pertikaian waktumu, serta jelaga kisah-kisah kita yang belum selesai P Sebilah belati menusuk tenggorokanku Menyabitkan goresan pedang di area dadaku Menghantam sebongkah batu besar di atas kepalaku Dan entah kata-kata apa lagi yang bisa kugambarkan Dari pesakitan pilu yang kuterima begitu ikhlas di pinggiran waktu; pada tapal batas yang kian meregas di penjuru rindu Aku ditinggalkan begitu -sangat- mengenaskan Tanpa kabar yang pasti, aku masih berupaya menunggumu hadir; sekali...

LINGKAR LARA ZHAFIR K AKALANKA

 LINGKAR LARA  Lingkar lara kembali menyapa Menguak duka di balik tawa manusia Tentang cinta yang berubah menjadi tinta  Atau rasa yang berakhir menjadi aksara.  Aku kertas putih Dan kau tinta basah Kita pernah menjadi sepasang kasih Sebelum akhirnya seusang kisah.  Aku tanah kering Dan kau embun yang bening Kita pernah tertawa bercanda nyaring Sebelum akhirnya bisu dan saling mengasing.  Tapi di sini, aku masih saja tidak mengerti Mengapa merindumu kini terasa nyeri? Menyengat hati dan ruas-ruas nurani Hingga mungkin mampu menghentikan segala denyut nadi.  Mengapa datang bila akhirnya pergi?  Mengapa berjanji bila akhirnya lari?  Mengapa memeluk bila akhirnya menusuk?  dan mengapa menunjuk bila akhirnya mengutuk?  Aku masih di sini Masih setia membodohi hati  Berpura-pura bahwa kau akan kembali lagi Lagi dan lagi aku menyemai harap yang lagi-lagi hanya melahirkan elegi.  Kau matahari, Yang mampu menerangi tanpa bisa kumil...

Puisi untuk ayah Karya : purple

 Puisi untuk ayah Karya : purple Untuk lelaki tangguh yang kusebut ayah,  Mungkin ucapan terima kasihku tak akan pernah cukup bila dibandingkan dengan apa yang sudah kau berikan padaku,  Mungkin kata maaf tak akan pernah mampu menebus semua torehan luka yang ku beri pada hatimu,  namun aku tetap ingin mengucapkannya,  Ayah, izinkan aku berterimakasih kepadamu yang sudah mau menjagaku, mendidiku, memberikan segala yg kau miliki hanya untukku,  Bahkan jika aku harus memberimu seluruh emas, berlian, bahkan kekayaan duniapun tak akan pernah sepadan dengan kasih sayang kau berikan kepadaku selama ini, Terima kasih ayah,  Karena selalu tersenyum di hadapanku,  Meski sesungguhnya ada beban berat di pundakmu,  Kau selalu kuat meski mata sayumu mulai memiliki banyak sekali lipatan, meski rambutmu mulai berubah warna,  Kau selalu tersenyum, seolah kau tak merasakan sakit, meski bulir-bulir pelu masih tertinggal di dahimu,  Meski binar matamu ...

Bunda Kembali Untukmu Anakku* karya Audrey & Deara

 👧🏻: Untuk apa kau kembali, setelah sekian lama pergi, bahkan sebelum aku mampu melukis kenangan tentang rupa mu, dan tak pernah memberi kesempatan bibir kecilku menyebut kata, bunda Aku tak berharga Aku hanyalah kertas putih yang kini telah kusam dan penuh tinta hitam 👩🏻Salah bunda yang tak memberi warna diantara tulisan yang mengurai kata Hingga semua tersisa sewarna jelaga Bunda kembali Berharap mampu menulis kisah baru di halaman yang belum tersentuh cerita kita Mau kah peri kecilku melengkapi jiwa yang telah hilang separuhnya? 👧🏻Tidak, ini bukan salahmu Tapi waktu yang salah Kau pergi dan kau kembali di waktu yang salah!! 👩🏻Waktu hanya sedikit berperan dalam keliru Jika bunda bisa kembali ke masalalu Takkan bunda biarkan kau terlepas dari pelukanku 👧🏻Tapi kenapa kau dulu meninggalkanku? Kau lebih memilih dia yang tak mengharapkanku Apa aku tak berarti buatmu? 👩🏻Tak berdaya dalam dua pilihan, bukan berarti kau menjadi pilihan kedua Bunda memilih pilihan ketiga Yaitu...

Surat cinta untuk bunda

 Surat cinta untuk bunda Bunda Ini hanyalah sebuah diksi-diksi sederhana yang penuh makna Entah bagaimana aku menyampaikannya Aku bukanlah seorang penyair Aku hanya ingin menyampaikan ungkapan sayangku teruntuk bidadari tak bersayap yang tuhan berikan kepadaku Bunda Jika kata cinta tertata untuk bunda Mungkin takkan cukup mengutip makna Cinta bunda dalam kasih Cinta bunda seiring detak jantung dan denyut nadiku Bahkan cinta bunda lewat amarah Bunda selalu berharap yang terbaik untukku Walau terkadang dengan cara yang tak bisa dicerna logika orang Bunda  Boleh tidak aku merindukanmu ? Merindukan pelukan hangatmu  Merindukan suaramu yang begitu indah ketika kau melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an  Merindukan tawa yang selalu membuatku tersenyum Merindukan pesan-pesan sederhana darimu  Bunda  Boleh tidak aku egois ? Aku tak ingin berbagi kasih sayang bunda jika nantinya aku kehilanganmu lagi Aku tidak ingin sendiri lagi  Sudah cukup bunda meninggalkan aku Bund...

Pesan untuk Ananda Karya : deara

 Pesan untuk Ananda Karya : deara 28 Januari 2020 Nak, Sebelum tuhan meniupkan ruh pada tubuh kecil yang bersemayam dirahim bunda Doa dan harapan yang terbaik telah bunda langitkan Siang malam kau bunda jaga dalam perut bunda Membawamu kemana saja tanpa ada yang mampu menggantikannya  Hingga akhirnya bertaruh nyawa menghadirkan tangisanmu didunia sungguh, nak Ada darah, ada sakit, dan ada tangis disana, tangis dengan air mata bahagia Nak, Mungkin bunda tak pandai merangkai kata Terlalu kaku mengungkap cinta Namun takkan pernah ada yang mampu mencintaimu seperti bunda Ketika kau merasa begitu sempurna menilai kasih bunda Perlu kau tau itu hanya sebagian kecil sayang bunda Saat bunda agak keras menuntutmu mandiri itu semua demi mempersiapkanmu menghadapi dunia yang kian keras dalam perputaran waktunya. Disaat bunda marah atas kesalahan yang kau lakukan, disana ada kecemasan luar biasa dihati bunda, khawatir kau akan tergilas zaman ketika bunda lebih dulu menutup mata Nak, Hati b...

Pikiran Tuhan Sedang Bercanda* tn.zaiin_

 (Aku berdiri di depan jendela kamar, menatap keluar ke arah dunia yang sama sekali tak terlihat peduli.  Suara hujan menjadi latar belakang, tapi dalam hatiku ada badai yang lebih ribut dari apa pun di luar sana.)   Tuhan, bolehkah aku bertanya?  Atau, mungkin lebih tepatnya, bolehkah aku marah? Karena jujur saja, aku mulai merasa bahwa Kau menciptakan aku... dengan niat bercanda.   Apa Kau sedang bosan waktu itu, Tuhan?  Apa aku hanya eksperimen kecil di tengah semesta yang Kau bangun?  Kau lihat tubuhku—ah, tidak usah jauh-jauh ke sana—Kau lihat diriku, lengkap dengan segala kekurangan yang Kau tanamkan?  Apakah saat Kau membentukku, Kau sedang menertawakan ide-ide itu sambil berkata,  "Mari kita lihat, apa jadinya jika Aku buat sesuatu yang tidak selesai?"   Aku dilahirkan dengan harapan, ya.  Semua manusia katanya dilahirkan dengan tujuan, dengan jalan hidup yang sudah Kau rancang.  Tapi jujur, apa Kau benar...

NASKAH DIALOG: JIKA TUHAN MAHA TAHU MENGAPA MEMBUAT SESEORANG JATUH CINTA DENGAN YANG BEDA AGAMA Karya: Arief Siddiq Razaan

 NASKAH DIALOG: JIKA TUHAN MAHA TAHU MENGAPA MEMBUAT SESEORANG JATUH CINTA DENGAN YANG BEDA AGAMA Karya: Arief Siddiq Razaan  Cewek: "Jika Tuhan itu Maha Tahu, mengapa membuat seseorang jatuh cinta dengan yang beda agama?" Cowok: "Mungkin kamu lupa, Tuhan itu sesuai prasangka hamba-Nya. Dari pernyataanmu tadi, aku justru meragukan keyakinanmu menyangkut Tuhan itu Maha Tahu. Sehingga, kamu membohongi hati nuranimu, tempat keimananmu terhadap Tuhan. Kebohongan yang direncanakan, yakni membohongi Tuhan menyangkut nafsu terhadap lawan jenis." Cewek: "Aku tidak paham apa maksud ucapanmu. Bisa disederhanakan tidak?" Cowok: "Kamu yakin Tuhan itu Maha Tahu?" Cewek: "Tentu, tentu saja aku sangat yakin." Cowok: "Kalau kamu yakin, mengapa kamu menjalin hubungan dengan seseorang yang beda agama padahal Tuhan sudah melarang, bahkan nekat ingin menikah dengan orang itu? Ini berarti kamu yang tidak mau tahu meski Tuhan sudah memberi tahumu lewat ...

PENGADUAN PEREMPUAN PENJUAL KELAMIN

 PENGADUAN PEREMPUAN PENJUAL KELAMIN Karya: Dani Sukma AS Dan dalam diam, deru dadaku deburkan ayatayat-Mu Tuhan! Ini kali pertama kurimbunkan dedaun airmata di reranting takbir-takbir-Mu di dedahan zikir-zikir-Mu di bebatang takbir-takbir-Mu di akar asma-asma-Mu Tuhan! Bismillahirrahmanirrahim… bukan semata kujatuhkan sujud dalam insyafku. Sama sekali bukan! aku jatuhkan sujud karena keinsyafan telah menghamiliku telah menitiskan benih-benih-Mu dalam rahim taubatku telah tuntaskan libido hidayah-Mu dalam kelamin kalbuku setelah kemarin, bahkan kemarin lalu aku bercumbu dalam dosa-dosaku dan alpa nama-Mu Tuhan! Astaqfirullahaladzim… masih bergulat dalam pikirku saat kujual sebenar-benarnya kelaminku demi menutupi mulut-mulut anakku setelah suamiku memberikan kelaminnya pada perempuan lain, lalu berlalu tinggalkan aku di kedalaman luka di gelombang duka di samudera airmata hingga hidup dan kehidupan berada dalam pacuan keputus asaan oi, teramat dalam kepedihan kurasakan Tuhan! Na'ud...

Pernahkah Sepiku Menjadi Kesepianmu? Karya: Arief Siddiq Razaan

 Pernahkah Sepiku Menjadi Kesepianmu? Karya: Arief Siddiq Razaan Pernahkan sepiku menjadi kesepianmu, lalu kita sama-sama saling membutuhkan satu sama lain? Pernahkah lukaku menjadi lukamu, lalu kita sama-sama saling merasakan perihnya merindukan satu sama lain? Pernahkah doaku menjadi doamu, lalu sama-sama meyakinkan Tuhan bahwa tidak ingin terpisahkan satu sama lain? Bisa jadi, mengapa kita sibuk menyalahkan sebab perasaan kita masih belum seiring sejalan satu sama lain Bisa jadi, mengapa kita sibuk bertengkar karena belum merasa saling membutuhkan satu sama lain Bisa jadi, mengapa kualitas hubungan kita tidak meningkat karena lupa mendoakan satu sama lain Aku mencintaimu, sebab itu mari bermusyawarah dari hati ke hati perihal keinginan satu sama lain Aku hanya punya satu keinginan, perbaiki hubungan kita dengan niat yang tulus membahagiakan satu sama lain Sebab, aku mencintaimu bukan hanya untuk hari ini, hari kemarin atau hari-hari yang akan datang Tetapi aku mencintaimu sebelu...

Ini Tentang Rindu Karya: Arief Siddiq Razaan

 Ini Tentang Rindu Karya: Arief Siddiq Razaan  Ini tentang rindu. Katamu, "Rindu ialah bahasa dari Tuhan untuk menerjemahkan perasaan cinta yang paling dalam." Hanya saja, setiap merindu selalu saja ada yang datang dari arah kesedihan: sebut saja itu kesepian. Kita dipilih Tuhan untuk diuji oleh jarak, tetapi masih meneguh cinta dan membersamai dalam doa meski kadangkala harus meneteskan air mata. Pada akhirnya kita sepaham bahwa jarak ialah pintu memasuki kesetiaan, tempat menghuni ketulusan kasih sayang dalam kesadaran tabah menjaga diri demi seseorang yang sudah dipilih sebagai kecintaan. Aku di sini, kamu di sana. Kita boleh jauh di mata, tetapi selalu dekat dalam ingatan paling mesra. Perihal kebersamaan dan hari-hari yang kita lalui berdua dalam romantisme asmara. Mencintaimu membuatku semakin kuat mengatasi sunyi. Kugaduhkan hati dengan kesanggupan untuk menyetia sepenuh sanubari, sebab dalam yakinku kita akan bertemu di saat yang tepat dengan getaran cinta yang paling...

Pada Hujan Aku Menyedekap Rindu Karya: Arief Siddiq Razaan

 Pada Hujan Aku Menyedekap Rindu Karya: Arief Siddiq Razaan  Pada hujan aku menyedekap rindu lalu bergelayut mesra di dada gerimis. Mendengar degup jantung doa sembari berharap kesepian yang mendiami hati dapat kutulis menjadi puisi tepat di jantungmu. Agar engkau mengerti mencintaimu menjadi jalan pulang menuju suara yang semakna dengan percakapan cinta. Hujan ialah tentangmu. Datang terlambat, lalu bergegas pergi, padahal kita belum sempat menjenguk anasir rasa. Adakah kita sama-sama jatuh cinta, atau aku yang terlalu gegabah memasuki matamu hingga tersesat di dalamnya? Bagiku, hujan ialah percumbuan cinta yang paling sempurna, dan menikahi gerimis serupa berpeluk kenangan yang paling gigil, membasah di hati cuaca. Mengingatmu dalam pelukan hujan membuatku semakin jatuh cinta. Ada yang tergenang di dada; harapan dan impian untuk menyatukan debar kita, menjadi satu kesatuan jiwa yang paling mesra. Dalam tetes hujan, kutemukan adamu dalam bahasa air mata. Begitu menulus jiwa d...

Belajarlah Untuk Melupakanku Karya: Arief Siddiq Razaan

 Belajarlah Untuk Melupakanku Karya: Arief Siddiq Razaan Jangan mencariku lagi, sebab aku telah ditemukan orang lain. Dulu, saat dirimu menemukanku tak sedikitpun ada niatmu memilikiku, kini setelah aku dimiliki orang lain mengapa dirimu seakan peduli dan merasa berhak memiliki. Pahamilah, cinta itu bukan tentang siapa yang pertama kali datang, tetapi tentang siapa yang berani mengajukan diri untuk memberikan kasih sayang. Jangan merusak kebahagiaanku, sebab dirimu berhak menemukan kebahagiaan dari yang lain.  Sama sepertiku dulu, ketika menyadari bahwa tak ada kepedulian darimu, maka kucoba membuka hati bagi siapa yang benar-benar peduli padaku.  Sampai akhirnya dia datang untuk memperjuangkanku sebagai kecintaan. Kini, kesanggupan untuk 'saling memiliki' di antara kami telah bertumbuh kembang. Cobalah menerima kenyataan, agar hidupmu bisa berdamai dengan kekalahan. Kemenangan terbesar dalam cinta itu mengikhlaskan.  Ikhlas merelakan orang yang dicintainya berbahagi...

Kukirim Ingatan Perihal Dusta yang Paling Tikam Karya: Arief Siddiq Razaan

 Kukirim Ingatan Perihal Dusta yang Paling Tikam Karya: Arief Siddiq Razaan  Kukirim ingatan, perihal dusta yang paling tikam Hari-hari membilang kelam, maut rindu menjantung kesakitan Aku-kau, seamin tapi tidak seiman Bertemu bukan untuk bersatu, sekadar menatap bukan untuk menetap Sebab cinta kita sebuah musibah, sekadar singgah dan tak bisa berakhir dengan indah Selamat tinggal, mari memastikan untuk sama-sama sembuh Setelah menandai tahi lalat di tubuh, kita sadar penyatuan kelamin itu mimpi terjauh Mari tak usah saling jamah, sebab senggama terindah hanya ada setelah menikah Bukan sekadar suka sama suka, padahal cinta beda agama Hingga aib jika harus membina hubungan rumah tangga  Kita sama-sama tahu, rasa cinta telah membatu Tetapi harus kita pecahkan, sebab pantang memusuhi Tuhan Aku mengucap syahadat, kamu dibaptis oleh jemaat Jadi mari kita berpisah dengan penuh rasa hormat Agar keimanan tidak runtuh, hanya karena syahwat yang bergemuruh  Percayalah, suatu k...

Patah Hati yang Kuciptakan Sendiri Karya: Arief Siddiq Razaan

 Patah Hati yang Kuciptakan Sendiri Karya: Arief Siddiq Razaan  mencintaimu merupakan patah hati yang kuciptakan sendiri, sebab dirimu sebatas hadir yang tak mungkin menjadi takdir kita seamin namun tidak seiman, jika menikah sama saja menikam tuhan aku tak ingin, persetubuhan menjadi pembunuhan keimanan yang sedari lahir sudah hidup dalam dadaku kita bertemu tetapi tidak dapat bersatu, dan aku menyadari kebodohanku tetapi setidaknya aku jujur pada perasaanku, bahwa dirimu satu-satunya yang bisa membuatku jatuh cinta tetapi maaf, hanya sebatas mencintai tanpa keinginan untuk memiliki  biarkan imanku dan imanmu utuh, sebab tuhan  lebih mulia daripada alat kelamin yang kita punya dan ingin disalurkan dalam senggama maaf, sayang ... di luar sana, mungkin ada orang-orang dungu yang berpindah agama hanya karena nafsu kuharap kita tidak seperti itu, karena perempuan baik-baik hanya untuk laki-laki yang baik-baik  jika aku pindah agama hanya karena sebongkah benda di s...

Suatu Ketika Nanti Karya: Arief Siddiq Razaan

 Suatu Ketika Nanti Karya: Arief Siddiq Razaan  Suatu ketika nanti Saat langit kehilangan hujan Matahari kehilangan cahaya Bunga kehilangan wangi Kuharap aku tak pernah kehilangan harapan untuk memuliakanmu dengan cinta Meski pada akhirnya Tuhan menghilangkanmu sekali pun  Aku tetap ingin mencintaimu dalam doa Dengan harapan, kamu bisa dikembalikan untuk menemaniku selama-lamanya Entah di kehidupan saat ini, atau kehidupan yang akan datang aku tetap mencintaimu Bukan karena aku tak bisa hidup tanpamu Tetapi karena aku telah memilihmu dari hati yang paling tulus Hati tempat keberadaan iman, tempat terbaik mengabdi pada Tuhan Sehingga meletakkan adamu dalam hatiku juga bagian dari ibadahku dalam mencinta atas dasar keimanan Mencintaimu adalah sebagian dari imanku Sebuah keyakinan, bahwa Tuhan menghadirkanmu di sisiku untuk kumuliakan dengan keseluruhan kasih, sayang, rindu dan kesetiaan Suatu ketika nanti Saat bunga kehilangan wangi Matahari kehilangan cahaya Langit kehilan...

Malapetaka Negara Abakadabra Karya: Arief Siddiq Razaan

 Malapetaka Negara Abakadabra Karya: Arief Siddiq Razaan Simsalabim abakadabra, bapaknya jin anak-menantu disulap jadi raja Sihir sandera politik dijadikan senjata, para ketua dijadikan balita Ditakut-takuti masuk botol kaca, mampuslah kedaulatan negara Diinjak-injak makhluk iblis bertopengkan dewa Yang disembah oleh manusia-manusia buta Simsalabim abakadabra, bapaknya jin cungkring tapi rakus tiada tara Anak-menantu dilatih jadi genderuwo dan begu ganjang di atas singgasana  Belum cukup umur sudah diberi mahkota raja, sebab ada paman kolor ijo yang mengaturnya Semua bisa diatur dengan sihir sakti mandraguna Dari yang mustahil menjadi nyata, tiada yang dapat menghentikannya Simsalabim abakadabra, segala jin, segala setan, begu ganjang, kolor ijo yang berjubah raja-raja Bagi mereka, rakyat kecil hanya tumbal untuk memuaskan syahwat berkuasa  Keadilan dikangkangi, kemanusiaan dikencingi, para dedemit yang menjelma pemimpin bangsa Sogok menyogok sudah biasa, janji dikoar hin...

Sembunyi Bukan Pilihan Karya: Arief Siddiq Razaan

 Sembunyi Bukan Pilihan Karya: Arief Siddiq Razaan  ibu, ada yang tumbuh di sela-sela hujan pagi ini     : kenangan tentang kepergian       juga luka saban pagi-malam   seperti almanak, aku mencatat epitaf-epitaf kehilangan di pemberadaan perih segalanya semakin berat, bu... setelah keberangkatan, jalanan penuh airmata jika istirahat, semua hunian telah penuh amarah di kota ini, dadaku dipenuhi asap; nilai kemanusiaan telah dibakar dengan biadab membuat segala kutuk dan amuk menyesak ibu, ada yang tumbuh di sela hujan pagi ini    : duka yang jadi dongeng pengantar tidur      tentang pinokio jadi penguasa      puan-puan jelmaan ular berbisa      keliaran di mana-mana di sini harapan telah jadi impian paling jantung mendegup saban waktu, sampai mati bertubi di khianati tabib di rumah kebangsaan mereka dewan yang jadi setan-setan pembantai aku sebenarnya takut, bu... tetapi sembunyi bukan pilihan...

Bersuaralah, Nak Karya: Arief Siddiq Razaan

 Bersuaralah, Nak Karya: Arief Siddiq Razaan bersuaralah, nak sawah ladang tergadai hidup susah tak kunjung selesai para penguasa sibuk bagi-bagi roti untuk mengenyangkan perut sendiri di perut penguasa ada kue dari adonan air mata rakyat kecil dengan seluruh harapan yang dipatahkan oleh keserakahan, kepicikan, kebusukan kemudian perih rintih rakyat jadi tahi di jamban-jamban rumah mereka bagi penguasa laknat kesedihan rakyat itu sekadar komedi bahan guyonan pelepas penat saat sedang bermufakat jahat di gedung-gedung pemerintahan  yang disulap jadi arena sirkus dagelan politik dilakonkan begitu mahir sampai lupa mereka itu pemikir atau penyihir tuntunan sudah berubah jadi tontonan dengan peran antagonis paling dominan bermain akrobat dengan lagak pejabat padahal tabiat penjahat paling keparat bersuaralah, nak di jalan-jalan sebab televisi sudah pesanan hanya komoditas melanggengkan kekuasaan meski suaramu dipukul angin boleh jadi Tuhan mendengar sepenuh yakin agar para penguas...

Jarak Ialah Bahasa Tuhan untuk Memahamkan Kesetiaan Karya: Arief Siddiq Razaan

 Jarak Ialah Bahasa Tuhan untuk Memahamkan Kesetiaan Karya: Arief Siddiq Razaan  Aku selalu percaya, jarak ialah bahasa Tuhan untuk memahamkan kesetiaan sebab sebagai penulis aku banyak belajar dari spasi, sebuah jeda dalam aksara.  “Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?” [*] Begitu pula tentang perasaanku padamu, sejauh apa pun Allah memberi jarak, aku percaya suatu ketika kamu akan datang. Bukankah manusia tidak punya wewenang mempercepat atau memperlambat kedatangan jodoh? Aku percaya, di suatu tempat yang saat ini masih belum kuketahui, Allah sedang menjagamu. Dia sengaja menciptakan jarak karena sadar baik aku maupun kamu belum saatnya dipertemukan untuk jatuh cinta. Oleh sebab itu, aku setia pada janji-Nya bahwa setiap makhluk diciptakan berpasang-pasangan sehingga bila Allah menyediakan alasan jatuh cin...

Palestina, Apa Kabarmu? Karya: Arief Siddiq Razaan

 Palestina, Apa Kabarmu? Karya: Arief Siddiq Razaan  palestina apa kabarmu? apakah serpihan daging manusia masih menebarkan aroma surga? ketika teriakan Allahu Akbar memunggungi ketakutan dari kematian yang mengudara setiap waktu palestina apa kabarmu? kudengar ribuan jiwa dinikahi maut, dan kalian merayakan tanpa rasa takut, sebab menjaga Masjidil Aqsha menjadi jihad fisabilillah meski harus dipenuhi aroma darah palestina apa kabarmu? apakah jerit-tangis bocah yang melihat tubuh ibu-bapaknya hancur  di depan mata sudah sampai di dada se-iman, se-Islam di segenap penjuru dunia?  palestina apa kabarmu? apa kabarmu palestina! ketika kami sibuk berdebat dinasti politik, adakah mulut kalian masih fasih berucap la illaha ilaallah muhammadarasulallah di antara suara letusan senapan dan ledakan bom palestina apa kabarmu? apa kabarmu palestina! mungkinkah ketika kami datang, justru akan kami temukan potongan bibir kalian di antara reruntuhan gedung, di antara tumpukan jasad,...

Lupakan Bumi Lahir Karya: Arief Siddiq Razaan

 Lupakan Bumi Lahir Karya: Arief Siddiq Razaan  Lupakan bumi lahir: jika ingatan perihal belukar dukacita yang hadir, dan hari-hari perkabungan jadi bunga kesedihan, memekarkan air mata. Hingga peziarah yang menisbatkan sunyi, menjadi alasan untuk pengasingan. Ke kota yang jauh, sampai beribu-ribu atma pilu jadi catatan sendu pada epitaf kekalahan. Lupakan bumi lahir: jika mulut-mulut mereka merapal kesumat maut, beberapa mantera nyinyir yang paling sihir diulang-ulang. Hingga setiap mata yang menatap jadi sebilah pisau yang sayat. Hunjam hati elegi dengan khianat sampai sekarat. Lupakan bumi lahir: jika wajah-wajah penuh topeng, jadi lihai akrobatik munafik. Mereka yang di depanmu berangguk setuju, di belakangmu meludah sebagai penanda iblis.  Jiwa-jiwa terkutuk yang hidup dalam nama dusta namun berjubah kemanusiaan. Lupakan bumi lahir: jika dengan pergi kamu dapat tumbuh semakin kuat. Sebab, rasa sakit yang paling hebat itu diciptakan oleh sahabat terdekat yang khianat,...

Ia Pamit Menuju Pemberadaan Kenang Karya: Arief Siddiq Razaan

 Ia Pamit Menuju Pemberadaan Kenang Karya: Arief Siddiq Razaan  ia pamit: menuju pemberadaan kenang, kemudian segala cinta pun terbang. doa dipeluk tuhan, menjadi ritual paling sembahyang. di dalam diam yang panjang.  di subuh yang luruh, langit mengabarkan perih yang lirih: seseorang telah menunaikan istirahat dari segala penat setelah pamit. di jantung peradaban, menandai degup kata dengan seribu puisi sebab sebelum menutup mata ia lahir dengan garis takdir sebagai penyair. pagi gigil, jiwanya membaca puisi di sisi tuhan: sajak hati yang mencatat perihal waktu; tunggu; juga rindu, setelah cinta dan air mata disemayupkan di surga sebagai perkabungan yang agung oleh sebuah nama sayang damailah di sisi tuhan. Medan, Juli 2024

Untuk Sebuah Kepergian Karya: Arief Siddiq Razaan

 Untuk Sebuah Kepergian Karya: Arief Siddiq Razaan  cinta selalu berbicara tentang kedatangan dan kepergian memberadakan kemudian meniadakan butuh lebih dari ikhlas untuk sebuah kepergian sebab usaha melupakan butuh kesadaran ada kenangan indah yang pelan-pelan mesti dihapus dari ingatan tentang kebersamaan kita tentang pertengkaran yang disederhanakan karena saling cinta terimakasih untuk hari-hari penuh rindu  meski akhirnya harus jadi air mata namun segala masa lalu di antara kita begitu berharga ini bukan akhir, sebab kita harus melanjutkan perjalanan  meski berbeda arah, semoga kita dikuatkan Tuhan  mari saling mendoakan  mari saling mengikhlaskan agar hati bisa berdamai dengan kekalahan Medan, Juli 2024

Perihal Mengingat Pertemuan Karya: Arief Siddiq Razaan

 Perihal Mengingat Pertemuan Karya: Arief Siddiq Razaan  setelah sepi: kita mengingat pertemuan sebagai kebangkitan kenang. sementara kepala penuh dengan hilir mudik kesedihan. sesekali senyum menyapa meski terpaksa, sebab hati menyediakan ruang pesakitan. di sebuah doa yang tergesa diberangkatkan: membilang amin dengan rintih batin. segala yang terdogma menjadi ode perihal meluka dan terluka, sebelum akhirnya dikalahkan keadaan. berjenak saja, aku ingin bicara: tentang mencintai tak harus memiliki, meski sebenarnya kosakataku hanya terbatas pada 'perih-rintih; duka-luka' yang pada akhirnya jadi anucara setelah segala sesuatunya disalibkan. selamat tinggal: biarlah almanak yang mencatat pulang hilang, karena jejakmu telah menapak ke hati yang lain. sebab nyatanya di dadaku, kamu singgah tapi tak sungguh. Jambi, Juli 2024

Kopi, Suatu Hari dan Cerita-cerita yang Tak Selesai dituliskan Karya: Arief Siddiq Razaan

 Kopi, Suatu Hari dan Cerita-cerita yang Tak Selesai dituliskan Karya: Arief Siddiq Razaan  almanak mengembalikan kenang: kesedihan dipulangkan dengan tergesa di sebuah hati, bahagia disalibkan tanpa upacara sementara doa-doa yang menjantung firman, mendegupkan ritus kekalahan dan aku masih menubuh pada sendu, sebuah kebangkitan rasa sakit atas nama kita  setelah pisah, lonceng gereja jadi pengingat untuk menabah segala tetapi meski membilang ingin, nyatanya teduh batin hanya sebatas angin kita menjadi asing dan mengasingkan, kemudian aku menikmati ingatan perihal malam-malam yang kita lewati dalam kesediaan membersamai meski ternodai berpikir menamatkan rindu hanya berminggu, tetapi mewindu ini hati masih saja ngilu cerita tentang kita tak pernah sebenar-benarnya selesai, aku terpuruk dan terkulai menghapus air mata yang berderai sedangkan hari-hari seperti yudas, menyuguhkan anggur khianat malam ini, kuteguk kopi dengan segala gelisah  kumulai membuat dongeng tenta...

Biar Kupuisikan Tubuhmu Dengan Tubuhku Karya: Arief Siddiq Razaan

 Biar Kupuisikan Tubuhmu Dengan Tubuhku Karya: Arief Siddiq Razaan biar kupuisikan matamu dengan mataku, agar kita bisa membahasakan rindu dengan ketulusan kasih di relung kalbu biar kupuisikan telingamu dengan telingaku, agar bait-bait kasih mengalun begitu merdu sebagai kemesraan yang paling syahdu biar kupuisikan hatimu dengan hatiku, agar kosakata cinta menjelma estetika sepanjang waktu dengan sedia setia selalu biar kupuisikan jantungmu dengan jantungku, agar segala diksi mencipta romansa sebagai pandu yang menuntun setiap jejak langkah romansa menuju arah hidupmu biar kupuisikan bibirmu dengan bibirku, agar sajak-sajak sayang selalu indah menggema di segala penjuru serupa senandung lagu biar kupuisikan tanganmu dengan tanganku, agar kesadaran sabar kuat mengakar dalam pikirku menjadi akal budi yang menyantunkan ikhtiar sehidup-sesurga atas namamu biar kupuisikan kakimu dengan kakiku, agar menyurat kemesraan syair-syair merdu menjadi dendang peneduh di kala lesu biar kupuisika...

Topeng Karya: Arief Siddiq Razaan

 Topeng Karya: Arief Siddiq Razaan  ia berulangkali tersenyum demi menghargai  para pahlawan kesiangan yang lahir dari kepala batu sejak hati nurani jadi babi-babi yang dinisbahkan atas nama saudara serahim walau tak senasib sepenanggungan berulangkali ia mengelus dadanya setelah kehilangan muka yang digadaikan saudara-saudaranya di ladang yang ditanami rasa hormat palsu sebab harta ialah berhala yang mengabulkan keinginan pendosa untuk memutuskan tali silaturahmi di pesakitan hati yang memar ia berkabar pada sekawanan gagak yang mematuk jasad keharmonisan setelah membusuk di rawa ketidakpedulian sebab ingatan masa lalu hanyalah dongeng yang menumbuhkan luka melahirkan dogma karma paling mahaduka monyet, anjing, taik kucing! sampai kapan bibir dipaksa tertawa seolah baik-baik saja padahal nyatanya dadanya dipenuhi elegi yang mendarah saban hari sebagai pembangkitan nestapa yang memenuhi air mata dengan cerita rintih tak habis-habisnya selamat tinggal biarkan ia mati sebag...

Untuk Seseorang Yang Patah Hati Karya: Arief Siddiq Razaan

 Untuk Seseorang Yang Patah Hati Karya: Arief Siddiq Razaan  Sudahlah, tidak perlu memaksakan diri.  Ada saatnya kamu melepaskan, ada waktunya kamu mengikhlaskan. Setidaknya sudah berusaha. Jadi tersenyumlah untuk kekalahanmu. Boleh jadi kedatangan disudahi kepergian, maka kamu harus pergi secara baik-baik. Pamitlah dengan rasa hormat, untuk sebuah perpisahan indah. Sampaikan salam untuk pendamping barunya sembari berkata, "Tolong berikan ia kebahagiaan yang mungkin belum didapatnya dariku". Setelah itu, mulailah berdoa dengan tekun agar keselamatan dan kebaikan membersamai mereka dalam cinta. Kamu harus sadar, janji kadang tidak ditepati. Ia berjanji membersamaimu, tetapi dia tak bahagia saat bersamamu. Jadi, lepaskanlah dengan hati yang tulus agar Tuhan menyembuhkan perasaanmu yang terluka dengan memampukan ikhlas. Sebuah bentuk kesabaran hati untuk memahami, "Cinta tak harus memiliki". Perpisahan memang menyakitkan, tetapi mempertahankan hubungan tanpa ada rasa c...

Keberangkatan Menuju Arah Kesedihan Karya: Arief Siddiq Razaan

 Keberangkatan Menuju Arah Kesedihan Karya: Arief Siddiq Razaan ini tentang pergi, sebuah keberangkatan menuju arah kesedihan: di jalanan, luka-luka menjelma kendaraan, hilir mudik sebagai pengantar kecamuk paling pisau, menikam dadaku hingga nyeri disalibkan atas nama tuhan sementara khotbah-khotbah yang disampaikan angin telah jadi cerita-cerita perihal anggur: minumlah, katanya di antara harap yang lesap oleh segala risau, dan kuteguk rindu untuk melupakan derita barangkali hari-hari hanya sekadar pesakitan, tunggu yang membatu pilu, altar-altar menjadi saksi atas pengakuan dosa dari ujung rambut sampai ujung kaki, sementara gelegak batin menjadi kesumat yang tak main-main berjenak saja, aku ingin kembali setelah pergi menjadi pisah kini kuharap temu menjelma satu, walau entah masih sama seperti dahulu atau pun tidak, sekurang-kurangnya tiada mendustai janji bahwa jika letih mesti memulangkan air mata Jambi, Oktober 2024

Bertahan atau Ikhlaskan Karya : Arief Siddiq Razaan

 Bertahan atau Ikhlaskan Karya : Arief Siddiq Razaan melepasmu bukan karena aku tak mencintaimu, tetapi sadar dalam urusan cinta hanya ada dua pilihan bertahan atau ikhlaskan selama ini, menahun sudah aku bertahan mempercayaimu, namun kepercayaan yang kuberikan justru kamu sia-siakan selama ini, berulang kali kuberi kesempatan untuk membuat hubungan kita berkembang namun tidak sesuai harapan selama ini, kata-katamu kujadikan pedoman, tetapi semakin banyak berkata justru semakin sedikit mewujud dalam perbuatan selama ini, kamu berkata beri kesempatan  meraih sukses dalam kerja, lalu timbul tanya bila kita menikah apakah menutup jalan kesuksesan? selama ini, berbicara tentang moral dan mental, tetapi kamu lupa bahwa tindakan menunda menikah justru tindakan tak bermoral karena mental yang kekanak-kekanakan kini, aku belajar mengikhlaskan daripada terlalu lama jadi pesakitan cinta yang menyedihkan kini, aku belajar melupakan daripada mengingatmu setiap waktu tapi ingatanku hanya s...

BIARKAN JIWA KAMI BERBUAH SURGA YAA RASULALLAH Karya: Arief Siddiq Razaan

 BIARKAN JIWA KAMI BERBUAH SURGA YAA RASULALLAH  Karya: Arief Siddiq Razaan  Di tubuh semesta, engkau menjantung degupkan cinta luhur dan suci Doa-doa menengadah sedari petang hingga  pagi Memohon sepenuh takzim kepada Illahi Rabbi  Agar Al-Quran sampai kepada kami Agar shalat dan tauhid memenuhi iman di dada kami Sebuah jalan ampunan menuju fitrah insani Demi bekal menuju alam kehidupan kekal abadi Di tubuh semesta, engkau mewujud hati peradaban islami Tempat bermukim sidik, amanah, fathonah, dan tablig sebagai anutan peneguh nurani Di bibirmu beribu kalam Allah mewangi kesturi Di takbirmu beribu jihad demi Allah agar jahiliah tiada lagi Demi kami agar tak terzalimi Demi kami agar tak diperdaya fitnah Dajjal yang merusak tatanan duniawi Di tubuh semesta, engkau mata yang menatap ke dalam samudera firdaus Illahi Rabbi Pada palung syafaatmu, biarkan kami tafakuri Pada relung amalanmu, biarkan kami insyafi Perihal menjadi sebenar-benarnya manusia selaku kafilah-ka...